Vinca, 4

4 1 2
                                    

Varka memasuki area sekolah sambil melihat ke setiap sudut, sekolah yang ia tempati sekarang bagus dan nyaman

Hanya saja anak anaknya yang tidak membuat nyaman, disekolah sebagus ini masih saja ada anak yang kelakuannya seperti tidak disekolahkan.

“Eh liat, ada si gagap Varka tuh” bisik salah satu siswi disamping koridor

“Hus, kecilin suara kamu. Kedengaran tuh” timpal siswi lainnya

Hati Varka sangat teramat sakit mendengarnya, ia menunduk lalu menghela nafasnya berusaha agar tidak menangis

Varka melewati kedua siswi tadi, andai saja Varka bisa seperti mereka. Berbicara semaunya dan tidak peduli apa perasaan orang yang sedang dibicarakannya

Andai saja Varka seperti anak lainnya, hidupnya tidak akan seperti ini, tapi mau bagaimana lagi. Varka berusaha menerima kenyataan tetapi sulit baginya

Tiba tiba Varka menabrak bahu seseorang, Varka bisa melihat sepasang kaki berada di depannya

Varka mendongak, hidung mancung, bekas luka di dahinya, topi yang dipakai terbalik. Varka mengenalinya, seorang Aiden berada didepannya.

“Mampus, kenapa sih. Masih pagi udah apes banget” batin Varka sambil menelan ludahnya

“NAPA LO? NGEHALANGIN BANGET SIH!”

seperti petasan, Aiden gampang tersulut emosi. Suaranya yang keras terdengar sampai keujung koridor

Varka tersentak, perkataan siswi tadi saja belum hilang. Ditambah ia dibentak Aiden

“LO KALO JALAN TUH LIAT DEPAN, NGAPAIN NUNDUK!”

Mata Varka mulai berkaca kaca, badannya bergetar, bahkan mulutnya tidak berani mengeluarkan satu patah katapun.

“M-maa..f” lirih Varka, air mata yang ia tahan sedari tadi, kini sudah membasahi kedua pipinya

Varka dan Aiden kali ini jadi tontonan lagi, lagi lagi tidak ada satupun yang menolongnya

Varka menangis jelas didepan Aiden, Aiden yang melihatnya semakin kesal dan terus membentak Varka

“Cengeng banget sih lo! Udah awas minggir.” Aiden mendorong tubuh Varka hingga terjatuh

“Ngapain pada nontonin? Kaya nonton doger monyet aja! Pergi lo semua!”

Siswa siswi yang berada di koridor langsung pergi dari sana seraya bergidik ngeri

Varka masih terisak, Aiden sudah pergi dari hadapannya namun suaranya masih terngiang ngiang digendang telinga Varka, membuat telinga Varka sakit.

“Varka!” panggil Bella, teman sekelas Varka

Bella berlari kearah Varka, Varka mendongak menatap Bella. Ia seketika mengusap air matanya

“Lo kenapa? Sama siapa? Lo diapain?” pertanyaan beruntun dilontarkan Bella

“G-gapapa kok, e-mang gue yang salah” jawab Varka masih sesenggukan

“Sama siapa, Ka?” tekan Bella

“A-aiden.”

“Ga kapok kapok si Aiden” ia membantu Varka untuk bangun

Mereka pun berjalan menuju kelas.

Varka duduk dibangkunya, ia mengeluarkan beberapa buku lalu ditaruh diatas mejanya

Ia menelungkupkan kepalanya dimeja sambil menunggu bell masuk.

                                   . . . . .

1 jam mata pelajaran, akhirnya bell istirahat berdenting. Memutus pelajaran IPA hari itu

Vinca dan Nana berjalan menuju kantin sekolah, Vinca melihat anak laki laki dipojokan kantin duduk sendiri, Varka.

“Na, itu yang dipojok di Varka?” tanya Vinca

Nana menyipitkan matanya, memperjelas penglihatannya. “Hm, iya kali”

Bella melihat Vinca dan Nana, Bella menghampiri keduanya

“Eh Nca, makan bareng gue yuk” Ajak Bella

“Boleh” Balasnya sembari tersenyum

Vinca dan Nana memesan makanan terlebih dahulu, Bella menunggu pesanan Vinca dan Nana agar bisa makan bersama

“Vin, tadi pagi Varka dibentak lagi sama Aiden” Ujar Bella

Vinca yang sedang menyeruput secangkir jus jeruk seketika tersedak

“Ehh Ca, kenapa?” Nana memberikan tisu kepada Vinca

“Gapapa, agak keselek dikit aja” Vinca membersihkan tumpahan jus jeruknya

Nana menatap Vinca, Vinca tersedak saat Bella memberi tahu Varka diganggu Aiden lagi. Vinca juga mengenali Varka bahkan dari jarak kejauhan

“Na? Itu makanannya udah dateng” Vinca menegur Nana yang sedang melamun, Nana langsung tersadar akan lamunannya sembari tersenyum kikuk

“Bell, Varka beneran dibentak lagi, sama Aiden?” Tanya Vinca

“Iya, tapi Aidennya ga main fisik kok. Aman” Bella takut kalau Vinca benar benar mengeluarkan Aiden dari sekolah

“Baguslah.” Vinca menyantap makanan didepannya

Bella menghela nafas lega, ia pikir Vinca akan meledak seperti kemarin.

“Vin,” Vinca menengok kearah Nana yang memanggilnya

“Lu, suka Varka..?”


Kalau suka, jangan lupa Follow dan Vote yya!

Lavender, Vinca (On Going)Where stories live. Discover now