Summary :
'Kenapa hanya lima hari? Padahal aku ingin selalu bersama mu, cheonsa noona.'
_______________________________Author POV
"Nu...nuguseyeo?" tanya Sehun sambil membelalakkan matanya. Ia hiraukan pula tangannya yang masih dipegang oleh yeoja itu. Dipegang, tapi tak terasa.
Sang yeoja terkejut dan menarik tangannya. Dengan ekspresi bingung, ia menyipitkan matanya.
"Kau bisa melihatku?"
"Ne. Wae?"
"Hahahaaa..." yeoja itu tertawa.
"Kenapa kau tertawa? Aneh!"
'Yeoja aneh' pikir Sehun. Yeoja itu sampai membuat namja kulit putih itu mengkerutkan alisnya.
***"Mian. Aku kira, di era ini tidak akan ada yang bisa melihatku."
"Ha? Aneh sekali kau. Apakah kau pencinta drama?"
"Ani. Aku cheonsa."
"Cheonsa? Malaikat? Kau?" Sehun semakin bingung.
"Ya. Kau indigo." jawab sang cheonsa cepat.
"Bukankah indigo itu kemampuan seseorang melihat makhluk halus? Kau mengada-ada saja. Aku tidak pernah melihat hal-hal seperti itu."
"Hari ini buktinya. Mungkin kau belum menyadarinya."
"Hahahaa, kau lucu sekali. Mana mungkin kau cheonsa. Aneh kau!"
"Kalau begitu, akan aku tunjukkan!"
Malaikat putih itu gemas karena Sehun tak kunjung mempercayainya. Akhirnya, ia menunjukkan siapa dirinya. Ia terbang kesana kemari memutari namja cadel itu.
"Waaaa." sudah dipastikan mulut Oh Sehun menganga sekarang.
"Percaya?" tanya yeoja itu dengan wajah sarkastiknya.
"Nde." jawab Sehun datar.
Yeoja itu lalu tersenyum dan terlihat jelas eyesmile diwajahnya.
"Oh ya, tolong jangan mengeluarkan eyesmile lagi. Membuatku..."
"Wae?"
"Ah, tidak usah dipikirkan. Siapa kau?"
"Naneun Tiffany Hwang-imnida. Selagi hidup, aku dipanggil Tiffany. Sebenarnya kau harus memanggilku noona."
"Noona. Wae?"
"Kau namja kelas 2 di SMA ini kan? Aku meninggal saat kelas 2 SMA. Jika aku masih hidup, mungkin aku menjadi mahasiswa sekarang. Jadi, panggil aku noona, arra?"
"Ah, nde. Arrasseo noona."
'Noona cantik dengan eyesmile nya yang mempesona.' pikir Oh Sehun
"Namamu Oh Sehun kan?"
"Nde. Bagaimana noona bisa tau?"
"Jelas saja aku tau. Aku kan cheonsa. Melihat mu saja, aku bisa tau tentang dirimu."
"Wah, enak ya seperti nonna." kata Sehun sembari tersenyum.
"Tidak juga. Kau sedang apa disini? Bukan kah ini masih pelajaran?"
"Jam kosong, noona. Bolehkah aku lebih lama disini?"
"Terserah kau lah. Aku kan bukan hantu penjaga. Hahahaa." Tiffany dan Sehun tertawa lepas. Saat Tiffany tertawa, eyesmile nya muncul. Itu membuat... Sehun terpesona dengan Malaikat Putih itu."Noona. Kalau boleh tau, kenapa noona meninggal?"
"Aku menderita penyakit leukimia yang menyebalkan."
"Mian. Aku mengingatkan masa lalu mu."
"Gwenchana. Aku senang bersamamu."
"Oh?" Sehun agak gugup.
"Nado, noona."
"Sehun-ah, baru kali ini aku berbicara dengan manusia. Selama hampir 5 tahun aku menjadi cheonsa, baru kali ini."
"Waah, pasti noona senang bertemu namja baik sepertiku." kata Sehun dengan mengangkat alisnya.
"Ya. Tapi sayang, waktu ku tersisa 5 hari lagi." Hwang Cheonsa berkata lalu menunduk sedih.
"Jangan sedih. Mari kita habiskan 5 hari itu bersama, noona." kata Oh Sehun berusaha menenang kan Malaikat ber eyesmile itu.'Kenapa hanya 5 hari? Padahal aku ingin selalu bersamamu, cheonsa noona.' pikir Sehun.
TBC
_______________________________Annyeong chingu!
Sekian dulu ya part ini^^
Mian kalo banyak typo atau kata yang berbelit. Mian juga kalo nggak nge feel. Haduh, merasa bersalah saya._.Pantengin terus ya sampe end.
Jangan lupa vote+comment kalo suka. Terima kasih :3
KAMU SEDANG MEMBACA
My White Angel
FanfictionOh Sehun. Namja tukang tidur dan cadel yang bertemu dengan sosok malaikat cantik memakai white dress. Akankah Sehun akan menyukai malaikat itu? Apakah mereka akan bertemu di dunia nyata atau akan selalu terhalang oleh tembok dunia lain?