9. Menyusun bakat

0 0 0
                                    

Hai semuanya...

Coba bilang: absen

Selamat membaca semuanya.

💜💜💜

" apa yang mau kutunjukkan disana ya? " tanya Hera. Dirinya bingung, dia akan menunjukkan apa dikompetisi itu. Kompetisi internasional pula tuh, pastinya banyak saingannya.

Tok tok Tok

" Hera? " panggil seseorang. Pikiran Hera pun buyar dan menatap ke arah pintu. Itu Hosu.

" iya, kenapa? " tanya Hera. Hera menunggu jawaban dari Hosu.

" makan dulu yok, nanti lagi mikirnya " jawab Hosu.

" ok ok.... Nanti aku kesana, Hosu duluan aja... Aku mau bersihkan kamar dulu " ucap Hera. Tidak ada lagi suara, mungkin Hosu sudah pergi. Tidak ingin membuat mereka menunggu, Hera several membersihkan kamar nya yang sudah seperti kamar peach akibat berpikir dari 02 hari yang lalu.

Setelah selesai, dirinya pun turun kebawa ikut makan bersama dengan semuanya. Davin yang mendengar derap langkah itu pun melihat ke arah tangga dan mendapatkan Hera yang menuruni tangga.

" selamat malam semuanya " sapa Hera.

" too " serentak semuanya. Hera tersenyum dan mengambil duduk ditengah Ray dan Hosu.

" jangan terlalu pikirin.... Apa lagi sampai gak makan... Ngerti? " tanya Ray diakhir kalimat. Hera pun menyengir lebar.

" iya, Hera ngerti... " jawab Hera. Ray mengangguk dan melanjutkan makannya.

" kami juga bisa membantu untuk mendapatkan bakatmu... Bagaimana? " tanya Ceiin. Hera mengangguk cepat. Take jarang-jarang juga dirinya ingin bantuan.

" tapi yang pertama kami harus tau apa saja bakatmu... " ucap Davin. Hera pun mulia berpikir.

" pianis, gitaris, Taekwondo, play sword, archery, dancer, singing, race, modeling, music box, visuals, rapper, vocals " jawab Hera. Seketika semuanya terkejut, sebegitu banyak nya.

" ekhmm... Ok lah, banyak juga " ucap Irfan. Devan yang sejak tadi berdiam diri pun langsung angkat suara.

" bagaimana kalau Taekwondo bercampuran dengan rapper, vocals, singing, play sword, dan archery. Tapi kita yang notabennya gak ikut... Harus ikut... Untuk menjadi music box dan gitaris serta drummers " ucap Devan.

Semua yang ada disana melongo tak percaya. Baru kali ini mereka mendengar seorang Devana Kim Lensani berbicara panjang lebar dengan mereka, biasanya dirinya seperti itu saat ada waktu genting saja.

" bagaimana? Setuju atau tidak? " tanya Devan. Seketika semuanya tersadar. Irfan berdeham sedikit untuk memecahkan suasana.

" bisa aja... Tapi aku gak bisa ikut karna harus ngurus keadaan nanti... Panggungnya gimana lagi belum ku lihat " jawab Irfan. Devan pun mengangguk mengerti dengan keadaan Irfan sebagai ketos.

" bagi yang lulus sekolah atau yang udah bekerja itu juga ikut? " tanya Davin. Irfan mengangguk.

" kalau begitu aku akan menjadi gitaris bersama Hosu dan Ceiin... Devan akan menjadi drumers, sedangkan Ray akan menjadi turntable atau music box " ucap Davin.

" aku akan mencari musik yang cocok dengan kompetisi yang kita adakan " ucap Ray.

" hari itu juga kita mendengar Hera bernyanyi rapper kan... Jadi kita cari juga instrument yang memiliki nada rapper nya juga disitu " ucap Ceiin.

" baik lah kita semua udah sepakat.... Kita tinggal menunggu Irfan yang akan mendaftarkan kita " ucap Hera.

Mereka pun menyusun piring-piring untuk dicuci, sebagian juga membersihkan tempat lain. Seperti biasa, membagi-bagi tugas.

Duo HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang