Vinca, 2

9 1 0
                                    

"Kalo ngomong yang jelas BEGO!"
Bentak seorang siswa dipojok kantin

"M-m-maaf.." Lirih siswa didepannya.

"Gada maaf maaf, makanan gue tumpah gini!" Siswa itu lagi lagi membentak seorang anak dihadapannya, ia menguyur tubuhnya dengan es teh manis hingga basah kuyup.

"Lo gamau nolongin. Vin?"

Seorang gadis hanya memperhatikan kedua orang dipojokan itu, seluruh siswa siswi hanya melihat tanpa menolong anak yang dirundung dihadapkan mereka.

"PLAAKK"

Siswa itu sudah diluar kendali, ia menamparnya dengan keras, suaranya menggema keseluruh kantin.

"Keterlaluan."

"Mau kemana Vin?!"

Gadis tersebut mendatangi kedua siswa tadi, ia menahan tangan siswa berandalan yang sudah siap melayangkan pukulan.

"Ck! apa apaan lo Vin? Mau gue hajar jug-"

Belum selesai bicara, gadis itu sudah menghantam siswa tersebut hingga tersungkur kebelakang.

"Lo bisa berhenti ga sih? Pusing gue denger teriakan lo dimana mana! Ini peringatan terakhir. Anak ini jadi korban terakhir lo, kalau sampe ada lagi gue gabakal segan keluarin lo dari SMA ini!" Ancamnya

Gadis itu membawa siswa lugu itu pergi dari kantin.
                                    . . .
Vinca Fanhart, gadis berusia 17 tahun cantik dan tegas. Wajahnya yang datar menjadi ciri khas dirinya, Vinca juga blasteran jerman-indonesia. Ia memiliki mata biru menyala, mampu membuat siapapun terpikat!

Kini, ia bersekolah di SMA Moon Caprity, sekolah elite yang berdiri ditengah padatnya kota. Vinca menjadi siswi nilai terbaik dan memiliki banyak mendali yang ia raih dalam lomba lomba yang diajukan sekolah.

Varka Haidar, Anak laki laki dengan keterbatasan berbicara atau bisa dibilang gagap dan penakut. Usianya seumur dengan Vinca, awalnya Varka tidak mempermasalahkan keterbatasannya, mau bagaimanapun ini pemberian tuhan

Namun, saat menginjak SMP, segalanya berubah. Dirinya sering direndahkan oleh murid murid disana, bahkan guru juga pernah membentak Varka saat presentasi didepan kelas, dulu Varka bersekolah di SMP negeri.

Karna itu juga, Varka menjadi penakut. Saat dirundung, Varka pasti hanya bisa mematung seraya membisu.

Karna kasihan, kakak Varka memindahkannya ke sekolah swasta. Ia berharap lingkungan disana bisa menerima kekurangan Varka.
                                      . . .

"Pipi lo.. obatin dulu sana" Titah Vinca

"I-iya -m-makasih"

"Lo nggak ngelawan pas digituin?"

Varka menggeleng

Vinca berjalan kearah Varka lalu berbisik

"Jadi cowo jangan penakut.” 

Kata kata Vinca membuat Varka tersentak, ia menatap sendu tubuh tinggi Vinca yang berjalan meninggalkannya sendiri dikoridor

Sampai Vinca perlahan menghilang dari pandangan Varka.

"Ehh Vincantiik, good morning" sapa Jean anak sekelas Vinca

"Kebanyakan gembel lo Je, Vinca nolongin anak baru dikantin ya?" ujar Gara, teman senasib Jean.

"Iya, temen gue keren banget" ucap Nana sambil bergelayut manja ditangan Vinca

"Gausah dilebih lebihin."
Vinca membalas sambil tersenyum.

Lavender, Vinca (On Going)Where stories live. Discover now