Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan10)
Aku terpaksa bergadang sampai pagi gara-gara ngurusin si bibit pelakor itu. Kok bisa ya, sudah pindah alam aja masih nyusahin orang. Kesal aku.
Saking kesalnya, aku cincang-cincang aja dia sekalian sampai halus, terus potongan dagingnya aku masukin ke freezer. Lumayan kan harga daging lagi mahal. Jadi, untuk bulan ini tidak perlu beli daging lagi.
"Indah! Mas lapar."
Begitu keluar dari kamar mandi, aku mendengar suara suamiku memanggil. Masih hidup dia rupanya.
"Eh, Paksu sudah bangun! Bagaimana sayang? Abis traveling kemana aja? Apa sudah lihat bagaimana bentuk neraka, belum?" tanyaku ramah sembari mendekati dirinya.
Kebetulan aku baru selesai keramas, dan belum mengenakan pakaian juga. Jadi, nggak masalah juga deh, buat manas-manasin suamiku. Biasanya kalau posisiku lagi begini, Paksu pasti maksa minta dilayani. Bahkan dia nggak ngasi aku untuk berganti pakaian terlebih dahulu.
Kadang suka kesel juga, sih. Abis mandi, malah harus mandi lagi gara-gara ulahnya.
Tapi sekarang aku tidak takut lagi sama dia. Toh, kalau dia pengen, Anunya kan udah nggak ada. Udah aku musnahkan kemarin. Jadi, ada hikmahnya juga kan?
Dia hanya diam, menatap sayu padaku.
"Indah, Mas minta maaf ya jika selama ini Mas sudah nyakitin kamu. Mas harap kamu mau memaafkan semua kesalahan Mas, agar Mas bisa pergi dengan tenang," ucapnya lirih, sembari menitikkan air mata.
Aku menghela napas dalam. Mau kasihan, tapi ini Mas Andra. Bukan sekali dua kali ia menghabisi musuhnya dengan menyerang dari belakang. Caranya, ya dideketin dulu baik-baik, abis itu baru tinggal di singkirkan.
"Mau pergi kemana sih, Mas? Mas ini ada-ada aja, deh. Apa Mas sudah bosan ya hidup serumah dengan Indah." Aku bersikap manja padanya.
Suamiku menggeleng. " Sepertinya hidup Mas tidak akan lama lagi. Jika kamu mau memaafkan Mas, mungkin dalam waktu dekat ini Mas akan pergi."
Uluh-uluh, kek dukun aja bisa ngeramalin kapan akan m4ti. Entar aku lapor sama Pesulap Merah baru tau rasa. Biar dibongkar-bongkar semuanya.
Oh, iya. Apa mungkin itu cuma trik suamiku aja ya?
"Kalau begitu, Indah nggak mau maafin kesalahan Mas dulu. Indah nggak mau kalau Mas pergi meninggalkan Indah secepat ini. Kalau Mas pergi, Indah sama siapa, dong?" Aku pura-pura nggak rela.
Entar kalau dia mati beneran, yah nggak seru, dong. Mat1nya cepet banget, nggak menerima azab terlebih dahulu.
Suamiku diam, menatap lekat padaku.
Eh, liatinnya kok gitu amat sih? Apa dia baru sadar bahwa istri yang selama ini dia zolimi, ternyata seksi juga.
Aduh, Mas udah telat deh. Soalnya percuma, juniornya Mas udah tak penggal. Hihihihi....
"Ya udah deh Mas! Mas nggak usah mikirin yang macam-macam dulu. Kebetulan ini juga Indah mau masak. Sudah lama juga kan Mas nggak makan masakan Indah. Kebetulan di kulkas banyak daging. Mas mau dimasakin apa? Mau sate, bakso atau sop buntut? Request aja, mumpung Indah lagi baik."
Wah, ternyata nggak sia-sia aku stok daging banyak-banyak. Ternyata masih ada yang mau makan.
"Terserah kamu aja. Apapun yang kamu masak pasti Mas makan."
"Ya udah, kalau gitu Indah masak dulu, ya."
Aku bergegas menuju kulkas setelah berganti pakaian terlebih dahulu. Kasian suamiku, pasti dia laper deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan(selesai)
ActionIndah terpaksa menghabisi suaminya karena merasa telah dikhianati oleh pria yang sepuluh tahun menikahinya.