三 : Menginap

501 114 23
                                    

Libur kini berakhir.

(Name) menggerutu kesal ketika harus kembali bersekolah. Baginya satu minggu itu sangat singkat dan terasa hanya seperti dua hari berbeda dengan disekolah. satu jam disekolah terasa seperti satu tahun.

Hari itu hujan turun dengan derasnya. Awan yang menggelap menutup sempurna cahaya sang surya dan hawa dingin begitu terasa.

Kelas (Name) jamkos dan kesempatan itu ia gunakan untuk tidur.

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐

(Name) membuka matanya perlahan saat merasakan nafas seseorang yang diwajahnya. Iris ruby gadis itu menatap sayu sosok pemuda bersurai putih didepannya dan menguap kecil.

"Kak Ize..."

Tangan (Name) bergerak menyentuh pipi Izekiel. Jari jemarinya dengan lihai merapah tiap jengkal wajah Izekiel mulai dari mata, hidung, bibir, sampai telinga, membuat Izekiel menggenggam erat tangan (Name) dan mengecupnya.

"Bidadari udah puas tidurnya?"

"Lho? Kak Izekiel?!"

(Name) memekik kaget. Ia dengan reflek menarik tangannya dari genggaman Izekiel dan langsung berdiri. Sekarang dia sudah sadar sepenuhnya.

'Lah tak kirain mimpi sianjink!!!'

Ia menengok ke kanan dan ke kiri melihat seisi kelas yang sudah tak berpenghuni selain dirinya dan Izekiel.

"Bel pulang udah dari tadi. Karena kamu tidur jadi saya tungguin"

Izekiel ikut berdiri. Membuka hoodie abu-abu miliknya dan memakaikan itu pada (Name).

'Wangi banget cuyy!'

"Kamu bawa payung?"

"Itu.. Aku ga bawa kak. Kelupaan tadi udah mau terlambat soalnya"

Tangan Izekiel terangkat menggenggam tangan (Name). Pemuda itu membungkuk menyamakan tinggi dan kini wajah mereka berdua sangat dekat!

Cup!

Kecupan singkat Izekiel pada kening (Name) langsung saja membuat gadis itu mematung dengan wajah yang merona hebat. Izekiel terkekeh kemudian mengelus bekas kecupannya tadi lalu beralih ke bibir ranum gadis itu.

"Yang ini nanti dulu, kalau udah sah. Sekarang ayo pulang"

'AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!'

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐


Hujan masih terus mengguyur saat itu.

Dan (Name) serta Izekiel pulang dengan keadaan basah kuyup karena berlari menerobos hujan tadi.

(Name) tidak pulang ke rumahnya. Sekarang ia berada dirumah kediaman Alphaeus alias rumah si Izekiel karena jaraknya cukup dekat dengan sekolah.

Tadi ia sudah menelepon sang ibu dan bilang bahwa ia akan menginap dirumah Izekiel. Sebenarnya ia tidak ingin menginap karena takut merepotkan namun karena paksaan ibu Izekiel dan Izekiel sendiri jadi ia mengurungkan niatnya.

"Kak Izekiel"

"Iya (Name)?"

"M-Mau bantu keringin.."

"Yaudah sini"

(Name) berjalan mendekati Izekiel yang duduk di karpet. Ia mengambil handuk ditangan Izekiel dan mengeringkan surai putih pemuda itu dengan duduk disofa tepat dibelakangnya.

"Udah kabarin bunda sama Ayah?"

"Udah kak. Tadi telepon bunda"

Izekiel berdeham. Keduanya terdiam tak ada lagi yang mengangkat pembicaraan membiarkan suara hujan yang meramaikan suasana.

Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang memantau dari tadi dibalik ruang tamu.

"Mamah udah nentuin! Pokoknya (Name) yang harus jadi menantu disini!"

"Iya.. Cocok banget sama anak kita"

"Nanti kita bicarain sama Izekiel"

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐


Jarum jam menunjukan pukul setengah sebelas malam dini hari.

Izekiel menoel-noel pelan pipi gembul (Name) yang tertidur menyender di bahunya memastikan gadis itu sudah tidur atau belum.

Tidak ada reaksi apapun, Izekiel lantas langsung mematikan televisi dan menggendong (Name) ke kamarnya dilantai dua.

Izekiel membaringkan tubuh (Name) diatas single bed miliknya dengan hati-hati. Pemuda itu tidak ingin (Name) terbangun karena ulahnya.

Ia menarik selimut tebal sampai batas leher (Name) kemudian mengambil ponselnya yang ada dinakas dekat situ.

cekrek!

Satu potret imut (Name) saat tidur berhasil ia dapatkan. Dengan senyum lembut ia memencet salah satu aplikasi medsosnya dan mempost nistastory.

"Selamat tidur, bidadari"

















𝐊 𝐀 𝐊 𝐄 𝐋 || I. AlpheusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang