I. Kim Jisoo

817 64 8
                                    

Jisoo's POV

Perkenalkan, namaku Kim Jisoo. Di tahun ini usiaku genap dua puluh tiga tahun. Sekarang aku sedang mengenyam pendidikan di sebuah universitas ternama di Seoul semester enam.

Karena aku berasal dari kota Gunpo, jadi di Seoul aku menyewa sebuah unit apartemen sederhana dengan harga ramah di kantong untuk orang-orang sepertiku.

Kedua orang tuaku sebenarnya tidak memiliki cukup biaya jika aku harus menempuh pendidikan perguruan tinggi di Seoul. Beruntung otakku cukup pintar. Jadi aku bisa bersekolah disana dengan jalur beasiswa.

Jadi untuk biaya hidupku sehari-hari agar tak merepotkan kedua orangtuaku, aku memilih bekerja paruh waktu di sebuah kafe. Dan kebetulan pemilik kafe itu adalah kakak dari teman dekatku di kampus. Jadi aku bisa diterima bekerja paruh waktu disana dengan mudah.

Kim Jennie. Dialah adik dari bos pemilik kafe tempatku bekerja. Dan bosku bernama Kim Namjoon.

Jennie adalah teman dekatku di kampus. Dan bisa dikatakan jika dialah satu-satunya orang yang mau berteman denganku dengan tulus. Sedangkan temanku yang lain memiliki maksud tersendiri jika berteman denganku. Misalnya hanya memanfaatkan kepintaranku agar mereka bisa dengan mudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen.

Sungguh menyebalkan, bukan?

Tapi tak apa. Aku pun tak peduli jika tidak memiliki teman dekat selain Jennie. Lagipula aku juga tidak bergantung pada mereka. Mereka lah yang sering bergantung padaku.

Setelah kegiatan kampusku selesai, aku langsung bergegas ke kafe.

Aku tidak seperti teman-temanku yang lain yang bisa bermain dan berbelanja sesuka hati setelah jam kuliah selesai. Aku harus bekerja agar tak merepotkan kedua orang tuaku.

Tapi aku sama sekali tak menyesal karena tidak bisa seperti teman-temanku, aku melakukan semua ini dengan senang hati.

"Kim Jisoo.. Cepat ganti pakaianmu!" Teriak salah satu temanku yang bekerja di kafe itu juga. "Di luar banyak pelanggan yang datang."

"Baiklah, Jimin." Ucapku.

Ah, Park Jimin. Dia juga cukup dekat denganku. Tapi kedekatan kami hanya sekedar teman kerja di kafe. Tidak lebih.

Kemudian aku bergegas mengganti pakaianku dan mengenakan celemek. Setelah itu aku melangkahkan kaki untuk melayani para pelanggan yang datang.

Benar saja, saat ini di kafe sedang penuh.

"Noona.. Meja itu belum dilayani." Teriak Jungkook yang juga bekerja disana.

"Baiklah."

Satu per satu aku menghampiri meja pelanggan dan mencatat pesanan mereka dengan teliti. Aku tidak boleh salah mencatat agar tak kena omelan manajer kafe yang sangat cerewet. Sebenarnya dia pria yang dingin. Tapi akan menjadi cerewet jika ada bawahannya yang bekerja tidak benar.

Siapa lagi kalau bukan Min Yoongi?

Pria berkulit pucat itu benar-benar mengharuskan para bawahannya bekerja sempurna tanpa boleh ada kesalahan sedikit pun.

Saat aku mengantar pesanan ke meja pelanggan, ada seorang pelanggan lagi yang datang. Aku pun menyambut kedatangan pelanggan itu.

"Selamat datang."

Aku memasang senyum terbaikku ketika melihat pelanggan yang baru datang itu.

Pelanggan spesial bagiku.

Ah, benar.. Ini adalah hari Sabtu. Dan hari ini waktu baginya untuk berkunjung ke kafe ini.

Ada tujuh hari dalam satu Minggu, dan hari yang paling kunantikan dalam satu minggu itu adalah hari Sabtu. Hari dimana aku bisa bertemu dengan pria pujaan hatiku.

Waiting for You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang