****
Taehyung sudah selesai akan pesanan yang Jungkook pinta, pun makanannya sudah dirinya kemas rapih di kotak bekal yang sangat jarang Ia gunakan, ini adalah kedua kali Ia menggunakan kotak bekal ini.
Netranya melirik untuk melihat jam dinding yang tidak jauh darinya berdiri. Hampir jam 11 siang, Ia harus cepat bersiap karena sebentar lagi sudah memasuki jam makan siang.
Taehyung melangkah menuju kamarnya yang memang letaknya begitu dekat dengan dapur, lebih seperti kamar untuk asisten rumah tangga namun cukup nyaman untuk bisa Ia gunakan.
Taehyung harus bersiap dulu sebelum pergi menemui Jungkook.
****
Taehyung berdiri di luar gerbang, di bawah pohon cherry sambil menunggu taksi yang Ia pesan datang.
Penampilannya sederhana hanya mengenakan celana jeans hitam dengan atasan kaos putih berlengan pendek yang Ia masukan ke celana. Dibalut dengan cardigan rajut bewarna coklat susu menjadi pelengkap penampilan Taehyung siang itu.
Rambut ikalnya tampak lembut tertiup angin, sesekali kakinya mengetuk tanah berumput yang dipijaknya dengan pelan kemudian disusul dengan tangan kanan terangkat, menarik sedikit ujung lengan cardigan yang memang lebih panjang dari tangannya untuk mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangan karena taksi yang dirinya pesan entah mengapa tak kunjung datang juga.
Taehyung mendongak dan dirinya terkejut karena tiba-tiba sebuah taksi sudah terparkir tepat di depan dirinya, perasaan dirinya mengecek jam tak sampai 1 menit jadi taksi di depannya kapan datangnya.
Di tengah rasa bingungnya, Taehyung kembali dikejutkan dengan kemunculan si supir taksi yang kini sudah berdiri di sampingnya.
"Taehyung-ssi?" Tanya supir taksi itu dengan senyum menawannya
Taehyung berkedip, matanya terpaku pada penampilan si supir taksi yang lebih mirip seorang idol K-pop ketimbang penampilan seorang supir. Wajah tampan dengan mata bulat, hidung mancung dan bibir berisi yang terlihat seksi dan yang paling mencolok adalah rambut merahnya.
"Taehyung-ssi?" Sekali lagi si supir bersuara, senyum malaikat tampannya masih terpasang di bibir merah itu.
Taehyung tersentak, kemudian tersenyum canggung. "Ah maaf. Iya saya Taehyung." Ujar Taehyung
"Kupikir salah orang, silahkan masuk." Ujar sosok si supir sambil membukakan pintu penumpang untuk Taehyung.
Taehyung sungkan, pemuda itu bergumam terimakasih dengan sopan kemudian memasukan tubuhnya ke dalam mobil yang pintunya langsung
ditutup oleh si supir, setelah sebelumnya memastikan bahwa Taehyung sudah duduk nyaman dan tidak ada barang yang tertinggal atau terjatuh di tempat Taehyung berdiri tadi."Kau ingin diantar kemana Taehyung-ssi? Oh dan panggil saya Jimin, Park Jimin. Sepertinya kita seumuran hehe." Ujar si supir yang ternyata adalah si malaikat alias Jimin.
Malaikat tampan itu meraih seatbelt dan untuk beberapa saat memperhatikan sabuk pengaman itu, otaknya sedang berpikir bagaimana cara memasang ini.
Seumur-umur Ia menjadi malaikat dirinya tak pernah menggunakan mobil, Ia hanya memanfaatkan kekuatannya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan saat menjadi manusia pun kendaraan belum secanggih sekarang.
Memilih abai, malaikat itu kembali membuang sabuk pengaman itu ketempatnya semula. "Tak butuh, toh aku malaikat ini xixi" batin si malaikat bernama Jimin.
"Jeon's Corp. Antar saya kesana." Ujar Taehyung dengan ramah.
Jimin mengangguk, bermodalkan belajar kilat malaikat itu mulai menjalankan mesin mobil, dalam hati berdoa semoga mereka selamat sampai tujuan. Jimin tak ingin di pecat jadi malaikat dengan alasan sudah menghilangkan nyawa seorang manusia baik hati bernama Kim Taehyung.
****
Mereka sampai dengan selamat tepat di depan lobi perusahaan. Jimin mengusap dahinya yang padahal tidak mengeluarkan keringat sama sekali. Nafasnya ngos ngosan seolah habis di kejar anjing.
Lenguhan ringan tertangkap oleh telinga tajamnya, tak perlu repot melirik di kaca Jimin sudah tau bahwa Taehyung sudah bangun.
Jimin sengaja membuat Taehyung tertidur saat di jalan tadi, pasalnya Jimin tidak ingin Taehyung tau apa yang dirinya alami selama perjalanan kemari.
Entah sudah berapa umpatan kasar yang dirinya terima dari pengguna jalan lain, mobil yang awalnya mulus kini sudah di penuhi baretan dan penyok akibat ulahnya. Alias perjalanan mereka tak mulus sama sekali. Jimin sangat payah dalam hal mengendarai mobil.
"Oh sudah sampai?! Ah saya ketiduran, maafkan saya." Ujar Taehyung tak enak hati, pemuda Kim itu mengambil dompet yang dirinya taruh di saku belakang celananya, hendak mengeluarkan ongkos namum Jimin dengan cepat berujar.
"Tak perlu! Untuk Taehyung gratis."
Taehyung membulatkan matanya, "Tidak bisa begitu dong." timpal Taehyung.
Jimin segera keluar dan membukakan pintu penumpang untuk Taehyung, dengan sedikit memaksa namun lembut malaikat itu menarik Taehyung untuk keluar dari mobil.
Taehyung protes namun Jimin dengan cepat menyeret Taehyung ke pintu masuk, dirinya dengan cepat berlari kembali ke mobil dan pergi dari sana, tentu saja disertai dengan drama menabrak pohon, menabrak pot, dll.
Taehyung yang melihatnya hanya bisa cengo, pemuda itu kemudian menggaruk pelipisnya dengan pelan dan memilih untuk berbalik. Masuk ke dalam gedung perkantoran Jungkook.
****
Saat dirinya sudah berada di lantai dimana ruangan Jungkook berada, dari kajauhan dirinya bisa melihat sosok Jieun di balik meja sekretaris.
Taehyung menghela nafas, otaknya teringat kejadian tempo hari saat dirinya pertama kali datang kesini. Jieun, wanita itu sepertinya tidak menyukainya.
Walau langkahnya berat namun Taehyung akhirnya sampai juga di depan meja Jieun. "Permisi." Ucap Taehyung.
Jieun sedang menunduk melihat ponselnya, layar ponsel wanita itu menunjukan berbagai macam rekomendasi restoran ternama. Jieun bermaksud ingin mengajak Jungkook makan siang bersama, namun saat telinganya mendengar suara yang sedikit familiar, wanita itu pun mendongak dan langsung bertatapan dengan mata jernih Taehyung.
Rasa cemburu seketika menguasai hatinya kala ingatannya mengingat kembali perlakuan Jungkook pada sosok di depannya tempo hari.
"Untuk apa kau?!" Tanya Jieun membentak, wanita itu menghampiri Taehyung dan mendorong pemuda itu dengan kasar.
Taehyung terkejut akan perlakuan Jieun padanya, pemuda itu hendak membuka mulut namun kembali bungkam saat Jieun dengan kasar merampas bekal makanan yang sudah dirinya buat.
Lebih terkejut lagi saat Jieun melangkah ke arah tempat sampah dan hendak membuang bekal itu. Dengan cepat Taehyung mendekat pada Jieun, tangannya meraih tangan Jieun yang memegang bekal, mencengkram tangan itu dengan kuat.
"Yak! Berani kau menyentuhku!" Seru Jieun marah.
Taehyung berdecak, "Berikan kembali padaku." Ujar Taehyung dengan nada rendah, maniknya berkilat marah menatap Jieun.
Untuk beberapa saat Jieun tampak takut, namun tak lama karena setelahnya wanita itu malah menyentak tangan Taehyung ditangannya dan dengan kejam membuang bekal itu ke tempat sampah.
Taehyung terperengah, dadanya naik turun dengan cepat menahan emosi. Maniknya menusuk langsung pada Jieun yang kini menatapnya dengan remeh.
"Tuan Jeon tak pantas makan makanan dari seorang pelacur sepertimu. Kau-
PLAK
Kini Jieun yang terkejut, wanita itu memegangi pipinya yang mati rasa karena barusan Taehyung telah melayangkan tamparan padanya, wanita itu menatap marah juga tak percaya pada Taehyung.
Pasalnya Jieun sama sekali tak menyangka bahwa Taehyung akan menamparnya, dilihat dari wajah saja Taehyung sudah terlihat seperti pemuda lugu dan mudah ditipu.
"Kau-
"Apa yang terjadi disini?!!"
-tbc-
****Aseek 😋😋
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO THE PAST | Kookv
FanfictionMemilih cinta yang salah, memilih pada pihak yang salah dan berakhir mati tragis dengan banyak penyesalan, baru menyadari bahwa orang yang benar-benar tulus adalah 'dia' yang sudah ia sakiti. Tuhan iba. Dan memberinya kesempatan kedua, dengan kembal...