Apa-apaan ini!

201 25 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim:)

Jika ada kesalahan dalam penulisan atau apapun itu boleh di tandai, jika kalian tidak suka dengan ceritanya boleh mengkritik kok hhee free aja prennn calm sama aku mahh hhiii

Jangan lupa, Budidayakan vote sebelum membaca.

____

Hiks...
Hiks...

Dahi gio menyernyit saat suara tangisan masuk ke dalam indra pendengarnya, ia bersiap akan membuka matanya tapi kenapa matanya sangat susah untuk di buka? Seperti ada lem. Mencoba menggerakkan tangannya, tidak! Ini sangat kaku dan susah di gerakan.

"Hiks... Kapan gio bangun pah? Mamah kangen gio hiks... "

Hati gio tiba-tiba gelisah, siapa yang menangis sambil menyebut namanya? Ia benar-benar tidak mengenali suara itu, jika di tebak sepertinya itu tangisan seorang wanita paruh baya. Tapi siapa? Ibu nya kan sudah meninggal, apakah bibinya? Tidak mungkin, suara bibinya itu sangat cempreng tidak selembut ini.

"Sabar mah, gio itu kuat dia sebentar lagi pasti bangun"

"Semua ini salah mamah, andai aja mamah gak kenalin meysa sama gio, semua gak akan kayak gini hiks... Maafin mamah gio"

"Ini bukan salah mamah, ini udah takdir, udah yah? Sekarang mamah makan dulu"

"Nggak pah, mamah pengen disini aja jagain gio"

"Mah, kalo mamah kayak gini gio malah tambah sedih, gimana kalo gio bangun terus ngeliat mamah yang makin kurusan"

Begitulah percakapan yang gio dengar, ia benar-benar bingung sekarang. Apa yang sebenarnya terjadi? Seingatnya dia sedang berada di atas mo--

"Anjing!" Gio berteriak dan tepat saat itu matanya terbuka sempurna. Ia dapat melihat pasangan suami istri yang menatapnya dengan terkejut. Sampailah seorang wanita paruh baya menghambur ke pelukannya.

"Gio hiks... Akhirnya kamu bangun nak, mamah kangen sama kamu hiks... Gio"

Gio terdiam, tak tahu harus bereaksi seperti apa. Tatapannya kini beralih ke arah pria paruh baya yang juga tengah menatapnya lekat. Gio mengangkat sebelah halisnya,"kalian siapa?"

Wanita paruh baya yang tengah memeluk gio tampak menegang, ia melepaskan pelukannya dan menatap sang putra dengan sendu. Memang dokter mengatakan bahwa kemungkinan anak semata wayangnya ini akan mengalami amnesia permanen, dan ia bersyukur akan hal itu, setidaknya putranya tidak akan mengingat hal yang terjadi di masa lalu.

"Ini mamah kamu sayang, mamah Gina dan itu adalah papah kamu, papah Geno" ucapnya sambil tersenyum hangat, gina-wanita paruh baya itu menangkup wajah sang putra dengan penuh kasih.
"dan kamu... Giovander Le George anak mamah sama papah"

"Kalo aku jadi Melya aku bakal pilih Giovander dari pada Aksa"

Gio terkekeh geli melihat adiknya tampak kesal, ia mencubit hidup adiknya itu,"kenapa pilih Giovander? Dia kan cuma figuran sedangkan Aksa pemeran utamanya?"

"Ish, Adis cuma kesel aja sama cowok brengsek kaya Aksa, kan kalo Meyla milih Giovander hidup dia bakal nyaman dan aman apalagi kak Giovander itu anak orang kaya nomer 1, huhu lope lope dehh buat kak Giovander Le George"

Tiba-tiba gio teringat akan ucapan sang adik, laki-laki itu menggeleng kepalanya tak percaya, apakah dirinya sedang bermimpi? Ya, sepertinya begitu. Tapi harapannya pupus saat ia menoleh ke samping tepatnya ke arah cermin yang memantulkan wajahnya yang berbeda. Apa-apaan ini! Ia ingat sekali bahwa bola matanya berwarna hitam bukan biru! Arghh! Rasanya gio ingin membunuh orang sekarang juga, sial! Bagaimana bisa ia masuk ke dalam novel dan memasuki raga figuran yang bernama Giovander Le George ini. Figuran yang hanya muncul sekali saja, sepertinya gio benar-benar akan menjadi gila.

"Bangsat!"

___

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!

See you di chapter selanjutnya(〃゚3゚〃)


Giovander | Famale Figure [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang