Big Event

25 5 0
                                    

Canda tawa menggema seluruh tempat, seperti dunia berhenti dan terasa hanya ada mereka berdua yang ada didunia ini.

Dengan menurunnya matahari membuat suasana yang hangat dan cantik, air dari sungai terpantul seperti kristal-kristal yang menari-nari di atas permukaan cerminnya air.

Esther melirik sebelahnya, Cedric yang sedang memegangi perutnya yang keram akibat tertawa terlalu banyak. Dan disaat inilah Esther tersadar dengan perasaanya yang sudah cukup lama dilupakan.

Waktu terasa berhenti dan berjalan mundur.. ia teringat waktu pertama kalinya ia bertemu dengan Cedric,
Dia tidak berencana untuk berteman atau pun berbincang dengan seorang Diggory.

Ayahnya Cedric, Amos Diggory.
Ia kenal dengan ayahnya yang cukup populer, dan selalu melebih-lebihkan anaknya yang juara du Quidditch.

Perlakuan yang didapat Cedric membuatnya muak. Bukan karena perhatian yang didapatkannya tetapi karena ia berpikir bahwa Cedric hanyalah anak yang populer dan manja.

Dengan membuka mulutnya dan ayahnya akan memberikan apa saja yang ia pinta.

Ternyata ia salah.. dan selama masa berteman dengan Cedric ia merasa bersalah dengan pemikirannya.

Dia teringat waktu itu, tempat, dan kejadian yang terjadi. Ditempat yang sama, "tempat rahasia" mereka.

Ia tersesat karena banyaknya pepohonan yang menutupi cahaya, dan saat itu dia belum mahir dalam sihir. Melihat sekeliling dengan panik, menyebutkan semua nama yang ia kenal
"SIAPAPUN TOLONG!" Suaranya gemetar

dan dibalik seluruh kegelapan dan duri-duri, muncullah Cedric dengan cahaya diujung tongkatnya. "u-uhm, hey.. kau tersesat juga..?" Suaranya yang kecil masih teringat jelas di memori Esther.

"juga? kau tersesat juga?" Heh, Esther meremehkan Cedric kecil.

alhasil mereka bermalam dan ditemukan oleh Hagrid yang menyapa mereka dengan teguran keras.
hehehe, masa-masa kecil yang cukup aneh.. dan dari situ mereka terus menerus bertemu, dan saling mengenal...

dan disinilah mereka, ditempat saat mereka pertama kali bertemu. duduk diatas tikar yang lembut dan nyaman, cahaya matahari menyapa mereka dengan hangat.

perasaan apa ini..?

hangat dan nyaman.

perasaan yang berbeda dari sebelumnya.. bukan, tidak mungkin.

"hei! kau dengar atau tidak?"
Esther tersadar dari benaknya, ia telah berpikir terlalu lama..

"huh, apa? aku tidak dengar"

"dihh.. dengar dong!" Cedric menepuk pundaknya.
Esther melihat kearah Mentari terbenam, Langit oranye menampakkan hari petang.

"mhm, hei cepat ya.. hari sudah sore nih" Esther mengingatkan kembali

"u-uhh.. tapi, ..bolehkah kau tetap disini? ada sesuatu yang mau ku tunjukkan"

"tidak bisakah kau menunjukannya sekarang?" Ia mengangkat alisnya

"kumohonn..! tetap disini untuk beberapa saat, tak akan lama kok" Cedric merengek mencoba untuk meyakinkan Esther.

"fine."
Esther menjawabnya dengan datar
Tetapi itu tidak dipedulikan oleh Cedric, yang penting untuknya adalah Esther tetap disini.

Cedric membuatnya menunggu lebih lama dari yang seharusnya. Esther mulai hilang kesabaran

"sudahkah? sepertinya kita hanya diam selama 20 menit. apa yang mau kau tunjukkan?" Melipatkan tangan dan memutarkan bola matanya.

Our time together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang