Artessia Academy
Jisung menutup mulut dan menahan napasnya, matanya berair, kedua bola matanya bergerak dengan gelisah. Ia bersembunyi disudut ruang tamu rumahnya, dirinya tak bisa terlihat oleh siapapun sekarang, karena orang tuanya menyuruhnya untuk bersembunyi. Ia ingin menjerit, tetapi tidak bisa. Dihadapannya saat ini, orang tuanya tengah meregang nyawa, bertarung melawan mutan lain yang menyerang mereka. Melawan, bertahan, terus seperti itu. Tetapi pada akhirnya tubuh itu tercabik-cabik dan anggota tubuhnya terlepas, berceceran kemana-mana dengan darah yang menciprat keberbagai arah.
Jisung menangis dalam diam, didalam kepalanya, ia terus memanggil kedua orang tuanya sambil berteriak. Ia gemetar hebat, mual juga melanda, darah kedua orang tuanya juga sempat mengenai wajah dan bagian tubuhnya yang lain. Ia hampir kehilangan kesadarannya, tetapi ia mencoba bertahan sampai orang-orang itu pergi dari rumahnya.
"...Jiehan, hei! Jiehan! Bangun, kau kenapa ?"
Jisung seketika terbangun, ia terduduk dengan napas memburu, keringat sebesar biji jagung menuruni pelipisnya, jejak air mata ia rasa pada pipinya. Sejenak, ia tutup kedua matanya. Perlahan mengatur pernapasannya yang mendadak terputus-putus.
"Mimpi buruk lagi ya ?"
"Tidak, kali ini lebih buruk. Aku kedapatan mimpi tentang memoriku sewaktu kedua orang tuaku dibunuh." Jawab Jisung setelah ia berhasil mengambil napas dalam.
"Owh, maaf. Kau tak apa Hannie ?" Felix agak meringis mendengar kalimat Jisung atas pertanyaannya tadi.
"Hmm, tidak apa-apa Lixie. Terima kasih sudah membangunkanku." Jisung mengelap wajahnya gusar, menghapus jejak air mata pada pipinya.
"Mandi dan bersiaplah, kita akan sarapan di Hallfood. Kak Abin sudah menunggu disana." Felix bangit dari tempat tidur Jisung, menyerahkan handuk yang ia ambil dari gantungan milik Jisung.
"Oh, Xavier. Dia tidak ada kelas pagi ini ?" Jisung beranjak dari tempat tidurnya dan mulai berjalan menuju kamar mandi.
"Tidak tahu, cepatlah mandi, aku akan menunggumu."
"Baiklah," setelah itu Jisung masuk kedalam kamar mandi meninggalkan Felix sendirian yang tengah asik dengan ponsel didalam genggamannya.
Lima belas menit kemudian Jisung keluar dari dalam kamar mandi, ia berjalan santai kedepan lemari baju melewati Felix. Handuknya menggantung pada pinggang kecilnya. Jisung memilah baju yang akan ia kenakan hari ini, meski nanti akan ditutupi jubah akademi kembali.
"Tatomu sangat menarik ya Jiehan. Itu lambang keluarga kan ?" Tanya Felix.
"Iya, terlalu random penempatannya, aku tidak bisa sembarangan memakai baju sekarang. Kalau terlalu terawang nanti terlihat, apalagi kaos tanpa lengan. Padahal itu baju favoritku."
"Pakai yang ada saja Jiehan, jangan mengada-ngada. Kita belum mengungkapkan kebusukkan sekolah ini."
"Iya Lixie, sudah. Ini sudah tertutup kan ? sekarang ayo pergi ke Hallfood."
Keduanya kemudian keluar dari kamar asrama mereka menuju ruang jamuan makan akademi yang terletak di gedung sebelah asrama.
···
Jisung dapat membaur diseluruh kelas yang ada di akademi Artessia, dirinya termasuk kelas triple S tier. Termasuk murid mutan langka, bersama dengan special creatures seperti fairy, nymph, pengguna telekinesis dan mind reading. Dalam kasus Jisung, ia termasuk klasifikasi makhluk mutan langka dengan ability infinity, tak bisa terdeteksi. Ada sekitar lima orang diakademi yang sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[02] Artessia Academy
FantasyArtessia Academy adalah sekolah untuk para special creatures atau pun mutan. Ia sudah berdiri sejak tahun 1740 silam, letaknya juga sangat tersembunyi. Jiehan Harvesta, adalah nama samaran yang dipakai oleh Jisung selama sekolah di Artessia Academy...