7: Searching for the Phoenix

195 29 4
                                    

Setelah menceritakan semua kejadian yang ia alami saat dream-walking kepada Felix, Changbin dan Minho, bisa Jisung lihat berbagai macam ekspresi yang ia dapatkan dari ketiganya.

"Dead touch ?! That thing are real ?" Changbin seperti masih tidak percaya apa yang telah ia dengar dari cerita Jisung barusan.

"Iya," jawab Jisung sembari menganggukkan kepalanya.

"Elf dan Dryad aku masih bisa percaya karena Felix adalah wujud nyata dari salah satunya, bahkan anak-anak di Akademi juga banyak dari turunan creatures langka, tapi Dead touch ? aku baru pertama kali ini mendengar cerita orang yang bertemu langsung dengan sosok itu."

"Xavier, aku tidak bohong," sungut Jisung.

"Iya, iya, aku tahu itu, aku hanya masih tidak percaya saja makhluk itu benar nyata adanya, belum lagi kemampuan soul eater miliknya yang digadang-gadang sangat berbahaya."

"Sangat berbahaya, aku dan kak Rhino saja setengah mati menghentikan luka yang menghitam dan menyebar didadanya kak," Felix mengetuk-ngetuk dada Jisung yang dimana ada bekas luka hitam yang masih membekas disana, tidak bisa sepenuhnya hilang.

"Apakah tidak apa-apa jika dibiarkan ?" tanya Changbin setelahnya.

"Aku kurang tahu kak, kita harus mencari orang yang tahu tentang kemampuan soul eater milik Dead touch ini."

"Rhino, you good ? Kenapa kau seperti orang kehabisan energi."

Changbin menyenggol Minho dengan sikunya, lelaki itu terlihat seperti tak fokus, Jisung juga. setelah tadi bercerita, energinya seperti tersedot entah kemana.

"Sepertinya aku kehabisan mana, rasanya mengantuk sekali." Minho menguap kecil, matanya yang menyayu berkedip-kedip lucu beberapa kali.

"Eum, aku juga mengantuk sekali," sahut Jisung yang memang sedari tadi sudah menguap beberapa kali hingga matanya berair.

"Bin, tolong cek sekeliling, sepertinya bunga penenang dan ramuannya ada lebih dari satu..."

Setelahnya Minho tertidur dengan posisi terduduk di lantai dengan kepala yang tersangga di ranjang Jisung, bahkan tangannya masih menggenggam erat jemari Jisung yang juga ikut tertidur disampingnya.

"Felix, tutup hidungmu, jangan terlalu banyak menghirup udara disini, aku akan mencari benda yang Rhino sebutkan tadi."

Felix mengangguk, ia segera menutup hidung dan mulutnya. Changbin detik itu juga memindai sekelilingnya, mencari benda asing yang ada didalam radius radarnya.

"What the hell with this room ?!"

Ucapan kesal sekaligus kaget itu membuat Felix bertanya-tanya, ada apa dengan kamar Jisung ?

"Kenapa kak ?" tanya Felix kemudian.

"Sepertinya kita harus memindahkan Jisung dari kamar ini untuk sementara waktu, kamarmu kosong kan kemarin ?"

"Iya kosong, roomate-ku pindah, tapi ada apa sebenarnya ? Apa yang kau temukan kak ?"

"Ruangan ini terlalu banyak bunga penenang dan suatu mantra ? Aku tidak tahu pastinya, tetapi lebih baik sekarang kita pindahkan, ayo berkemas, bawa barang seadanya dulu, nanti akan aku bantu pindahkan semuanya saat sudah konfirmasi ke pihak gedung asrama."

Keduanya kemudian bergegas dengan cepat, Felix mengambil beberapa barang penting milik Jisung di lemarinya, dan Changbin membopong Minho di punggungnya serta Jisung yang ia peluk dari depan. Setelah Felix selesai dengan barang-barang Jisung, Changbin kemudian menyerahkan Jisung pada lelaki itu.

[02] Artessia AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang