04 : Masalah

154 136 0
                                    

Dicky hari ini terbangun seperti jam biasa. Namun, bedanya kali ini ia berada di rumah sendiri, bundanya semalam menginap dirumah sahabatnya-Indah.

Saat Dicky sedang asik berkaca, sibuk menyisir rambutnya, tiba-tiba terdengar suara bergetar di nakas, ia yang asik bernyanyi lantas menoleh tidak lama kemudian berjalan mengambil hp-nya yang berdering, disana sudah tertera nama si pemanggil, Dicky mengerucutkan bibir, lihatlah ada apa coba dengan bundanya kali ini? masih pagi kenapa sudah sibuk menelepon? Apa ada sesuatu? Seketika pikirannya negatif, segera menekan tombol hijau.

"Assalamualaikum"

"Wallaikumsalam, kenapa bun?" Tanya Dicky nada bicaranya terdengar khawatir.

"Gak papa, oh ya nanti sebelum berangkat, kerumah bu Indah dulu ya, em... sarapan bareng-bareng" perintah Yanti dari seberang sana.

"Ck, gak ish, Dicky sarapan dirumah aja bun" tolaknya, ia tidak mau merepotkan orang selagi ia bisa masak kenapa harus makan dirumah orang toh bahan-bahan lengkap.

"Ish kamu, nurut aja udah, palingan masak nasgor mulu, disini lagi masak banyak" jawab Yanti, dari seberang terdengar jika beliau tertawa menyebutkan makanan kesukaan dan masakan yang bisa putranya handalkan.

"Ihh.. bunda" rengek Dicky tidak terima.

"Ya udah bunda tunggu ya, Assalamualaikum"

"Wallaikumsalam" panggilan itu kemudian mati.

Dicky mengamati wajah dari pantulan kaca, bukan bergaya yang ia lakukan bukan pose ala ganteng dan bukan sedang meratapi hidup tapi yang ia lakukan justru menampilkan wajah jelek, datar, garang, ia  gabut pluss bete.

"Gak terima nih gue, masa iya gue cuma bisa masak nasgor doang" ucapnya masih menatap kaca, ia berkacak pinggang layaknya emak-emak mengomeli anaknya.

Masih menatap kaca hingga terdengar suara notifikasi dari Hp-nya lagi, sepertinya ada yang mengirim pesan, Dicky langsung melihat isi pesan itu yang ternyata dari Andre.

"Gue kerjai enak nih" gumam Dicky tersenyum jail.

Tapi siapalha Andre, si cowok cuek, dingin intinya coolboy lha, jadi mau dikerjain atau dibercandai tetep aja bodo amat, cowok itu tau mana hal yang serius mana yang bercanda.

°°°

Dicky yang sudah mengendong tas dan sudah memakai jaketnya segera beranjak pergi dari rumah jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 06:10 WIB.

"Kok gue baru sadar ya, rumahnya ternyata gede juga" ucap Dicky dari balik helm.

Dia mengamati gerbang menjulang tinggi yang baru saja dibuka oleh satpam, ia baru sadar rumah yang kemaren sudah dia datangi itu ternyata mewah, besar dan beh pastinya rumah mahal dong.

Dicky meletakkan motornya di depan pintu utama rumah itu, dia membuka helm full face-nya, lalu melangkah kedepan pintu memutuskan untuk mengetuknya.

"Assalamualaikum" ucap Dicky sambil mengetuk.

"Wallaikumsalam" jawab seseorang dari dalam rumah, Dicky yang mendengar itu dapat menebak siapa orang yang menjawab salamnya, ya siapa lagi kalau bukan bundanya.

Pintu itu kemudian terbuka, Dicky lantas memeluk tubuh wanita paru baya tersebut dengan sedikit erat.

"Aduh-duh kenapa nih?" Tanya Yanti yang tentunya kaget dengan kelakukan  putranya yang tiba-tiba aneh itu.

D and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang