4. Ketakutan

257 43 5
                                    

Jisung sangat bingung, dirinya terlempar ke dimensi lain setelah tak sengaja kalung yang tengah ia pakai itu menyayat dadanya. Dirinya memang merasa pusing setelah mendapatkan luka sayat dari pedang tersebut, bahkan ia merasa darahnya tengah tersedot oleh pedang tersebut hingga kesadarannya menghilang, dan dirinya entah bagaimana masuk ke dalam sebuah peristiwa, entah kejadian yang sudah terjadi atau belum, dirinya tidak tahu pasti.

"Hah?! Itu bukannya aku?" Dirinya begitu terkejut saat sadar adegan apa yang tengah dirinya lihat dengan mata kepalanya sendiri.

Ini lebih mengerikan dibandingkan dengan melihat peristiwa orang lain dengan visions-nya, Jisung melihat dirinya sendiri, dan ini adalah pertama kalinya ia masuk kedalam peristiwa miliknya sendiri.

Meski keberadaan dirinya hanya objek biasa yang tidak terlihat sama sekali, tetapi rasa mual dan sakitnya sangat terasa ia rasakan. Jisung syok karena melihat dirinya sendiri berlumuran darah dan tergeletak tak berdaya.

Kakinya bahkan terasa seperti jeli hingga ia tak mampu lagi menopang berat badannya sendiri, dirinya terduduk dengan mulut yang ia tutup dengan sebelah tangannya, matanya berkaca-kaca dengan kantung matanya yang menahan air yang menumpuk agar tidak menetes. Dirinya sesak napas, ingin keluar dari peristiwa tersebut tetapi ia terjebak didalamnya, sesuatu menahannya agar tetap didalam peristiwa tersebut, kejadiannya terus berulang-ulang seperti kaset rusak.

Jisung benar-benar ingin muntah sekarang, ia pun mencoba berdiri kemudian berlari dari sana. Tetapi bukannya keluar dari peristiwa, dirinya malah kembali ditempat yang sama saat pertama kali datang, mencoba berlari menjauh lagi tetapi hasilnya sama, dirinya kembali ke tempat semula.

Jisung sudah tak sanggup lagi untuk menahan rasa sesak itu, ia biarkan tubuhnya terbaring ditanah dan menangis sejadi-jadinya, meski matanya terus melihat kejadian yang berulang-ulang dihadapannya.

"Jisung? Jisung? Bisa dengar suaraku? Jiehan, ini aku, Felix."

Jisung seketika terhenti, mencerna apa yang sedang terjadi.

"Jiehan? Please, kasih aku tanda kalau kamu denger suara aku."

Lagi, ia mendengar suara familiar tersebut bergema di seluruh penjuru ruang.

Jisung kemudian bangkit, mengusap air matanya yang masih mengalir, ia kemudian berteriak kencang,

"FELIX! HELP ME OUT OF HERE, I'M STUCK!"

"JIEHAN?! ARE YOU OKAY?"

"Tentu saja tidak, I can't get out of here, sesuatu menahanku untuk tetap disini."

"Okay, tunggu aku, bertahan sebentar ya?"

"Please quick, can't help it."

Setelahnya Jisung tidak mendengar apapun lagi selain adegan didepannya yang masih mengulang hal yang sama, ia sampai bergidik ngeri, apa dia akan berakhir mati muda sebelum mengungkapkan kebenarannya?

•••

Felix terbangun dengan mata yang terbuka dengan lebar dan napas yang terputus-putus.

"Bagaimana? Dapat?" Tanya Changbin.

"Iya, his there, somewhere, tapi sayangnya aku gak bisa tembus kesana, hanya via suara, Jiehan bilang dia terjebak di sana, sesuatu menghalanginya untuk kembali."

Felix mengambil posisi duduk kemudian menyenderkan punggungnya di kepala ranjang.

"Aku pikir itu sebabnya kenapa lukanya tidak bisa disembuhkan, that's not just a scar." Lanjut Felix.

[02] Artessia AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang