Bab 1

16 0 0
                                    

Aku tahu...

Mengenal dia dengan segenap hatiku,

Perlahan namun pasti mencintainya.

Namun

Aku yang bodoh ini tidak tahu cara mengungkapkannya

Hanya ini yang aku tahu, yang aku mengerti.

Dan ketika dia pergi aku merasa menyesal.

At Park Office

Jung Soo POV

Seseorang akan menyesal telah membiarkan sesuatu hal teronggok di sudut tanpa melihat ataupun menyentuhnya ketika sesuatu tersebut hilang dari pandangan. Menyadari ada kekurangan dalam ruangan itu tanpa kehadirannya, walaupun sesuatu tersebut adalah sampah tetap saja kurang baginya. Mungkin banyak yang sama atau serupa dengannya namun tak akan ada yang benar-benar menggantikannya. Menyesal.. itulah kata pertama yang terlintas dalam pikiran ketika kau kehilangan dan berharap dapat kembali ke masa lalu guna mencegahnya, namun aku sadar hal itu akan sia-sia. Seperti itulah aku yang kehilangan dia, sampah itu ternyata terlalu indah untuk dibiarkan dan aku baru menyadarinya saat ini.

Siang ini seperti biasa. Ruangan yang sama, cuaca yang sama, kantor yang sama namun tidak dengan hatiku. Kosong. Aku tidak memiliki tujuan hidup setelah dia menghilang, yang ada hanyalah sebuah tanggung jawab belaka. Tanggung jawab mengurus perusahaan dan ribuan karyawan yang bekerja untuk perusahaan ini. Setiap hari terasa sama, tidak sekalipun berbeda walaupun aku sering merubah interior ruanganku – semuanya sama - dan aku mulai bosan dengan semua ini.

"Apa kau belum menemukannya?" tanyaku sambil menandatangani berkas-berkas yang diberikan oleh sekretaris Kim Jung Hwa. Dia adalah sekretarisku. Lelaki paruh baya yang telah bekerja mengabdi di perusahaan sebagai sekretaris. Bisa dibilang dia adalah orang kepercayaan perusahaan ini, perusahaan yang dibangun oleh appa beberapa tahun lalu. Dan telah diwariskannya kepadaku, aku harus bangga untuk yang satu ini. Appa mewariskannya padaku ketika usiaku masih muda. Walaupun terkadang appa selalu memeriksa hasil kerjaku diam-diam melalui sekretaris Kim. Setelah aku menikah, appa dan eomma memilih tinggal di pulau Jeju.

"Mian Sajangnim".

Aku tersenyum getir setiap mendengar ucapan yang terlontar dari sekretaris Kim. Aku tetap fokus mendatangani dokumen-dokumen walaupun pikiranku melayang memikirkan berbagai cara untuk menemukannya, merasakan sakit di hati dan entah mengapa setiap mendengar jawaban dengan pertanyaan yang sama membuat darahku naik dengan cepat ke ubun-ubunku.

Sial, Selalu belum ada hasil memuakkan.!!

"Kau boleh keluar Sekretaris Kim" ujarku sambil menyerahkan dokumen tersebut, menarik nafas sedalam-dalamnya dan menghembuskannya secara perlahan. Menenangkan emosi dan rindu yang memuncak yang masih senang hinggap hingga ke ubun-ubun.

Kyo~ya, kau dimana. Aku mencarimu selama ini, menyesal telah melukaimu. Membiarkanmu sendiri dan kesepian. 5 tahun telah berlalu Kyo~ya, kapan kau akan pulang dan memafkanku. Aku menyesal.. tolong maafkan aku.

5 tahun. Iya 5 tahun aku mencarinya, seorang wanita yang diam seribu bahasa tanpa penolakan ketika appa dan eomma menyarankan dia untuk menjadi menantunya. Wanita yang entah bagaimana sikapku tetap memperlakukanku, melayaniku layaknya sebagai suaminya. Wanita yang selalu membelaku di depan appa dan eomma ketika ada persoalan yang selalu menyudutkanku, membuatku tidak bisa menjawab bahkan memikirkan jawaban yang pantas untuk appa dan eomma. Wanita yang selalu membukakan pintu rumah ketika aku pulang malam, bahkan ketika aku ada pekerjaan yang harus dikerjakan hingga malam, dia tetap menungguku, walaupun pada akhirnya aku selalu menemukannya berbaring lemah di sofa depan televisi. Wanita yang ternyata mencintaiku dengan tulus, memendam perasaanya yang suci itu walaupun aku terus melukainnya. Dia wanitaku, Park Eun-Kyo.

EgoisticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang