(4).Dia datang lagi

135 20 2
                                    

PLAYING NOW

CINDERELLA--RADJA

4.Dia datang Lagi

Vano menyugar rambutnya saat sudah sampai di rumah Jov. Namun, yang membuatnya heran ada sebuah mobil Ferrari di halaman rumah Jov. Ah sudahlah mungkin itu mobil milik Joan. Vano berjalan, dan mengetuk pintu rumah Jov.

"Assalamuaalikum-- lah ngapain kamu ke rumah istri saya " ujar Vano, yang melihat keberadaan Dion di rumah calon istrinya.

Dion tertawa kencang, seakan meledek Vano. Ia berbisik,"Saya udah tau semuanya. Jov belum nikah"

Vano tampak terdiam sebentar, Ia menatap Dion dengan tajam. Bisa-bisanya Ia mencuri startnya. Ini tidak boleh dibiarkan, Jov hanya miliknya.

"Tapi Gue calonnya" ledek Vano, sembari menjulurkan lidah.

"Saya ngga percaya, saya--"

"Eh nak Vano? " omongan Dion terpotong oleh kedatangan Lessa

Vano bangkit, lalu tersenyum ke arah Lessa. Ia mencium punggung tangannya.

"Assalamuaalikum Ibu mertua" ujar Vano penuh dengan penekanan.

Dion yang melihat hal itu tampak menautkan kedua alisnya. Ia sedikit tidak percaya dengan lelaki itu. Tapi, melihat pemandangan di depannya Vano sepertinya beneran calon mantu di keluarga ini.

"Ibu sehat kan? Maaf nih bu, Vano  ngga bawa apapun, soalnya tadi buru buru. Takutnya Jov telar, tapi nanti Aku pasti bawain makanan, calon Ibu mertua Aku" kata Vano.

Lessa terkekeh pelan,"Ya Ampun, kamu kayak sama siapa aja. Ibu mah ngga apa-apa. Yang penting kamu membawa pulang Jov dengan selamat nanti."

Dion memanas melihat pemandangan di depannya. Jika Vano sudah sedekat ini dengan keluarga Jov. Apa berarti Ia tak punya kesempatan?

Suara hentakan kaki terdengar, ketiganya menoleh, dan melihat Jov dengan Alex tengah menghampiri mereka. Alex menatap Vano dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Ia sebenarnya sedikit risih dengan sifat Vano yang pencicilan. Rasanya Ia tak akan percayakan Putrinya pada lelaki seperti Vano.

"Hallo Ayah," sapa Vano.

Alex hanya memandang tangan Vano, tanpa berniat menerima salamnya. Jov yang melihat itu pun, menjadi tegang. Ia tahu, jika sang Ayah jika sudah tidak suka dengan seseorang, sangat sulit untuk menerimanya.

Alex mengalihkan pandangannya pada Dion. Ia tersenyum pada Dion, dan memberikan sebuah surat yang tidak tahu apa yang ada di dalamnya.

"Dion, saya titip Jov ya" pesan Alex.

Dion manautkan kedua halisnya, bingung. Mengapa Alex menyuruhnya bukan menyuruh Vano?

"Tapi om, kan sudan ada Vano" ucap Dion.

"Iya Yah, kan Jov sama Aku"

"Saya lebih percaya kalau Jov sama kamu, Dion" Alex berkata demikian, tanpa peduli dengan Vano.

Seakan diberi lampu hijau oleh Alex, Dion tersenyum lalu menggandeng tangan Jov untuk keluar dari sana. Tak lupa, Ia juga mengucapkan salam sebelum pergi dari sana. Vano ikut menyusul, Ia berlari dan mencegah mereka untuk pergi.

"Ngga bisa gitu dong Jov, kamu sama Aku dong. Ngapain kamu sama orang lain, kan Aku calon suami kamu" Vano menarik tangan Jov.

Tak terima Dion, ikut menarik tangan Jov juga."Apaan sih? Pak Alex memberikan mandat ke gue, yaa harusnya gue dong yang bareng sama Jov" ujarnya sembari menatap nyalang ke arah Vano.

Annoying BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang