Gio dan Indonesia(?)

162 19 0
                                    

Sudah lima hari lamanya gio berada di dalam raga Giovander, dan selama lima hari itu juga gio tidak tahu apa tujuannya masuk ke dalam novel, beribu helaan nafas sudah ia hembuskan. Jika seperti ini, gio memilih menyerah saja. Otaknya tidak bisa menampung hal yang di luar nalar apalagi yang tidak bisa di jangkau oleh logika.

Ceklek...

Gio mengalihkan perhatiannya ke arah pintu yang terbuka, dimana di sana terdapat satu sosok wanita paruh baya yang menatapnya penuh kasih sayang. Jika kalian menebak itu adalah gina-- ibu giovander, maka jawabannya benar.

"Gio, ayo sayang makan dulu, kata dokter nanti sore kamu baru bisa pulang" Gina membantu sang putra bersandar pada kepala brankar. Dan bersiap akan menyuapi sang anak, tapi putranya menghentikan aksinya itu hingga tangan sang ibu menggantung di udara.

"Gio bisa makan sendiri, mah" dengan kikuk gio tersenyum, ia sedikit canggung di perlakukan seperti ini. Dengan lembut ia mengambil alih sendok dan piring dari tangan gina dan mulai memakan nya.

Geno-- ayah Giovander yang sedari tadi berdiri di depan pintu, menghela nafasnya. Ia menyadari ke canggungan putra nya itu. Dengan pelan ia menghampiri sang istri dan mengusap surai nya dengan pelan.

"Dia butuh beradaptasi lagi" bisiknya, gina tersenyum kemudian mengangguk, ia menggenggam erat tangan suaminya.

"Ekhem" gio berdehem pelan, ia menatap pasangan suami istri yang kini menjadi orang tua nya. Sedangkan gina dan geno menatap gio dengan tanda tanya.

"Gio mau pulang ke Indonesia" Entah perasaan gio atau bukan, setelah mengatakan itu wajah kedua orang tuanya berubah menjadi pucat. Sebenarnya ia tidak ingin ke Indonesia, ia ingin tetap di Amerika. Tapi tidak tahu kenapa hatinya terus menyuruhnya untuk pulang ke Indonesia, dimana awal cerita ini di mulai.

"G-gio, kamu gak betah di amerika? Kalo begitu kita pergi ke Singapura aja ya nak?" Kentara sekali bahwa gina tengah menyembunyikan sesuatu, dan itu membuat gio sedikit tertarik, ada hal apa dengan dirinya saat di Indonesia?

"Ngga mah, gio pengen pulang ke Indonesia bukan Singapura" gio berkata dengan nada tak ingin di bantah, ia menatap gina dengan serius.

"Gio, kam-"

"Gio tetep pengen ke Indonesia, kalo papah sama mamah gak setuju, gio akan pergi sendiri, gio masih mampu kok" menyela ucapan sang ayah, ia memalingkan wajahnya dari orang tuanya, memilih menghabiskan makanannya, tanda bahwa keputusannya mutlak.

Geno menghela nafasnya, ia menatap istrinya yang tengah menatapnya dengan raut khawatir. Pria paruh baya itu mengangguk singkat, meyakinkan sang istri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Papah sama mamah ngijinin kamu buat ke Indonesia, tapi mamah sama papah gak bisa ikut karena masih ada urusan disini, papah harap kamu menjaga batasan mu di Indonesia gio, jangan membuat nenek mu ke susahan" Geno berkata dengan tegas, ia menatap putranya dengan tajam.

Gio melirik sedikit ke arah geno, kembali memakan makanannya lalu berucap, "gio bakal jaga batasan, tapi kalo nanti gio melebihi batasan itu berarti ada api di baliknya"

Geno mendengus, bertanya-tanya kenapa sikap buruknya nurun kepada sang anak. Gina yang merasa sang suami tengah menahan kesal pun mengelus lembut tangan kekar itu.

"Sayang, kalo ada apa-apa nanti di sana kabarin mamah sama papah yah, mamah sama papah bakal kunjungin kamu sebulan sekali" ucap gina beralih mengelus surai sang anak dengan sayang.

Gio menatap ibu raga ini, hatinya tiba-tiba menghangat. Ini yang dirinya inginkan sejak dulu, tatapan penuh kasih dan kelembutan dari seorang ibu. Gio menggenggam tangan wanita paruh baya yang telah menjadi ibunya, mengecupnya singkat, dan berkata, "gio pasti kangen mamah"

_____

Assalamualaikum><

Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya...

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Budidayakan vote sebelum membaca!

Giovander | Famale Figure [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang