Chapter 6

13 9 4
                                    


Saat dimeja makan, tidak ada yang berbicara, semuanya sibuk dengan makan malamnya. Hanya ada suara gemercik alat makan.

Semenjak menerima telpon tadi, Andrew tampak terus melamun, seperti tidak selera makan dan hanya memakan beberapa suap, padahal yang lainnya sudah nyaris habis.

Ariull yang duduk berdampingan dengan Andrew terus memerhatikan Andrew tanpa ia sadari.

"Why ayah? Ada masalah? Ayah sakit?" tanya Ariull khawatir seraya memegang dan mengelus lembut pundak tangan Andrew.

Andrew sedikit tersentak dengan pertanyaan dari Ariull, membuyarkan lamunannya sedari dari. Andrew pun menoleh, berusaha mengubur kecemasannya. Andrew membalas elusan tangan Ariull dengan tangan kirinya, tangan mereka bertumpuk saling menenangkan dan memberi kekuatan.

"Bagaimana aku bisa sakit jika disampingku selalu ada obat penyembuhku?" jawab Andrew lembut. Ariull mengulas senyum lembut, Andrew selalu mengelak perihal ini.

Semuanya serentak berhenti makan, menoleh dan memerhatikan percakapan tersebut.

"What wrong? " tanya Ariull lagi. Andrew menghela napas berat, sulit untuk menyembunyikan kekhawatirannya lagi.

"Di California, pengedar narkoba kelas atas beroperasi kembali, padahal 3 bulan lalu sudah dijebloskan ke penjara. Ia juga seorang tahanan negara." jawab Andrew sedikit berbohong.

Ariull mengangguk paham,mencoba mengerti pikiran Andrew saat ini, karena ini juga salah satu dari tugasnya, pikir Ariull.

"Om bakal ke Amerika lagi?" tanya Arthur penasaran.

"I don't know, I just returned to Indonesia after two years. Maybe I will stay here for a while. Termasuk mengantar Ariull ke sekolah " jawab Andrew santai.

Senyum terbit di wajah mereka. Jika sudah membicarakan sekolah, mungkin Ariull akan menetap lagi disini? Di Indonesia? Tempatnya Ariull untuk pulang.

"Baiklah anak-anak, aku istirahat lebih dulu. Don't stay awake nak! Because, tomorrow is us will return to Jakarta." ucapnya sambil melenggang meninggalkan meja makan.

"YEAYYY! ".

"Ayah? Ari jadi pindah ke sekolahnya Gabie? ", kali ini pertanyaan dari Ariull. Andrew menghentikan langkahnya, menatap sorot mata Ariull yang penuh harapan, ia ingin menikmati masa remaja menuju dewasanya dengan tenang, tanpa gangguan apapun.

Andrew mengangguk,lalu meninggalkan keributan itu. "

Sontak membuat keenamnya bersorak ria.

"YEAYY, AKHIRNYA SATU SEKOLAH LAGI! " , Gabie bersorak heboh dengan meloncat-loncat sambil memeluk Ariull. Geral, Bias dan Skyles tidak kalah heboh, mereka bertos ria dengan gaya yang aneh, beradu dada dan kaki.

"Finally, Ari bakal satu kelas sama gue!" imbuh Bias dengan percaya dirinya. Seketika gemuruh sorak itu tiba-tiba senyap, mencerna apa yang Bias katakan tadi.

"HAH? " , beo mereka kompak. Sementara Ariull hanya terkekeh dan Bias mengganguk cepat dengan antusias.

"Kata siapa lo?" sungut Gabie tak terima.

"KATA GUE LAHH!"

"IDIHH"

"NGAKU-NGAKU, GUE BOGEM LO! "

"PEDE BANGET LO KETEK ANOA."

"Gue yakin si Ari nya gamau."

"Kasian si Ari."

Begitulah kata-kata pedas dari mereka. Bias hanya memasang wajah datar, memicingkan matanya dan merilik mereka satu per satu.

"Pilihan ada di Ari, hak dia buat milih," ucap Arthur. Arthur menghampiri Ariull dan mengusap kepalanya lembut. Arthur hanya tersenyum, lalu meninggalkan kericuhan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The BlackAvioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang