Jangan lupa bintangnya ya.... Terimakasih
Dicky, Andre, Anta dan Dhafi berjalan menuju kantin, kebetulan kantin itu melewati kelas 11 yang dimana mereka melewati kelasnya Izora yaitu cewek yang Dicky antar tadi pagi, tiba terdengar suara cewek dg nada meninggi, namun Dicky dan Andre tidak peduli tetapi berbeda dengan Dhafi dan Anta yang sempat penasaran dan membahas-bahas.
"Widih napa tuh, rame-rame?" Tanya Dhafi pada Anta.
Anta yang sedang sibuk menangapi cewek-cewek yang berpapasan padanya, lantas menoleh. "Emang gak boleh gitu rame? Mungkin mereka lagi arisan atau bisa jadi bagi-bagi sembako"
Dhafi melirik tajam namun sekilas. "Sembako pala nenek peang" jawab Dhafi nada bicaranya sedikit ngegas, dia sedang serius tapi Anta malah sibuk senyam-senyum dengan cewek yg berjalan di koridor kelas, ia melangkahkan kakinya sedikit cepat menyamakan langkah Dicky dan Andre.
"Kenapa?" Tanya Dicky, ia sedikit mendengar pembahasan mereka tapi ia tidak begitu dengar sepenuhnya, ia sedikit penasaran.
Dhafi mengerutkan alisnya tidak paham. "Gue? Gue gak kenapa-napa" ucap Dhafi polos.
Dicky menghembuskan napas panjang, lebih tepat frustasi, rasanya ia sekarang ingin menenggelamkan kepala Dhafi ke got air, sangking kesalnya.
Ke empat cowok itu sampai dikantin, Dhafi berinisiatif memesankan makanan sedangkan Dicky dan yang lain menuju meja untuk tempat mereka menyantap makanan.
Dicky sibuk bermain hp begitupun dengan Andre sedangkan Anta sesekali menyapa dan membalas senyuman dari para cewek-cewek yang dilihat dikantin, dia layaknya seperti selebritis, namun yang ada selebritis abal-abalan.
Dari jarak yang tidak begitu jauh pada meja yang ditempati Dicky, kedua temannya Tasya langsung heboh sendiri.
"Wow... Tasya, kak Dicky tumben ada di kantin ini!" Seru temannya yang mempunyai rambut panjang lurus disertai dengan bando Mickey mouse.
Tasya yang lagi bete dan badmood akan kejadian tadi, dia menatap tajam wajah temannya itu, dia paling tidak suka jika lagi badmood malah dihibur.
"Apaan sih fan? Gue lagi gak mau bercanda, lo tau kan?" Omel Tasya pada cewek berbando itu.
"Eh! ada tampang wajah gue becanda sekarang hah?" Cewek bernama Fany itu malah balik bertanya.
Tasya mendengar itu mengangkat kedua bahunya acuh.
"Eh sya? apa yang dibilang Fany bener lho" ucap cewek bername tag Desi dengan heboh sampai-sampai dia menepuk pundak Tasya berkali-kali.
"Mana? Mana! Awas sampai kalian main-main" ancam Tasya.
"Tuh" ucap Fany dan Desi serempak serta mereka menunjuk secara bersamaan pula.
Tasya pun melihat kearah tunjuk tangan teman-temannya itu, setelah melihat wajah Dicky, Tasya langsung melotot dan mulutnya membentuk bulan sabit alias tersenyum senang.
"Percaya kan lo sekarang?" Ucap Fany sambil mengibaskan rambutnya.
"Kali ini doang" jawab Tasya lalu pergi meninggalkan kedua temannya.
Fany yang mendengar penuturan dari Tasya pantas melototkan matanya. "Parah sih, sekarang hobinya ninggalin juga, ih kesal gue" omel Fany geram.
"Kayak gak tau aja si Tasya, ayo kita ikuti" ucap Desi lalu menepuk pundak Fany sedikit keras.
"Woy sakit!" Pekik Fany, Desi memang kebangetan udah tau si Fany lagi kesal eh malah ditambah lagi kan makin kesal.
Tasya melangkahkan kakinya dengan semangat 45 menuju meja yang ditempati Dicky dan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D and I
RandomYuk mampir jangan lupa Follow, oke.... Dicky,' Harta, keluarga adalah nasib buruknya, namun kenapa dia masih tetap hidup? karena dia masih memiliki kasih sayang dan cinta, sehingga keduanya itu menjadi penguat hatinya. Izora,' Dia memang bis...