Moulin merasakan getaran yang tiba-tiba. Hawa dingin yang menusuk menjalar ke seluruh kulitnya. Dia meringkuk, tidak menahan bersinnya. Matanya bergetar saat dia membukanya. Apakah penghakiman sedingin ini? rasanya seperti pecahan es tertanam di pori-porinya. Tubuhnya menolak untuk menghangatkannya.
Bingung dan menggigil,dia bersumpah dia menghabiskan sebotol anti-depresan, mengakhiri hidupnya sendiri.
Pengkhianatan teman masa kecil dan pacarnya adalah motivasi terakhir untuk hidup. Yatim piatu dan terlantar. Lelucon sakit macam apa yang dimainkan surga denganya?Bibirnya berubah menjadi warna ungu pucat,dia menghela nafas hangat. Tanahnya sedingin lapisan es. Benjolan tajam dan tumpul menancap di punggungnya.
Dia ingat bahwa dia sedang berbaring di tempat tidurnya di tengah musim panas. Lalu mengapa membeku? Uang yang tersisa dari tabungan bahkan tidak bisa membeli AC yang layak.
Rasa sakit yang tajam menusuk kepalanya tiba-tiba. Dia mengerang, menggeser tubuhnya untuk berbalik ke samping. Rasa sakitnya luar biasa seperti pisau memotong setiap bagian dari dagingnya. Kilatan bergantian dari satu adegan ke adegan lain seperti fragmen ingatan yang terwujud, menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat asing baginya. Dia menarik nafas dalam-dalam, menggerakkan giginya. Moulin bingung dan cemas. Kenangan yang bukan miliknya mengalir seperti film dan membekas dibenaknya, tetapi hawa dingin terlalu mengganggu baginya untuk bereaksi tentang semua yang terjadi saat ini.
Dan ketika semuanya tiba-tiba berhenti,dia membuka matanya. Apakah ini lelucon? Dia bahkan tidak bisa menjalani kehidupan yang dibuat untuknya dan sekarang takdir bermain dengannya lagi dengan membiarkan dia menjalani kehidupan orang asing. Ini terlalu berat untuk dia tanggung. Apakah ini bahkan semacam hukuman? Karena itu pasti bukan sebuah belas kasihan untuk mengakhiri hidupnya yang menyedihkan.
Tepat saat dia hendak mengangkat jari tengahnya ke udara. Apa yang menyambutnya didepan pandangannya adalah pemandangan es besar yang menggantung. Titik-titik tajam dari puluhan es padat mengancamnya dengan kilaunya yang mencolok.
Ketakutan menguasainya dan dia langsung duduk. Sikunya tergores dan noda darah beku menempel dilukanya.
Moulin gemetar, merangkak mundur. Tidak yakin apakah itu kedinginan atau ketakutan akan segala sesuatu yang lain.
Tatapan Moulin mengalir ke seluruh sudut ruangan. Kecuali itu bukan ruangan. Giginya terkatup saat dia mengutuk secara mental. Ini gua sialan!.
Mengapa saya begitu sengsara? Moulin menggigil lututnya di dadanya dan lengannya antaranya. Dia mencoba menghangatkan tangannya tetapi tangannya terlalu gemetar. Dia terlalu dingin untuk repot-repot menyadari bahwa dia hanya mengenakan jubah sutra putih.
Dinding es gua memiliki cahaya kecil di dalamnya yang menjadikannya satu-satunya sumber cahaya ditempat yang menyedihkan ini. Itu menjerit karena kedinginan dan penderitaan. Bahkan lantai pun tidak luput,dihiasi oleh lapisan es tipis. Pada tingkat ini, Moulin akan mati karena hipotermia.
Rasa sakit kecil melintas dibenaknya. Seketika kakinya mulai kedinginan! Dia melirik kebawah hanya untuk menyadari bahwa kakinya perlahan-lahan mulai membeku menjadi es yang naik dengan cepat. Ketakutan akan kematian yang tidak diinginkan muncul dibenaknya. Napasnya mulai mempercepat panik saat es mengunci persendiannya, menghentikannya dari bergerak hingga mencapai lehernya.
Dingin...
Dingin yang menggigit membekukan air matanya,sengatan yang menyiksa naik ke pipinya, membekukan dagingnya di dalam matanya sampai seluruh kepalanya membeku.
Saat kesadaran Moulin menghilang,dia mendapati dirinya berdoa meminta kepada siapapun yang mendengarkan. Jika tuhan telah memberinya hidup ini sebagai kesempatan kedua maka dia akan lebih baik dari bersedia untuk menghidupkan kembali hidupnya lagi.
happy reading guys\(^o^)/
![](https://img.wattpad.com/cover/312984359-288-k999837.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BL A Gorgeous White - Terjemahan
FantasiAuthor: Heather Anare Status in COO: 200 completed vol 1 Status: Ongoing Vol 1 Menggali Ikatan (Sebuah novel LGBT+) Mengakhiri hidupmu bukanlah keputusan yang tepat. Moulin tidak percaya perkataan ini sampai dia melakukannya. Moulin, seorang penuli...