بسم الله ارحمن الرحيم." Percayalah, di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan. Semuanya berjalan sesuai aturan takdir yang telah ditetapkan."
Heri Riyan Kelvindra Abbas
SEBENING MATA AIR SURGA
Karya Moccaeunhara
16:03 WIB. Rabu, Bandara Soekarno-Hatta.Seorang pemuda dengan sorban hitam yang melilit di lehernya, dan peci yang berlogo Terompah melekat di kepalanya, terlihat bahagia. Di saat dia melihat di sudut sana ada yang menunggu kepulangannya.
Perasaan bahagia menyeruak ke dalam hatinya, rindu yang selama ini ditahan penawarnya sudah di depan mata.
Bayangkan saja, Sewindu sudah dia terpisah dengan jarak yang bermil-mil kilometer, hanya bisa mendengar suara dan melihat wajahnya saja, tanpa bisa menyentuh dan merasakan hangatnya.
Seakan tidak ada waktu untuk menunggu, dia langsung berlari menghampiri orang itu dan berhamburan ke pelukannya." Umma, ana aftaqid!" Bisik pemuda itu.
" Sama umma aja! Aku sama aba engga nih?" Tanya Bilqis, adik si pemuda tersebut.
" Oh, ada kamu toh! Kirain umma aja tadi." Gurau pemuda tersebut.
" Issshh, udah bertahun-tahun engga jumpa, mas Heri masih aja ngaselin!" Kata Bilqis dengan perasaan kesal.
Yah, pemuda tersebut adalah gus Heri Riyan Kelvindra Abbas, yang saat ini telah kembali ke tanah air, setelah hampir delapan tahun berada di Yaman, Tarim Hadramaut.
Di mana tempat tersebut dijuluki sebagai kota par seribu Wali, yang di duduki oleh para Habib dan Habaib, serta di tempati oleh para keturunan nabi, baik dari Al-Hafizh, Al- Aydrus, atau pun Smith.
Apalagi dia berguru secara langsung kepada Habib Umar bin Hafidh, salah seorang guru besar di Yaman, dan dari beliau pula, diajarkan betapa pentingnya amalan Ratibul Haddad, dan mendirikan Qiyamullail.***
Di pintu masuk bandara, seorang gadis yang sedang menyeret kopernya, menyita perhatian orang-orang disekitar itu. Gadis dengan rambutnya yang berwarna keemasan, berbadan layaknya Victoria Secret, dan di dukung oleh gaya berpakaiannya bak bule nyasar, padahal faktanya orang lokal.
( Maklum dong reader, orang masih ada bau-bau AS-nya kok!)
Seakan tidak merasa telah menyita perhatian publik, dia dengan santai berjalan sembari memasangkan headset ke telingnya.
" Hallo ma, Vina sekarang di bandara!" Beritahunya kepada orang di seberang sana.
" Bandara apa sayang?" Tanya mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebening Mata Air Surga (SMAS)
Random" KITA SATU ATAP, TAPI TIDAK SALING MENATAP! KITA MENGHELA UDARA YANG SAMA, NAMUN TIDAK SALING MENYAPA! KITA TAKUT DAN SAMA-SAMA RINDU. ENTAH MENGAPA KITA MEMILIH UNTUK BERLALU ." - Vina - " KETIKA INGIN MEMPERBAIKI, WAKTU SEOLAH TIDAK...