Bab 11 (END)

3 0 0
                                    

Jung Soo tiba di kantornya 15 menit kemudian. Dengan mobil yang dikemudikannya sedikit tidak tahu aturan, jika Jung Soo mendapatkan pelanggaran akan lalu lintas dia akan mengurusnya nanti yang terpenting adalah keadaan Eun-Kyo.

Dalam ruangannya tersebut hanya ada Sekretaris Kim dan seorang dokter klinik perusahaan. Salah satu fasilitas yang diberikan di perusahaan milik Jung Soo adalah adanya klinik bagi seluruh karyawannya.

Dokter itu telah selesai memeriksa Eun-Kyo. Kemudian tersadar bahwa Jung Soo berdiri di muka pintu ruangan. Dokter itu menjabat tangan Sekretaris Kim untuk kemudian pergi. Saat Jung Soo berhadapan dengan dokter itu entah mengapa dokter itu tersenyum, seakan-akan sebentar lagi sebuah berita bahagia akan di dengarkannya.

"Selamat Sajangnim, Isteri anda sedang mengandung 3 bulan"

Mata Jung Soo terbelalak kaget mendengarnya. Benarkah Eun-Kyo hamil dan dia pingsan karena kelelahan. Bodohnya kau Jung Soo. Gumam Jung Soo.

Eun-Kyo masih terlelap. Mungkin karena lelah berlutut menunggunya. Jung Soo duduk mengamati Eun-Kyo yang terlelap. Cantik.. Eun-Kyo nya memang sangat cantik. Apalagi ketika dia hamil.

Jung Soo mngelus perut Eun-Kyo yang tertutup gaun. Jika dilihat sekilas memang Eun-Kyo tidak seperti wanita yang sedang hamil namun Jung Soo merasakan perut itu sedikit membuncit. Anaknya sedang tumbuh disini. Dan rasa posesif itu hadir, dia ingin merasakan menjaga wanita hamil, menemani saat melahirkan nanti. Kelopak mata itu bergerak sedikit demi sedikit kemudian terbuka sepenuhnya. Jung Soo mengamati semuanya dengan tegang, dia bingung apa yang akan di ucapkan kepada Eun-Kyo. Sebagai gantinya dia mengamati sebuah lukisan yang tergantung di salah satu sisi dinding ruangan kerjanya, tidak benar-benar mengamati lukisan itu sebenarnya.

Eun-Kyo yang melihat Jung Soo mengalihkan tatapannya dari Eun-Kyo yakin bahwa dia sudah menutup pintu maaf untuk Eun-Kyo. Yakin bahwa Eun-Kyo sudah tidak bisa lagi memperbaiki semuanya. Apalagi surat perceraian itu sudah ditanda tangani Jung Soo, apalagi yang bisa diharapkannya dari pernikahan ini?

"Oppa.."

Jung Soo masih tidak merespon panggilan Eun-Kyo. Eun-Kyo menggigit bibirnya untuk menahan pedih yang entah mengapa sangat sakit.

"Oppa.. aku bisa menerima tentang perceraian itu tapi Ryu-Jin.."

"Dia di rumah, aku sudah menghubungi dokter itu dan mengatakan untuk segera pulang ke korea"

Eun-Kyo tersenyum. Setidaknya Jung Soo masih perduli dengan anaknya. Eun-Kyo mencerna kata-kata Jung Soo barusan. Rumah? Apa maksudnya dengan rumah adalah..

"Ryu-Jin di rumah? Rumah mana maksudmu Park Jung Soo" tanya Eun-Kyo dengan sedikit perasaan was-was. Apakah Jung Soo akan mengambil Ryu-Jin darinya? Jika itu terjadi maka langkahi dulu mayatku, ucap Eun-Kyo dalam hati.

"Tentu saja rumah kita yang dulu Park Eun-Kyo sayang"

"Mworago? Kau..!! tidak aku tidak mau"

"Ckck.. keras kepala. Suka atau tidak kau pulang bersamaku ke rumah itu"

"Kau bilang kau sudah menceraikanku, jadi untuk apa kita tinggal bersama. Atau jangan-jangan kau membohongiku" cecar Eun-Kyo. Seringai muncul dari wajah Jung Soo yang membuat Eun-Kyo menciut seketika.

"Untuk apa aku membohongimu, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan Ryu-Jin"

"Maksudmu aku tidak becus merawat Ryu-Jin, begitu?" Teriak Eun-Kyo. Jung Soo mendekatkan wajahnya kepada Eun-Kyo yang membuat wajah Eun-Kyo seketika berubah menjadi merah tomat.

"Benar, kau tidak becus merawat Ryu-Jin. Bahkan merawat dirimu saja tidak bisa"

"A..aku bisa merawat.."

EgoisticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang