Bab 8

2 0 0
                                    

Hyo-Jin masih sibuk menandatangani berkas-berkas di atas mejanya, ketika suara ribut-ribut berasal dari luar ruangan memasuki indera pendengarannya. Hyo-Jin sudah memprediksi semuanya, bahwa lelaki itu akan kemari. Membuat keonaran di kantornya walaupun titah untuk melarangnya masuk sudah bergaung bagi seluruh security dan karyawannya semenjak pagi tadi. Lelaki itu tidak akan bisa dicegah, apalagi Hyo-Jin tahu bahwa dia akan terluka dalam. Sangat terluka.. Entah mengapa Hyo-Jin sangat sedih bila nanti harus melihat mata itu. Mata itu akan terluka nantinya oleh perbuatan eonninya sendiri.

Pintu itu terbanting terbuka dengan lebar, lelaki itu masuk tergesa-gesa diikuti oleh sekretarisnya yang masih memegang pergelangan tangan lelaki itu, mencegah masuk. Namun sepertinya tidak ada gunanya bagi lelaki itu, dia bisa masuk dengan mudah. Dan lelaki itu sedikit terkejut, marah dengan pemandangan yang ada dihadapannya.

"ah..oppa, ada apa kemari?" tanya Hyo-Jin tenang tanpa masalah apapun.

Jung Soo melirik sekretaris itu dengan pandangan yang sangat tajam, menyiratkan supaya melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Jung Soo, sekretaris itu dengan takut-takut melepaskan tangannya dan undur diri dari hadapan Jung Soo dan Hyo-Jin.

"dimana eonnimu Hyo-Jin ssi"

"mollaseo...!!" jawab Hyo-Jin dengan bola mata yang memutar, enggan melihat Jung Soo. Hyo-Jin tahu lelaki itu akan marah bila mengetahui sebenarnya dan cukup Il Woo yang membuatnya sakit kepala, tidak dengan masalah Jung Soo dan eonninya. Lagipula Eun-Kyo sudah berhasil membuat Hyo-Jin bersumpah untuk tidak mengatakan apapun kepada Jung Soo. Dan dengan bodohnya Hyo-Jin pun tidak tahu kemana Eun-Kyo membawa Ryu-Jin pergi.

"mwo? Molla, yak aku tahu kau bersekongkol dengan Eun-Kyo untuk melarikan diri kan? Kalian sudah merencanakannya kan? Jinjja Hyo-Jin ssi, kalau kau bukan adik Eun-Kyo aku akan.." Jung Soo meremas kedua tangannya dengan gigi yang berderak menandakan gemas akan sikap Hyo-Jin kepadanya.

Jung Soo tahu Hyo-Jin tidak menyukainya, dan sepertinya percuma saja menanyakan keberadaan Eun-Kyo kepada Hyo-Jin. Toh dia akan menutup mulutnya rapat-rapat untuk melindungi eonni kesayangannya itu.

Hyo-Jin masih diam terduduk di kursinya, mengerucutkan bibirnya kedepan dengan bola mata yang masih enggan menatap Jung Soo. "benar oppa, aku tidak tahu kemana Eun-Kyo eonni dan Ryu-Jin pergi. Aku hanya disuruh menggantikan Eun-Kyo di perusahaan"

"hanya itu..?" tanya Jung Soo menyelidik dengan kedua tangan yang bersedekap di dada

"ne.. hanya itu" jawab Hyo-Jin ketus

"benarkah? Kenapa aku tidak percaya?"

"aishh... oppa, aku memang disuruh menggantikan Eun-Kyo eonni dan membelikan tiket pesawat ke Jerman!!" teriak Hyo-Jin. Mengeluarkan semuanya tanpa memfilter dulu sehingga apa yang diperintahkan Eun-Kyo untuk tutup mulut tidak ada gunanya sama sekali. Dan Hyo-Jin bertambah kesal dengan sikap yang diperbuatnya, walaupun enggan terlihat mengakuinya.

"aaaa.. terima kasih adikku sayang" jawab Jung Soo dengan senyum mengembang dibibirnya. Melangkah keluar dengan bersiul santai, sedikit mengejek akan sikap ceroboh Hyo-Jin.

"aishh... jinjja!! Yak oppa kau menyebalkan!!" teriak Hyo-Jin memenuhi ruangan itu.

***

Jung Soo berjalan cepat sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, menelepon sekretarisnya untuk mencari informasi mengenai keberangkatan pesawat ke Jerman.

"cari penumpang bernama Park Eun-Kyo dan Park Ryu-Jin" titah Jung Soo

"apa anda bermaksud menyusulnya tuan?"

"tidak tahu.."

Jung Soo kembali ke perusahannya dengan perasaan campur aduk yang tidak menentu. Apa salahnya sehingga Eun-Kyo meninggalkannya kembali bahkan ini untuk yang kedua kalinya.

EgoisticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang