08 : Jujur / Bohong

118 111 0
                                    

Hai guys....
aku kemabli lagiii, selamat membaca semoga suka
jangan lupa vote, follow dan komen





Tasya pergi meninggalkan  Dhafi, membuat cowok itu bernapas lega, akhirnya selesai sudah ia mengurus masalah cewek temannya itu, Dicky yang mempunyai masalah tapi dia juga yang harus ikut campur ia berdecak kesal, kemudian mengambil hp-nya dari saku mencoba menghubungi Dicky.

nomornya tersambung tapi sang penerima tidak mengangkat telponnya membuat Dhafi frustasi, untung saja ia mempunyai sabar tingi untuk menghadapi kelakukan teman satunya itu, ia mencoba menghubungi Dicky sekali lagi dan akhirnya membuahkan hasil, telpon itu diangkat.

"Apa?" jawab Dicky cuek.

"Gue tunggu di kelas 10 IPS3" ucap Dhafi to the point.

"Lo gak jelas anjing, gue lagi gak mau bercanda, Izora belum ketemu dari tadi" omel Dicky separuh emosi.

"Ck mau lo cari sampai subuh juga kagak bakal ketemu ogep, dia sekarang sama gue nih" ucap Dhafi kesal, panggilan itu ia matikan begitu saja.

lima detik setelah panggilan itu, Dhafi melangkahkan kakinya menghampiri Izora yang masih bersembunyi di dalam kelas. Ia prihatin melihat Izora yang meringkuk sambil menangis.

Sepnjang koridor kelas Tasya berjalan dengan wajah kesal, kakinya ia hentak-hentakkan, rasa bencinya ke Izora semakin bertambah ia tidak akan semudah itu menyerah sebelum apa yang ia inginkan bisa ia dapatkan. Ia melihat kedua temannya yang berdiri tepat di hadapannya, lalu menatap mereka tajam dengan wajah merah seperti singa yang siap menerkam mangsa.

"rencana gue gagal!" pekik Tasya lalu tubuhnya terjatuh kelantai.

Fany dan Desi yang sudah ketakutan berubah panik, mereka mendekati Tasya.

"Sya minum dulu" Fany menyodorkan sebotol air putih.

Tasya menerima botol itu, meminumnya rakus tanpa tersisa. "Antar gue pulang" ucapnya dengan suara lemah, matanya terpejam.

"Iya iya, gue papah tapi lo juga jalan, gak kuat gue gendong lo" jawab Desi  memaksa tubuh temannya itu berdiri

"ish kita biarin aja dia disini lha, capek gue papah dia" omel Desi setelah berjalan beberapa langkah.

"dikira lo doang gue juga, lihat! tas kalian berat-berat tauk" Fany tidak mau kalah.

"lo nyetir" suruh Desi. Fany menatap Desi dengan mata lotot tidak setuju.

"gak, gue gak mau"

"anj*ng gue gak mau tau, lo yang bawa mobil, titik" balas Desi tidak ingin dibantah, kemudian mempercepat langkahnya karena mereka sudah memasuki area parkir.

Dicky berlari menuju kelas 10 IPS3 sesuai dengan instruksi Dhafi, napasny memburu cepat, kakinya juga sudah merasa pegal-pegal tapi keselamatan Izora lebih penting. Kini ia sudah berada di depan kelas itu.

"Dhafi! woy lo dimana?" teriaknya sambil mengatur napas.

mendengar itu Dhafi terperanjak kaget Izora pun mendongakkan kepalanya, ia tau itu suara siapa, bahkan wajahnya yang sedih sedikit berubah.

"Hati-hati" ucap Dhafi.

Izora mengangguk sambil tersenyum  lalu berjalan keluar dengan Dhafi yang mengikuti dibelakang.

"Kak" panggil Izora dengan suara serak.

Dicky langsung memeluk tubuh Izora sengan erat sedangkan Dhafi yang melihat itu hanya diam dengan mata melotot, tentu dia syok, baru pertama kali temennya itu memeluk cewek dn sekhawatir itu dengan cewek.

"Lo kemana aja gue dari tadi panik nyariin lo" ucap Dicky lirih tapi masih terdengar jelas oleh Dhafi.

Izora hanya menggeleng dalam bekapan itu, hatinya berangsur-angsur tenang.

D and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang