Matahari semakin meninggi. Beberapa anak mulai berdatangan, hal ini membuat Jeno berdecak. Pasalnya mereka berisik, bisa saja Agam terbangun.
Setelah bertos dengan Jeno, beberapa anggota mulai sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang masak mie, main gitar, dan bermain samsak. Mereka sudah terbiasa melakukan hal semacam itu demi menghilangkan rasa jenuh.
"Assalamu'alaikum,"
"Waalaikumsalam,"
"Eh Mas Achazia yang tamvan, ada apa gerangan, apakah dirimu hendak berdonasi?" ucap Boy.
"Gue ada perlu sama Jeno, Jen, bicara berdua bisa?" Jeno mengangguk dan menuju kamar diikuti Achaz.
"Ade lo disini?"
"Iya, ada apa?"
"Ntar malem, bokap lo mau nyerang markas. Lo siap-siap aja deh,"
"Sial!"
"Lebih parahnya lagi, dia nyewa Btiger, mau ga mau kita perang sama Btiger,"
"Anjing tuh orang, gue mau ngobrol sama Arkan dulu, kalau dia ngasih ijin ya boleh aja kita perang,"
"Tapi, kalau ga diijinin mau ngehindar? Bukan Rexsan banget itu,"
"Kita liat aja nanti,"
*:..。o○ ○o。..:*
Hari semakin petang. Sebuah motor hitam berhenti di sebuah rumah mewah dengan penjagaan yang ketat. Rumah mewah ini milik Arkanza, ketua Rexsan saat ini. Namun, ia mempunyai niat untuk turun tahta sebentar lagi.
"Ar,"
"Ternyata lo yang dateng, kenapa?"
"Bokap gue nekat nyewa Btiger buat nyerang markas,"
"Kok bisa?"
"Gue juga ga tau alasannya, dia semakin menjadi-jadi. Pengen banget gue habisin," Arkan memberi kode kepada Jeno, mengingatkan kalau masih ada Agam didekat mereka.
"Astaga gue lupa, jangan dengerin obrolan kita ya," Agam mengangguk paham.
"Kak Arkannn, eh ada tamu, ih gemoy banget, namanya siapa?"
"A-agam,"
"Agam, ade gue,"
"Oh, boleh aku ajak main ga?"
"Boleh,"
"Ya udah yuk kebelakang," terdengar helaan napas lega dari Arkan. Nampaknya ia bersyukur atas sesuatu. Terlihat dari raut muka Mala tadi, mereka sedang ada masalah kecil.
"Jadi gimana?"
"Gas lah, udah lama nih ga ninju orang, abis maghrib gue dateng," Jeno mengangguk pelan.
"Kasih kabar ke yang lain, sore ini kumpul," Jeno kembali mengangguk. Apapun akan ia pertahanan rumah keduanya ini. Ah, lebih pantas disebut rumah utamanya.
*:..。o○ ○o。..:*
Habis maghrib, semua anggota sudah berkumpul. Beberapa anggota bersemangat karena akan melawan musuh bebuyutan mereka, siapa lagi kalau bukan Btiger. Permusuhan turun temurun dari orang tua mereka. Ya walaupun, belum tentu malam ini, apa salah nya jaga-jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me Jeno
Teen FictionRexsan Series 2 Rumah tempat pulang, tapi kalau rumah menjadi sumber air mata, apakah masih pantas disebut tempat pulang? Terkadang, hidup dalam kemewahan tak bisa kita nikmati, dikarenakan tak adanya kasih sayang orang tua. Brokenhome, mungkin co...