4. Seokjin

0 1 3
                                    

" cape " gumam hera sembari melemparkan tubuhnya ke kasur.

Tapi... Bukan raga yang capek melainkan batin dan mental. Hera berulang kali menghembuskan nafasnya lelah dengan wajah yang dapat di lihat kelelahannya.

Drtt.. Drt...

Ponsel hera berdering menandakan ada telpon masuk. Dengan malas, hera mengambil ponsel itu V nama yang tertera di sana.

" .... "

" kenapa? "

" sibuk gak? "

" enggak, ini cuma lagi rebahan "

" boleh temuan? "

" lokasi? "

" kafe cr polonia "

" punya pak seokjin? "

" iya "

" kapan? "

" emm, sekarang aja "

" ok lah, gue mandi dulu "

" bye "

" too "

Read.

Hera beranjak mengambil celana jins warna hitam dan kaos hitam polos. Hera pun menuju kamar mandi.

7 menit kemudian

Hera keluar dari kamar mandi dengan celana jins warna hitam dan kaos hitam polos lengan pendek dan rambut yang di kuncir satu. Hera mengambil sepatu snekear hitam-putih dan tas selempang warna hitam.

💜💜💜

" maaf lama " ucap hera.

" gak papa kok, gue juga baru dateng " jawab vano dengan seulas senyum tipis.

" udah pesen? " tanya hera.

" udah, punya lo gue pesenkan " jawab vano.

" punya gue lo pesenkan apa? " tanya hera.

" coklat panas sama ramyeon " jawab vano.

" kenapa minta temuan? " tanya hera.

Netra vano yang semulanya tajam menjadi sendu. Hera yang peka segera menarik kursi dan duduk di sebelah vano yang awalnya di depan.

" kalo capek bilang aja, gue bisa jadi pendengar baik untuk lo " ucap hera.

" nyokap gue.... " ucap vano terhenti dengan air mata yang tiba-tiba turun.

" eh.. Jangan nangis di sini " ucap hera. Vano menyeka kasar air matanya.

" maaf " lirih vano.

" lo bawa mobil? " tanya hera.

" hm, males bawa motor " jawab vano.

Hera merogoh tas selempang nya dan menemukan ponselnya di sana. Vano hanya menatapnya dengan tatapan heran. Hera seperti menghubungi seseorang.

Duo HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang