DUA PULUH DUA

292 61 47
                                    

Happy reading!!!

Vino membuka ponselnya. Ia menepuk jidatnya. Bisa-bisanya ia lupa kalau hari ini ia ada janji dengan Zefana. Pasti gadis itu sudah menunggunya sedari tadi.

Laki-laki itu pun segera mengambil jaketnya yang tergeletak di sofa lalu memakainya. Setelah itu ia segera beranjak dari duduknya.

"Mau kemana Lo?" Tanya Angga.

"Ada urusan bentar."

"Aelah sok sibuk Lo bos."

****

Kini mereka tengah berada di Gramedia untuk menemani Zefana yang katanya ingin membeli buku. Sebenarnya Gadis itu sudah mengajaknya dari kemarin-kemarin. Tapi karena waktu itu ia masih sibuk mengurus kasus teror jadi baru hari ini ia bisa menemaninya.

Gadis itu kegirangan saat banyak novel yang ia suka tersedia di Gramedia. Dengan cepat ia mengambilnya dan memasukkan ke dalam keranjang.

Vino mengamati wajah gadis itu yang nampak sangat bahagia. Ntah kenapa hatinya ikut bahagia melihatnya.

"Udah? Betewe Banyak amat beli bukunya" ujar vino.

"Hehe biasalah gua kan pecinta novel sama wattpad" balasnya.

"Yaudah deh. Sini biar gua aja yang bawa keranjangnya" Vino mengambil alih keranjangnya membuat Zefa menatapnya kesal.

"Gua aja yang bawa" rengek Gadis itu.

Vino menggeleng tegas. "No no no gua aja yang bawa. Entar kalo Lo yang bawa jatuh sama keranjang-keranjangnya."

Cowok itu berjalan menuju kasir di ikuti oleh Zefa di belakangnya. Ia mengeluarkan satu persatu bukunya lalu menunggu kasir yang bernama Erlita anzalea itu memberitahukan harganya.

"Totalnya 550 Ribu mas" ucap Lita ramah.

Cowok itu menyodorkan enam lembar uang berwarna merah dari dompetnya lalu di terima oleh mbak kasir.

"Ada tambahan lagi?" Tanya Lita.

"Fa, ada tambahan lagi nggak?" Tanya cowok itu lagi. Zefa seakan sadar dari lamunannya lalu mengambil dompetnya.

"Mbak berapa ya semua bukunya?" Tanya Zefa.

"Udah gua bayar" sahut Vino. Zefa membulatkan matanya terkejut.

"Eh nggak usah Vin, gua punya uang kok" tolak gadis itu merasa tidak enak.

"Mending uang Lo di tabung aja."

"Tapi beneran gak papa ini? Gua jadi enggak enak."

"Iya gapapa."

"Makasih banyak Vino."

****

Setelah selesai membeli buku kini mereka sedang makan nasi goreng yang berada di pinggir jalan.

"Mang nasi gorengnya 2 sama es tehnya 2 ya" ucap Vino kepada pak Karim selaku penjual nasi gorengnya.

"Siap mas" balas pak Karim.

"Lo nggak malu makan di tempat kayak gini?" Tanya Zefa. Pasalnya kan Vino dari keluarga kaya. Biasanya kalo orang kaya kan gengsi makan di tempat kayak gini.

Laki-laki itu menggeleng. "buat apa malu. Nasi goreng di sini juga nggak kalah enak sama nasi goreng di restoran-restoran."

"Lo sering datang ke sini?"

"Iya, gua sering datang ke sini sama Syafa."

"Eh iya, gimana hubungan Lo sama Syafa?" Tanya gadis itu lagi. Terakhir ia dapat info si Vino menjalin hubungan dengan sahabatnya itu.

HAFISYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang