10: Menara The Storian

138 24 12
                                    

Rasanya begitu aneh ketika hari-hari terasa begitu tentram. Biasanya, setiap minggunya ada saja hal aneh yang terjadi di kota maupun di sekitaran akademi. Beberapa bulan terakhir ini Artessia terlalu tentram.

Beberapa hari yang lalu juga Minho pergi entah kemana, ia sempat memberitahu Jisung kalau dirinya pergi untuk menyelesaikan masalah misinya yang tidak bisa ia lanjutkan. Dan sekarang dia belum kembali juga, apakah pria itu baik-baik saja ?

Sementara itu, semenjak mendapatkan kekuatan baru, indra perasa milik Jisung semakin tinggi. Kepekaan terhadap lingkungan sekitar meningkat begitu pesat. Dan hal itu membuatnya sedikit meremang karena bisa merasakan banyak pasang mata yang sering memperhatikannya, ia bisa merasakan emosi mereka dari tiap tatapan yang tertuju padanya. Tingkat kewaspadaan dirinya juga ia tingkatkan. karena, selain emosi eros, ia bisa menangkap banyak emosi yang ingin membunuhnya.

Apakah sebagian orang sudah mengetahui identitas asli miliknya ? Tidak mungkin, ia sudah banyak menghapus jejak tentang dirinya sendiri begitupun dengan identitas keluarganya.

"Kau terlihat gelisah, ada apa ?"

"Eh ? Ah, tidak. Tidak ada apa-apa, apakah wajahku terlihat seperti orang gelisah ?" Jawab Jisung.

Lawan bicaranya menganggukkan kepala, Jisung juga bingung bagaiamana cara menanggapi pertanyaan itu, nyatanya dirinya memang gelisah kan ?

Ia menghela napas panjang dan menundukkan Kepalanya, "Iya, aku memang sedikit gelisah. Kakak sepupu temanku belum balik ke asrama hingga hari ini, dia bilang padaku kalau izin dua atau tiga hari tidak masuk. Tapi sekarang sudah hampir seminggu," Jelas Jisung kemudian.

"Oh, yang kau maksud itu senior yang beberapa bulan lalu masuk ke akademi ? Sepupu El, kan ?"

Jisung hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kenapa tidak tanya langsung saja pada El ? Bukannya ia lebih tahu ? Kan mereka keluarga ? Oh! atau kau khawatir karena pacarmu itu belum kembali, huh?"

Nada menggoda itu membuat Jisung ingin memukul temannya yang satu ini.

"Siapa bilang dia pacarku?! Bicaramu butuh didikan lebih Zelon." Cibir Jisung.

Zelon, teman bicara Jisung itu tertawa setelah berhasil menggoda Jisung.

"Oh iya. Kau tahu, aku dengar dari berita yang beredar, kasus lama yang sempat ditutup kembali dibuka."

Jisung mengerutkan kening, "Kasus apa ?" Tanyanya kemudian.

"Kasus lama, pengejaran dan pemusnahan keluarga penghianat Han, mereka bilang kasusnya kembali di buka. Dari berita yang beredar, keturunan terakhir telah ditemukan keberadaannya."

Wajah Jisung memucat, pandangan matanya bahkan tidak fokus pada penjelasan temannya itu. Tidak mungkin dirinya yang dimaksudkan, kan ?

"Darimana kau dapat berita itu Zel ? Aku bahkan tidak tahu kasusnya dibuka kembali, apa mereka punya selebaran yang menjelaskan ciri-ciri dari orang yang dikejar itu ?"

Zelon kemudian mengeluarkan gulungan kertas poster dari balik  jubah seragamnya, ia menyerahkan gulungan kertas itu pada Jisung.

"Semua ada disini, kau lihat saja sendiri."

Jisung pun segera membuka gulungan kertas tersebut, membacanya dengan seksama dengan wajah yang begitu serius. Tetapi setelahnya merasa sedikit lega karena ciri-cirinya tidak mengarah pada dirinya. Kira-kira siapa korban selanjutnya yang akan mereka bunuh sampai dirinya sendiri keluar dan menyerahkan diri ya ? Lagipula, ia tidak akan gegabah untuk menyerahkan diri begitu saja.

Kasihan sekali, pikir Jisung pada korban yang akan menjadi buronan pengganti dirinya itu.

"Jiehan, sejak kapan matamu berubah warna menjadi biru sebelah ?" Ujar Zelon heran.

[02] Artessia AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang