BL A Gorgeous White - Terjemahan

97 |bab 94| Tuan Ini Telah Memutuskan

Dingin dan sunyi, udaranya seperti hutan yang tertidur lelap dibawah langit malam yang tertutup. Daun-daun dari pepohonan bergemerisik saat angin menyapu mereka. Suara malam tampak menenangkan dan waspada. Titik-titik putih kecil berkibar di udara. Jika seseorang melihat lebih dekat, mereka akan mengenali kepingan salju yang melayang di udara seolah-olah mereka memiliki jiwa.

Satu kepingan salju kecil mendarat di permukaan jubah sutra paling putih. Di pundak seorang pangeran berkuasa dari Thundralln yang saat ini pantatnya tertanam rata di tanah yang dingin. Bantalan pahit jari-jarinya menekan tanah yang keras dan kaku. Dia bernafas dengan cepat. Bukan karena kaget atau takut tapi... lega. Tidak ada yang bisa memahami kenyamanan yang dia rasakan saat ini. Dia secara internal memuji dirinya sendiri seberuntung dia menatap ekspresi tenang dari orang yang paling dikaguminya. Meskipun kotoran telah menodai jubahnya,dia tidak terlalu memperhatikannya.

Setelah satu jam berlari, pemuda dengan rambut putih keperakan yang mempesona yang Nordehl sadari adalah kekasih Tuan  Hercullio akhirnya menenangkan amarah di mata emas Tuan. Jika dia terlambat satu detik, Nordehl tau dia akan mati tanpa mayat utuh. Dia secara mental menyalahkan dirinya sendiri karena tiba di saat yang salah! Memikirkannya, Nordehl ingin mengubur kepalanya dibawah tanah dan menanam batu nisan yang ditandai dengan rasa malu!

Apa yang dia pikirkan?!

Ada salju yang turun dengan lembut disekitar mereka dan berdiri selebar lengan tidak lain adalah Tuan Hercullian sendiri dan kekasihnya.

Moulin terengah-engah. Dadanya naik turun saat dia merengut serius pada Hadrian. Dia mencengkeram lengan pria itu meskipun dia tahu itu tidak akan menimbulkan sedikit reaksi dari wajah Hadrian. Hadrian hanya menyipitkan matanya ke arah sang pangeran sebelum dia mengalihkan pandangannya ke Moulin.

"Apakah kamu bodoh atau apa? Kamu tidak bisa membunuh seorang pangeran kerajaan begitu saja!" Moulin menegur. Dia menyeka keringat  di atas alisnya dengan punggung tangannya tanpa mengalihkan pandangannya ke Hadrian. Moulin cukup terkejut beberapa menit yang lalu ketika Hadrian bergerak untuk menyerang sang pangeran satu berkas petir. Moulin cukup mengenali serangan itu ketika dia mengingat bagaimana Hadrian langsung membunuh si pembunuh di pegunungan utara. Mengingat bau menyengat dari daging hangus, Moulin langsung tersadar. Jika itu terjadi pada pangeran Thundralln,tidak dapat disangkal bahwa neraka akan lepas. Untungnya, Moulin telah mengaktifkan mana untuk menarik perhatian Hadrian bahkan sebelum pria itu sempat berpikir untuk melancarkan serangan.

"Kau berpihak padanya?" Hadrian menyipitkan matanya.

Moulin menganga, "Apakah kamu bahkan memikirkan hasil dari tindakanmu?" Dengan menghela nafas dengan alis berkerut. "Sebanyak aku ingin mencabik-cabiknya menjadi dua,kita harus menahan diri. Situasinya salah..."

Ada keheningan lima detik sebelum Hadrian mengangkat sudut bibirnya saat dia menundukkan kepalanya, dengan  singkat mencium bibir Moulin. Matanya berputar-putar dengan hati-hati dan intrik. Kekasihnya tidak pernah gagal menahannya di tepi tebing, melarangnya melewati batas. Kekhawatiran Moulin benar namun dia terlalu tidak egois. Menyerah pada mata melotot itu, Hadrian tersenyum, "Aku tidak akan menyakitinya"

"Semenit yang lalu, kamu benar-benar terlihat seperti tidak akan membiarkannya." Moulin berbicara dengan nada membosankan. Dia memberi Hadrian pandangan terakhir sebelum menoleh ke pangeran.

Melihat yang mulia ditanah, jubahnya kotor, kemilau keringat menutupi dahinya, Moulin hanya merasa sedikit simpati. Tentu saja,dia juga marah. Hari-hari ini, Hadrian dan dia tidak pernah melakukan sesuatu yang intim karena  tugas itu. Tepat ketika mereka akhirnya menghabiskan waktu bersama keluarga, hal yang paling tidak masuk akal terjadi. Sejujurnya,jika Moulin ada di posisinya, dia akan berlari dan berlari sampai dia menemukan dirinya di ujung  dunia yang berlawanan. Kesulitan peri itu agak menggelikan.