Jawaban apa yang harus ia berikan, apa yang harus ia pilih ?
Bahkan Minho saja masih bimbang dan ragu dengan dirinya sendiri, tak tahu harus memihak yang mana. Baik dirinya yang ikut perkataan naluriahnya, atau menyelamatkan nyawa orang-orang berharga dalam hidupnya ?
Apakah kau pikir nyawa Jisung tidak sepenting itu, tuan Minho yang terhormat ?
Dalam rasa kebimbangan itu, dirinya tanpa sadar semakin memeluk Jisung masuk dalam pelukan dalamnya.
"Apakah aku sudah pernah bilang jika aku bisa mendengarkan setiap semua kata yang tercatat dari buku The Storian padamu ?"
Ucapan dari Jisung yang tiba-tiba melintas dalam benaknya itu menyadarkan Minho dari lamunannya yang panjang.
"Mungkin sudah, mungkin juga belum." Jawab Minho seadanya, kemudian lelaki itu memberi kecupan singkat pada pucuk kepala Jisung.
Dirinya memantapkan hati, "Sudah aku putuskan siapa yang akan aku layani, aku siap melakukan apapun demi menjaganya," dengan lantangnya Minho menjawab pertanyaan sebelumnya yang diajukan oleh Blue Phoenix.
"Meski taruhannya banyak memakan korban di penghujung cerita ?" tanya Blue Phoenix sekali lagi untuk memastikan Minho berada di pihak siapa.
"Yes, everything. Anyone, anything, I will Secrifice it for him." Jawab Minho sekali lagi dengan yakin dan lantang.
"Well, I guess the ending of the story would be different in this timeline," Burung besar itu perlahan berubah menjadi sosok gagah dan tampan, tubuhnya pun tinggi menjulang. Form manusia yang begitu memukau.
"Come here baby, I'm back," sosok itu kemudian bersuara, mencari perhatian yang tengah nyaman dalam pelukan Minho.
Tentu saja hal itu menggugah hati Jisung untuk menolehkan kepalanya kesamping, meski pelukannya tak mau ia lepaskan.
"Kuro ?" Panggil Jisung tak yakin.
"Yeah, ini aku, sosok yang sering kau lihat dan ajak bicara dalam mimpimu."
"Mana mungkin! Kuro itu hitam, bukan biru–No, no, na'ah, stop right there, jangan mendekatiku," Jisung mengeluarkan jari telunjuknya, memberi isyarat agar sosok manusia dari Blue Phoenix itu tidak berjalan mendekat.
"Little Moon, kau tidak lupa kan nama itu ?"
"Kuro ?!"
Dengan cepat Jisung melesat pergi kepelukan sosok Kuro, si burung Phoenix biru, meninggalkan Minho yang terkekeh kecil karena tingkah Jisung yang seketika berubah.
Ekspresi Minho yang awalnya hangat berubah seketika dalam hitungan detik, ia melihat sesuatu. Vision miliknya mendeteksi sesuatu, jauh dari posisi mereka.
"Some people are coming , bagaimana bisa sudah sejauh ini mereka masih tetap bisa menemukannya ?" Minho memberi isyarat untuk mereka segera pergi dari sini.
"No need to worry. Come," Kuro menjentikkan jarinya, kemudian portal dimensi terbuka. Setelahnya mereka bertiga masuk ke dalam portal tersebut, Kuro menghapus jejak mereka yang tertinggal dirumah tersebut sebelum menutup portal dengan rapat.
"Ini dimana ?" Jisung akhirnya membuka suara setelah menatap sekeliling dimensi yang mereka pijak sekarang ini seperti tak asing.
Ia berjalan menyusuri hijaunya hutan sejauh mata memandang itu dengan langkah pelan, Kuro dan Minho mengikutinya dari belakang.
"Kau tahu betul ini dimana little Moon."
Jisung menghentikan langkahnya hanya untuk melirik sekilas kebelakang menatap Kuro, ia kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[02] Artessia Academy
FantasyArtessia Academy adalah sekolah untuk para special creatures atau pun mutan. Ia sudah berdiri sejak tahun 1740 silam, letaknya juga sangat tersembunyi. Jiehan Harvesta, adalah nama samaran yang dipakai oleh Jisung selama sekolah di Artessia Academy...