Sudah lima hari sejak pertemuan mereka dengan Dio, sosok anak laki-laki kecil yang mereka temui di taman. Sejak itu pula hyunjin jadi tidak banyak bicara atau bahkan mengabaikannya.
"Aku mau mampir ke rumah Ibuku, pulangnya nanti malam."
"Jangan telfon! Aku udah izin."
Minho sudah akan menelfon suaminya itu jika tidak melihat pesan akhir yang terkirim. Ternyata hyunjin masih marah.
"Iya boleh, tapi jangan kemaleman ya pulangnya." balas Minho.
"Nanti aku liat keadaan,"
"Kalau pulangnya kemalaman telfon aku, nanti aku yang jemput kamu."
"Iya gakpapa. Aku bisa sendiri"
"Gak bisa gitu sayang. Pokoknya kalau kamu mau pulang telfon aku. Nanti aku jemput kamu kesana sekalian mampir ke rumah ibu."
"Ibu lagi gak ada di rumah."
Hampir saja Minho semburkan kopi hangat yang tengah disesap olehnya. Begitu juga dengan hyunjin, ia keceplosan dan dengan bodohnya bilang kalau ibunya sedang tidak dirumah sementara dia izin ingin ke rumah sang ibu.
Dan benar saja, tak lama kemudian ponsel miliknya berdering nyaring, buat hyunjin kaget. Ia tak lekas mengangkat panggilan tersebut, justru menjauhkan benda persegi itu dari posisinya berbaring saat ini.
"Siapa itu? Kenapa gak dijawab telfonnya?" mendadak ibu hyunjin muncul dengan nampan berisi camilan dan.. Apa itu? Oh, teh hangat. Beliau ikut duduk di sofa di seberang sang anak.
"Hyune kan udah bilang gak usah buatin minum ibu.. Aku bisa ambil sendiri, kan jadi ngerepotin."
"Kamu datang kemari juga udah ngerepotin."
Si anak pasang wajah tak senang. Merepotkan katanya?
Hyunjin tidak terima. "Kalau aku gak ke sini, nanti gak ada yang jengukin ibu" jawabnya malas. Memangnya siapa yang akan datang? Roh papanya? Ia bergidik pelan. Tangannya terulur untuk mengambil keripik singkong yang disajikan barusan.
"Bilang gak mau tapi dimakan juga ya,"
"Aku gak ada bilang begitu," hyunjin malas tanggapi omongan ibunya.
"Gak boleh makan sambil tiduran, nanti kamu berubah jadi uler."
"Dih. Amit amit," sangkalnya. Kemudian hening.
"Lagi ada masalah sama suamimu?" ibunya bertanya setelah beberapa menit hanya tercipta keheningan.
"Enggak ada" jawabnya melirik sekilas lalu fokus ngemil lagi.
"Bohong dosa. Kalau memang lagi ada masalah harusnya dibicarakan baik-baik. Bukan malah ngehindar atau kabur begini"
"Aku gak ngehindar. Siapa juga yang kabur? Orang niatku main ke rumah ibu."
Wanita yang hampir berusia lima puluh tahunan itu menghela napasnya. "Kamu bukan lagi anak kecil ibu, hyune. Kamu udah dewasa, hidupmu bukan cuma untukmu lagi."
"Hmm," hyunjin mendengung pelan, tangan kirinya sibuk otak atik remot tv sementara sebelahnya lagi sibuk masukkan keripik dalam mulut. Fokusnya pada siaran televisi yang sedang menayangkan berita terkini dengan kaki dia tumpukan pada bantal sofa.
Benar-benar tidak ada akhlak. Sudahlah bertamu pagi pagi, tidak bawa buah tangan lagi. Untung putra satu-satunya.
"Ibu ngomong serius, Hwang hyunjin." ujar ibunya membuat si anak menghela napas dan beralih menatap wanita kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All about Hyunho
RandomSeperti judulnya, This book is about HYUNHO AREA! (Maybe) just oneshoot/twoshoot. Leeknow & Hwang Hyunjin ♡ WARN: ⚠ Boys love (bxb) Minho dom! Yang gak suka/sesuai sama selera bacaan mu bisa silahkan di skip dan tinggalkan lapak dengan tenang. Hom...