Pagi yang cerah menghiasi kota bandung dengan indah, hari ini adalah hari pertama bagi Naya Clarissa Viola atau yang sering di sapa Naya resmi akan bersekolah di SMA Merdeka, salah satu SMA Favorit di bandung. Naya adalah putri tunggal dari pasangan Bian Putra Wijaya dan istrinya Anna Oktavia, Bian yang merupakan papa Naya adalah salah satu pengusaha ternama, sedangkan Anna ibunya merupakan desainer ternama. Kesibukan keduanya membuat Naya selalu merasa kesepian, mama sama papa nya juga jarang pulang ke rumah utama karena akses yang lumayan jauh untuk sampai ke tempat kerja mereka. Mereka lebih sering pulang ke rumah kedua yang tak begitu jauh dari tempat keduanya bekerja.
Naya si gadis ceria namun begitu banyak menyimpan luka, pandai menutupi setiap luka dengan keceriaan yang gadis itu miliki. Namun ada suatu hari dimana ia mulai merasakan kebahagiaan lagi setelah sekian lama tapi ia terlalu takut untuk memulai semuanya. Masa lalu yang Naya sudah kubur rapat-rapat seakan masih selalu terbayang dengan rasa takut itu.
"Bi mama sama papa engga pulang lagi." Tanya Naya pada bi Santi yang dimana asisten rumah tangga keluarga Naya
"Belum non, mari sarapan dulu bibi sudah buatkan roti selesai coklat buat non Naya." Jawab bi Santi, kadang bi Santi juga merasa kasihan dengan Naya yang selalu di tinggal sendiri apalagi di rumah sebesar ini
"Makasih ya bi." Setelah sarapan pagi selesai, Naya beranjak pergi menuju halaman rumahnya untuk berangkat sekolah, hari ini Naya di antar pa Ujang sopir pribadi keluarganya
Sesampainya di sekolah banyak mata yang memperhatikan Naya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ada yang merasa kagum dengan kecantikan Naya, ada yang iri dan pasti tentu ada yang julid.
"Jadi ini anak baru itu."
"Cantik banget gila."
"Bisa-bisanya tu cewe cantik banget."
"Sok cantik banget."
"Biasa aja."
"Pacar gue cantik banget anjir."
"Jadi pacar aa aja mau ga neng."
"Buset dah bidadari dari mana itu."
Masih banyak lainnya. Mungkin setelah ini Naya akan selalu menjadi pusat perhatian di SMA Merdeka. Tapi ketenangan yang Naya harapkan di sekolah barunya tidak menjamin hal buruk tidak akan terjadi pada hidup Naya.
"Gue mau pingsan Ken tahan gue." Ujar Aldo sedikit berdrama. Bukan Aldo namanya kalo ga banyak drama
"Apa si lo bangsat lepas." Jawab Kendra yang langsung menepis tangan Aldo. Tak menghiraukan ucapan Kendra, Aldo tetap saja fokus pada satu titik. Tak lama Kendra juga mengikuti arah pandang Aldo begitupun sama hal nya dengan Agas
Kini semua mata tertuju pada Naya termasuk Agas, pandangannya tak pernah lari dari sosok Naya. Tak sengaja pandangan mereka saling bertemu untuk beberapa detik saja tapi Agas masih tetap fokus memandangi Naya yang sudah jauh tapi masih bisa terlihat.
"Cantik." Batin Agas
Melihat Agas yang terus memandangi Naya sampai-sampai Kendra dan Aldo pun tak Agas respon, mungkin saking terpesona nya melihat kecantikan Naya membuat Agas layaknya patung yang ada di tengah lapangan sekolah.
"Bos." Panggil Aldo yang tak mendapat respon dari Agas. Kalo di tanya kenapa Aldo selalu manggil Agas dengan sebutan bos author juga engga tau, alasannya sih Aldo lebih nyaman aja walaupun Agas sendiri sudah melarang dia manggil dengan sebutan bos
"Bagaskara Adipati." Kini giliran Kendra yang sedikit berteriak di telinga Agas. Sontak saja Agas pun merasa kaget dengan teriakan Kendra
"Bangsat." Umpat Agas
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaskara [ On Going ]
Teen Fiction"Mulai hari ini kebahagiaan lo tanggung jawab gue." Bagaskara Adipati Yakin engga penasaran sama cerita ini? Buruan baca sebelum nyesel! For you information : Sebagian cerita Bagaskara ini termasuk kisah nyata dari author sendiri, hanya sedikit s...