Gedung Asrama
Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Jisung sudah menunggu suster Agnes di dalam ruang santai asrama. Ia masih penasaran, apakah buku itu benar-benar berkaitan dengan dirinya atau hanya sekedar terawangan yang random seperti dulu ? Pertemuan Jisung dengan suster Agnes ini tidak diketahui oleh Felix maupun Changbin. Ia hanya ingin memastikan terlebih dahulu, setelah mendapat jawaban pasti ia akan segera menceritakannya kepada kedua temannya itu.
Jisung masih memegang kalung pedang yang ia dapatkan tadi pagi didalam sakunya. Ia belum mendapatkan vision apapun tentang kalung itu, ingin memecah misteri kalung tersebut tapi sepertinya belum saatnya ia melakukan penerawangan kembali. Ruang santai asrama mereka sudah sepi, karena sudah masuk waktu jam tidur bagi murid akademi. Hanya dirinya sendiri yang berada didalam ruang santai ini.
Kalau boleh jujur, Jisung sebenarnya mendengar semua kalimat yang diucapkan oleh The Storyteller pena pada buku The Storian. Ia jadi penasaran, kisah apa yang akan buku itu tulis tentangnya, lagipula kenapa baru sekarang buku itu menulis kisahnya ? Sedangkan ia telah lahir pada tahun 2000 lalu ? Sepertinya ia harus mempercepat tugasnya untuk mengungkap kisah busuk dibalik berdirinya akademi ini. Cerita apa yang mereka tutupi hingga mengharuskan adanya pemusnahan satu keluarga besar pendiri tetua akademi ini.
Belum apa-apa kepala Jisung susah penuh dengan pikiran dan bayangan tentang akademi ini, ia juga takut kalau ada yang mengetahui identitas aslinya dan berakhir ia juga terbunuh. Tidak ada lagi keturuan dari keluarga Harvesta Han. Ia satu-satunya yang masih hidup.
"Jiehan," Panggilan itu sukses membuat Jisung terkejut, ia berdiri dari duduknya dengan terburu sambil memasukkan kalung pedang itu dalam saku hoodie-nya.
"Oh, suster Agnes." Jisung mempersilahkan suster Agnes duduk disofa lain yang ada didekat perapian ruang santai asrama.
"Maaf ya terlalu larut begini, seharusnya kamu sudah harus tidur Jiehan."
"Tidak apa-apa suster, aku lebih baik terjaga untuk saat ini daripada harus bermimpi buruk kembali." Keduanya duduk berdampingan disofa yang berbeda.
"Jadi, apakah suster akan memberitahukan suatu hal padaku sekarang ?" Tanya Jisung to the point.
"Sebelum itu, apa kamu yakin ingin mendengarkan ceritanya ? Kemampuan psikismu sangat tajam, bahkan sepertinya hanya dengan mendengarkan cerita saja sudah bisa masuk kedalam kejadian dalam cerita tersebut ?"
"Tidak, aku tidak punya kemampuan seperti itu suster, tapi untuk pendapatmu tentang kemampuan psikisku yang tajam sepertinya benar. Hanya saja ia datang diwaktu yang random, aku belum bisa mengontrolnya." Jelas Jisung.
"Baiklah, dengarkan aku sekarang, jangan memotong ceritaku terlebih dahulu sebelum aku selesai berbicara." Jisung kemudian mengangguk setuju.
"Professor Agatha merupakan salah satu professor terlama yang mengajar disekolah akademi Artessia ini. Wujudnya terlihat sangat muda, tetapi percayalah umurnya sudah lebih dari 100 tahun. Beliau juga salah satu generasi penyihir yang awet muda, setengah abadi.
Tidak banyak informasi tentang beliau disekolah ini. Tetapi aku tahu buku apa yang kau maksud tadi pagi." Suster Agnes mengeluarkan selembar foto dan memberikannya pada Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[02] Artessia Academy
FantasyArtessia Academy adalah sekolah untuk para special creatures atau pun mutan. Ia sudah berdiri sejak tahun 1740 silam, letaknya juga sangat tersembunyi. Jiehan Harvesta, adalah nama samaran yang dipakai oleh Jisung selama sekolah di Artessia Academy...