"Excuse me?"
Sebuah suara menginstrupsi ditengah-tengah rapat. Rapat yang baru berlangsung selama duapuluh menit itu harus terhenti saat tiba-tiba seorang pemuda bersuara. Seketika semua mata tertuju padanya.
"Hyunjin?" tanya kepala departemen setelah beberapa detik berlalu.
Yang dipanggil tersentak dari tempat duduknya, ia menatap takut pada para petinggi sekaligus kolega bisnis mereka yang telah dia ganggu fokusnya.
Tangannya dibawah meja meremat kuat ujung kemeja yang dipakai sebelum berucap, "Maaf, bisa saya ke toilet sebentar? Perut saya tiba-tiba sakit." bisa dia lihat salah satu dari mereka menghela napas dengan bahu sedikit turun.
"Apa tidak bisa ditahan sebentar? Baru duapuluh menit, tolong kerjasamanya."
Hyunjin menunduk. Ia tau itu adalah kalimat penolakan yang mengharuskannya tetap bersikap profesional.
Tak dapat dipungkiri jika perutnya sakit dan terasa mulas. Matanya mulai berkaca-kaca sebisa mungkin ia tahan agar tidak tumpah dan mengalihkan pandangannya pada sosok pemuda lain guna meminta bantuan.
"Lima belas menit lagi. Tahan sebentar," jawaban bernada tegas namun penuh kehati-hatian itu berhasil membungkam hyunjin.
"Maaf..." dia gigit bibir bawahnya kemudian buang muka. Tanpa sadar tangannya mengepal.
* * *
Begitu rapat selesai, hyunjin buru-buru kemas berkasnya dan segera keluar dari ruangan. Minho yang liat itu menghela kasar.
"Jungwon, tolong kamu bereskan berkasnya. Nanti taruh saja di ruangan saya" perintahnya kemudian pergi menyusul keluar.
Tujuannya sekarang adalah toilet.
Minho yakin hyunjinnya pasti ada di sana. Langkah kakinya terburu karena takut terjadi sesuatu dan benar saja, saat dia masuk ada hyunjin di depan wastafel tengah memuntahkan isi perutnya. Tanpa basa basi Minho mendekat dan bantu pijat pelan tengkuk yang muda.
"Pelan pelan aja. Jangan dipaksakan" ujar Minho selagi membantu sebisanya.
Tidak ada respon karena yang ditanyai sibuk muntahkan isi cairan yang bahkan hanya bening sejauh mata melihat. Hyunjin sampai terbatuk beberapa kali. Minho gulung lengan kemejanya hingga batas siku, selipkan anak rambut hyunjin yang menghalangi pandangan lalu cuci tangannya dan bersihkan bibir yang muda.
"Udah ya, masih sakit perutnya? Atau mules? Mau kakak anterin ke rumah sakit?" hyunjin menggeleng ribut.
"Mau makan? Udah masuk jam makan siang juga ini. Kakak suapin, mau ya?" sebuah gelengan kepala kembali menjawab. Minho lap bibir suaminya pakai tisu dengan sabar.
"Mau pulang..." jawabnya pelan, nyaris berbisik.
"Pulang?" sebuah anggukan buat yang tua menghela napas. Dia tatap cermin di depannya dan bisa diliat suami cantiknya itu menunduk tahan sesuatu.
Dengan hati-hati Minho telusupkan tangannya diantara celah tangan yang muda. Tangan kirinya peluk posesif pinggang hyunjin, sementara tangan satunya dia bawa ke atas perut yang mulai membesar dibalik kaos berlapis blazer coat.
"Sayang kakak minta maaf," ucap Minho kecup pelipis lelakinya. "Baby juga maafin Ayah ya.." tangan kanannya bergerak mengusap lembut perut besar hyunjin dan sembunyikan wajahnya di ceruk leher yang muda.
"Pulang.."
"Bentar lagi ya sayang, kerjaan aku belum siap. Nanti gak ada yang jagain kamu di rumah"
"Aku bisa sendiri. Mau istirahat,"
KAMU SEDANG MEMBACA
All about Hyunho
De TodoSeperti judulnya, This book is about HYUNHO AREA! (Maybe) just oneshoot/twoshoot. Leeknow & Hwang Hyunjin ♡ WARN: ⚠ Boys love (bxb) Minho dom! Yang gak suka/sesuai sama selera bacaan mu bisa silahkan di skip dan tinggalkan lapak dengan tenang. Hom...