四 : Jamkos

372 83 23
                                    

(Name) menghela nafas gusar. Sedari tadi dirinya ingin tidur namun karena suara berisik dari teman-temannya dikelas membuat gadis itu mengkesal.

Apalagi si Atsumu. Suaranya terdengar paling keras sekarang. Dia bicara biasa aja kayak pake toa, apalagi dia teriak.

"Woi Tsumok, itu volume suara lo kecilin napa. Sakit ni bedug telinga gw!" kesal (Name) seraya menarik surai kuning pemuda itu.

"Gendang telinga bege, apaan bedug telinga." ralat Lukas membenarkan ucapan (Name) barusan.

(Name) menoleh kearah Lukas, "Lo diem y." lalu lanjut menarik rambut Atsumu tanpa ampun.

Atsumu mengaduh kesakitan dan akhirnya meminta maaf pada (Name).

(Name) membuang pandangannya masih dalam kekesalan. Ia akhirnya merasa tenang sekarang dan akan tidur sebentar lagi dengan kedua tangannya sebagai bantal diatas meja.

Baru saja ia merasa damai, tiba-tiba barudak kelas sebelah masuk dan berteriak mengacaukan suasana kelasnya. (Name) langsung saja naik pitam dan melihat siapa pelaku kericuhan kelasnya ini.

"Pantesan.." (Name) sweetdrop ketika tau siapa yang membuat keributan. Ia sudah tidak heran dan memutuskan untuk pergi dari kelas.

"OI BACHIRA, TURUN WOY DARI LEMARI!!!"

"KENAPA SIH?! ADEM LHO DISINI!"

"ADEM BAPAKMU! TURUN GAK?!"

"GAK! ADEM BUKAN BAPAK GW! GW GAK PUNYA BAPAK!"

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐

Setelah pergi dari kelas, (Name) berniat bolos dan pulang ke rumah karena sekarang guru-guru sedang rapat. Biasanya sih mereka rapat cukup lama dan itu membuatnya bosan disekolah.

Nem : Jamkos = Pulang.

"Mau kemana?"

"Mau pulang─ eh! Kak Ize?!"

(Name) terkejut kala Izekiel muncul tiba-tiba dihadapannya. Gadis itu mematung di tempat. Izekiel terkekeh sejenak melihat (Name) yang terdiam. Imut, pikirnya.

Pemuda bersurai putih itu mengikis jarak dan membukukan tubuhnya menyamakan tinggi dengan (Name). Wajah keduanya sangat dekat. Bahkan Izekiel bisa menatap manik indah milik (Name) dengan jelas.

Tuk!

Izekiel membiarkan dahi dan hidung mereka berdua bersentuhan, menyisakan jarak tipis antar bibir mereka. Ia tersenyum simpul dengan tatapan yang masih tertuju tepat dibola mata (Name).

'Kak udah kak..' batin (Name) yang hampir meleyot ke lantai. Gadis itu merona hebat seperti tomat matang. Jantungnya berdetak tak karuan dan rasanya ia ingin berteriak sekarang.

Berdekatan dengan Izekiel seperti ini membuat panas dingin.

"Lucu.." kata Izekiel mengecup singkat puncuk hidung (Name) yang kemerahan. Ia terkekeh kemudian beralih memberikan beberapa headpat dikepala gadis itu.

"Ke perpustakaan, mau?" tawar Izekiel, (Name) mengangguk patuh tanpa mengeluarkan suara.

Izekiel menarik pelan tangan (Name). Membawanya ke perpustakaan sambil sesekali menggerakan ibu jarinya mengelus tangan (Name).

(Name) semakin menggila dibuatnya.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke perpustakaan. Kini kedua insan itu duduk berdampingan dengan tumpukan buku yang menghiasi meja. Izekiel mulai membaca salah satunya.

'Kak Ize.. Ganteng banget cok.. Jadi adem..' batin (Name). Matanya dimanjakan oleh pemandangan teramat indah disampingnya ini. Wangi parfum maskulin milik Izekiel begitu candu ketika terbawa angin, jangan lupakan dengan rambut putihnya yang bergerak mengikuti hembusan angin.

Beh! Damagenya ga ngotak!

Tiba-tiba Izekiel mengambil ponselnya didalam saku celana dengan sebuah headset miliknya. Ia ingin mendengar musik. Ketika sudah terpasang, Izekiel memberi bagian sebelahnya untuk (Name).

"Maybe i just wanna be yours.. I wanna be yours.. I wanna be yours.. Oooh~"

Tiap lirik dan lantunan musiknya kedua insan itu nikmati. Suasana tenang kala itu menyegarkan mereka. Keduanya bertatapan, menatap mantap manik indah mereka.

"(Name).."

"I-Iya, kak?"

"Kayaknya saya.."

𝐊 𝐀 𝐊 𝐄 𝐋 || I. AlpheusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang