Episode 2 Ancaman

12 1 0
                                    

"Vernataa ..AWAAASSSSSS!!! " teriak Liany dan Dito secara bersamaan.

Ternyata Vernata hampir di tabrak mobil karena kecerobohannya berlari tanpa melihat situasi. Tapi, syukur lah sih pengemudi menekan rem dengan cepat sehingga tidak terjadi kecelakaan.

"Hei nona kalau mau menyeberang setidaknya lihat kanan kiri dong!" Kata sih pengemudi sambil membuka pintu mobilnya dan keluar.

" Om Dafa? Ngapain disini? " Tanya Dito sambil mengatur nafas yang sedikit tersendat.

"Eh, Dito... Ini om lagi buru-buru ke kantor, tiba-tiba ada perempuan bodoh yang mau menyebrang jalan tapi tidak melihat situasi" kata om Dafa sambil melihat ke arah Vernata.

"Ata, lu ngak apa-apa?" Tanya Liany yang berusaha menyadarkan Vernata yang terdiam membisu karena berusaha mencerna situasi yang hampir membuat dirinya celaka.

"Ata, jawab!" Kata Liany sambil menggoyangkan badan Vernata.

"I-iya!" Kata Vernata yang masih belum sadar sepenuhnya.

"ma-maaf yah om, gara-gara saya om hampir celaka" kata Vernata yang masih berusaha menetralkan jantungnya.

"Iya..ngak apa-apa intinya lain kali jangan gitu yah! Itu bisa membuat kamu dan orang lain celaka" kata om Dafa menasehati Vernata.

Setelah merasa kondisi tenang, om Dafa langsung pergi meninggalkan mereka bertiga karena ada urusan yang lebih penting.

"kamu beneran ngak apa-apa kan ta? Tanya Dito memastikan.

"Gw ngak apa-apa ko..hanya kaget aja, soalnya tadi hampir is dead gw" kata Vernata sambil membuat gerakan tangan melewati lehernya yang menandakan kematian.

"Salah lu juga sih..ngapain lari tanpa lihat jalan? Untung tadi om nya Dito ngerem tepat waktu coba kalau enggak? Lu ngak bakal bisa ketemu Jimin tau!" Kata liany menasehati sekaligus berusaha mencairkan situasi.

"emang tadi ngapain lu  tiba-tiba lari?" Tanya Dito penasaran.

"Cuma mau nanya sama nenek itu, kenapa kemarin pergi ngak pamit." Kata Vernata berusaha menutupi niat yang sebenarnya.

"Yakin cuma itu?" Tanya Liany yang coba mengintrogasi.

"Sudahlah..kita pulang saja. Kalau semakin lama disini yang ada gw udah kaya tahanan yang mau diintrogasi aja!" Kata Vernata sambil berjalan meninggalkan kedua sahabatnya itu.

" Ternyata kamu orangnya!!" Kata seseorang bertudung hitam.

Sesampainya di rumah Vernata,  Dito dan Liany juga ikutan masuk karena mereka mager pulang rumah.

"Mau makan,minum,tidur,ganti baju urus diri masing-masing" kata Vernata yang langsung meluncur ke kamar kesayangan nya.

Betapa kagetnya Vernata melihat cermin riasannya yang sudah berlumur darah segar yang bertulis

RATU DARAH 🩸🩸

"AAAAAAAAAAAAA...." Teriak Vernata yang langsung didengar oleh ibu, Dito dan Liany.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya ibu Vernata sambil menghampiri dan memeluk Putri yang sudah terduduk dilantai sambil menunjuk kearah meja riasnya.

"Anjir...siapa yang nulis ngak jelas kaya gini!" Kata Dito yang langsung sigap menghapus darah tersebut.

Liany yang tidak suka bau darah langsung muntah dan lari menuju kamar mandi yang ada di kamar Vernata.

"Ata yang di ancam, any yang muntah..ini konsepnya gimana." Gumam Dito yang binggung dengan keadaan yang terjadi.

Setelah kondisi mulai tenang, mereka mulai mencari tau siapa yang masuk kerumah dan melakukan hal yang tidak wajar tersebut.

"Ko ngak ada?" Kata Dito yang sedang mengecek cctv yang ada dirumah vernata.
"Emang ngak kelihatan gitu?" Tanya Liany yang juga ikut penasaran.

"Kalian bukanlah tandinganku dalam hal seperti ini" kata seseorang yang memperhatikan mereka dari jarak yang begitu jauh tapi masih bisa melihat dengan jelas.

"Apakah dia belum sadar dengan kata itu?" Tanya seseorang dibelakang orang misterius itu.

"Kita lihat saja nanti..mau tidak mau dia harus terima takdir yang telah digariskan." Jawab pria misterius itu.

Karena merasa cctv itu rusak, mereka memutuskan untuk menunggu ayahnya Vernata datang dan mencari tau mengenai hal yang lumayan serius itu. Berbeda dengan yang lain, justru Vernata merasa ada sesuatu yang tidak biasa.

"Apa yang kamu pikirkan ta?" Tanya Liany yang melihat Vernata sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Ngak ada." Jawaban singkat dari Vernata yang membuat ibu, Dito,dan Liany hanya mengangguk pasrah.

"Kalian mau pulang atau nginep?" Tanya ibu Vernata kepada Dito dan Liany.

"Pulang aja deh tante, soalnya mama sendiri dirumah..papa ada kerja diluar kota..jadi aku ngak bisa nginep deh!" Jawab liany.

"Kalau aku emang harus pulang,  takut di geprek aku sama ayahnya ata..heheh.." kata Dito cegegesan ngak jelas.

"Yah udah hati-hati dijalan yah!" Kata ibu Vernata.

Setelah Dito dan Liany pulang dari rumah Vernata ternyata mereka di ikuti oleh seseorang berjubah hitam.

"Kalian harus selalu memantau mereka berdua, jangan sampai rencana kita gagal hanya karena bocah manusia ngak jelas itu!!" Kata seseorang yang langsung di angguk paham oleh kedua pengikutnya.

"Ketika waktunya tiba, kamu harus menerima takdir mu!!"

The Queen Of BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang