Suka dan duka

22 7 2
                                    

Di sebuah pemakaman kota terlihat ada banyak orang yang pergi ke salah satu makam yang masih baru untuk melihat seseorang yang mereka kenal, Darold Ed Maelian adalah seorang pengacara sukses yang selama masa kerjanya telah menangani, membantu, dan memenangkan kasus-kasus dengan berbagai macam permasalahan mulai dari perceraian, pembunuhan, korupsi, dan lain sebagainya.

Darold telah membantu banyak orang semasa hidupnya, jadi jangan heran jika banyak yang saat ini datang ke pemakamannya dan melihatnya untuk ke terakhir kalinya.

Pemakaman yang tadinya ramai namun saat matahari ada tepat di atas kepala sudah mulai sepi karena orang-orang yang datang tadi sudah pulang ke tempat tinggalnya masing-masing. Walaupun begitu masih ada yang menetap, tentu saja keluarga dari si pemilik makam yang baru ini.

➤➤➤➤➤➤

"Maaf ya nak.. Papa sama mama belum bisa kesana seperti yang papa kamu bilang, paling cepat dua hari lagi kita kesana" ucap Agne disana penuh penyesalan karena tidak bisa ikut menemani dan menguatkan sang mama mertua.

\Jika kalian lupa Agne ini mamanya si kembar yaa\

"Ga papa kok ma, Angga tau, yang lain juga udah tau dan ngertiin kondisi papa sama mama sekarang. Jadi jangan ga enak hati kayak gitu" ucap Angga menenangkan sang mama.

"Kalau gitu Angga tutup dulu ya" lanjut Angga. Tapi tiba-tiba tangannya di cekal oleh adiknya, Ayla. Ia mengernyit tak paham ada apa dengan adiknya ini? Batinnya.

"Ela mau bicara dulu sama mama" ucap Ayla sambil sesenggukan lalu merampas HP kakaknya. Angga yang melihatnya hanya bisa menghela  nafas.

Cut

Author: perasaan adegan rampas rampasan gada di script deh
Ayla: napa sih thor sirik amat, heran(๑•̀д•́๑)
Author: iya ini dah biar cepet selesai

Action

Lalu ia berbalik kembali ke makam kakeknya yang di sebelahnya ada neneknya yang masih sesenggukan sehabis menangis dan disana juga ada pamannya, Hedrik Elmer Maelian yang terus mengusap usap bahu sang bunda untuk menenangkan.

Fay menghela nafas panjang, "ayo kita pulang, panggil Angga sama Ayla" ucap Fay lalu di angguki oleh Hedrik.

"Nek, mama bilang paling cepat dua hari lagi baru bisa kesini" ucap Angga yang baru saja datang setelah menelfon mamanya.

"Nenek jangan nangis lagi ya Angga juga jadi sedih kalau ngeliat nenek nangis, kakek juga pasti disana bakal sedih kalau ngeliat nenek nangis terus" lanjut Angga. Fay lalu tersenyum dan memeluk cucu laki-lakinya itu yang tentunya di balas oleh Angga.

"Iisssh kok ga manggil manggil sih kalau mau pelukan" ucap Ayla yang baru saja selesai menelfon mamanya.

"Nih hpnya, minggir! Ela juga mau peluk nenek" ucapnya lagi, dia ini memang suka cemburu jika kakaknya di peluk oleh anggota keluarga mereka tetapi dia tidak.

\idih marah-marah mulu mba, pms ya?\

Fay terkekeh pelan melihat tingkah cucu perempuannya itu ia lalu menarik Ayla membawanya masuk ke pelukannya masih bersama Angga.

"Selamat ulang tahun buat kalian berdua yaa" ucap Fay sembari tersenyum menatap kedua cucunya yang sudah besar. Ucapannya di balas dengan anggukan serta senyum manis dari keduanya. Lalu mereka melepaskan pelukan itu.

"Udahan nge cosplay jadi teletubbies nya?" ucap Hedrik yang sudah bosan dari tadi tidak di anggap.

Sebenarnya dia juga cemburu karena tidak diberi pelukan oleh sang bunda, tetapi tidak mungkinkan dia menunjukkan kecemburuannya seperti yang dilakukan oleh Ayla apalagi dia sudah dewasa. Dia tidak ingin dipermalukan oleh keponakan keponakannya.

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang