Jihoon x Yoshi
---“Park Jihoon, gue perlu ngomong sama lo!”
“Ah, liat siapa yang dateng ....” Jihoon bangkit kemudian menghampiri tamunya. “Suatu kehormatan seorang Kanemoto Yoshinori ada di tempat gue.”
“Diem! Apa yang lo lakuin sama Asahi?”
Satu alis Jihoon terangkat.
“Jawab gue!”
“Lo mau gue diem atau jawab pertanyaan lo?”
Yoshi menatap laki-laki di hadapannya geram. “Apa yang lo lakuin sama Asahi?” ulangnya penuh penekanan.
“Gue gak ngelakuin apa-apa. Lo nyuruh gue buat jauh-jauh dari keluarga lo, so I did,” jawab Jihoon.
“Gak usah bohong.”
“Lo tau gue gak akan bohong sama lo, Yosh.” Jihoon balas menatap Yoshi tajam. “Kasih tau gue, ada apa sebenernya.”
“Semalem Asahi dipukulin. Dia ada di rumah sakit sekarang, dokter bilang dia harus pake kruk paling gak sebulan. Asahi ngenalin salah satu orang yang nyerang dia. Temen lo, Giwook.”
“Giwook?”
“Asahi selalu jujur sama gue, gue tau kali ini juga dia ngasih tau yang sebenernya. Segitu bencinya lo sama gue dan keluarga gue, Park?” Yoshi terlihat sedih juga kecewa.
Jihoon menggertakkan giginya. Ia lalu menarik tangan Yoshi dan membawanya pergi.
“Hei, apa yang lo—”
“Ikut gue aja.” Jihoon mengajak Yoshi ke sebuah ruangan dimana beberapa temannya berkumpul.
Melihat kedatangan Jihoon, para pemuda yang semula sedang mengobrol itu seketika terdiam.
“Halo, Bos. Ada yang bisa kita bantu?” salah seorang dari mereka bertanya.
“Di mana Giwook?”
“Barusan bilangnya mau ke—ah, itu dia.”
“Ada apaan nih? Oh, Ji—ugh!” Sebelum Giwook selesai bicara, Jihoon lebih dahulu melayangkan pukulan ke wajahnya.
Semua yang ada di ruangan terperanjat.
“Sialan! Apa-apaan ini?”
“Bukannya gue udah ngelarang lo, ngelarang kalian semua, buat nyentuh keluarga Yoshi?”
“Ck, lo mukul gue gara-gara itu?” Giwook menghapus darah di sudut bibirnya. “Ayolah, kita cuma main-main aja semalem, bukan salah kita kalo ternyata anak itu lemah dan bodoh. Bener-bener menyedihkan.”
Dalam sekejap, Giwook tersungkur. Belum sempat ia pulih dari pukulan yang baru diterimanya, Yoshi menarik kerah bajunya dengan kasar.
“Lo tau apa yang menyedihkan? Waktu kakak dari anak lemah dan bodoh itu ngehajar lo sampe mati,” desisnya penuh amarah sembari mengencangkan cengkeramannya.
“Yosh. Yoshi.” Jihoon meletakkan tangannya di bahu Yoshi. “Udah cukup, jangan kotorin tangan lo. Dia anggota gue, jadi gue yang bakal ngurus dia dan mastiin kejadian kayak gini gak bakal keulang lagi. Gue janji dia bakal nyesel.”
Yoshi bergeming, tapi sesaat kemudian ia menghela napas lalu melepaskan Giwook. “You better, Park. Karena kalo sampe kejadian ini keulang, gue gak akan sebaik ini lagi. Have a nice day, gentlemen.”
“Tunggu, gue anter sampe mobil lo. Bang Suk, Junkyu, jaga orang itu sampe gue balik, gue bakal bikin perhitungan sama dia dan semua yang terlibat,” pesan Jihoon sebelum mengikuti langkah Yoshi.
Yoshi tidak berkomentar, namun ia membiarkan Jihoon berjalan di sampingnya.
“Sekarang lo percaya, kalo gue gak bakal ingkar janji, gak bakal bohong sama lo, atau nyakitin lo sama adik lo?”
“Anggota geng lo perlu ditatar ulang,” ujar Yoshi tanpa menjawab pertanyaan yang diberikan padanya.
Jihoon terkekeh. “Gue tau.” Ia membukakan pintu mobil untuk Yoshi. “Bilang sama Asahi, gue minta maaf, mudah-mudahan dia cepet pulih. Nanti kasih ke gue aja rincian biaya perawatannya.”
“Hmm.” Yoshi masuk ke dalam mobil, menutup pintu lalu membuka jendelanya. “Gue juga minta maaf udah bikin rusuh. Lo tau sepenting apa Asahi buat gue.”
Jihoon menunduk agar dapat melihat wajah Yoshi lebih jelas. “Gue ngerti, gak perlu minta maaf.”
“Ya udah, selamat malam.”
“Malam. Hati-hati nyetirnya, Babe, gue gak mau pacar gue kenapa-kenapa.”
“Lo cari mati ya?”
Jihoon hanya tersenyum menangkap semburat merah muda di pipi lelaki berdarah Jepang itu. Ia menegakkan tubuhnya kemudian mundur selangkah. “Kalo ada apa-apa, hubungin gue. Siapa tau lo mau ngatur jadwal date kita atau—”
“Di mimpi lo, Park.” Menghidupkan mesin dan menutup jendela, Yoshi segera mengemudikan mobilnya menjauh.
Jihoon menatap kendaraan itu hingga menghilang. Ia kembali terkekeh. “Haaah ... lo pake pelet apaan sih, Yosh? Kok gue cuma ngerasa kayak gini sama lo?”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
On My Mind : Yoshi
FanfictionA collection of drabbles and oneshots with Kanemoto Yoshinori as the main character. [Yosharem, bxb, Bahasa Indonesia]