Vote coment nya yahh!!!
-
"Aduhhh aduhhh!" Suara Haechan menggema di area kantin yang sudah ramai oleh mahasiswa dari mulai kakak tingkat sampai Maba. Submisiv berkulit Tan itu bergabung di meja yang sama dengan Jaemin dan juga yang lain nya.
Jaemin yang menggigit ujung sendok menatap ke arahnya dengan kening berkerut.
"Kau kenapa?" Ryujin bertanya mewakili ekspresi Jaemin.
Haechan nyengir menunjukan deretan gigi rapi nya. "Mark mengajakku kencan sore ini!!" Katanya sangat antusias.
"Wiuwww" Jaemin membeo. Submisiv hamil itu mencolek dagu Haechan genit sembari mengedipkan sebelah matanya. Ryujin yang melihat itu menepuk dahi nya.
"Na, kapan cerai sih? Aku siap menjadi sugar mommy mu sungguh" katanya yang langsung mendapat lirikan tajam dari si empu.
"Aku tidak minat di tusuk dengan benda" ia menjulurkan lidahnya.
Ryujin mendengus sebal.
Haechan terkekeh sambil menepuk punggung Ryujin. "Tapi, aku takut" ucapnya, senyuman di wajah Haechan mendadak luntur.
"Takut apa?"
"Aku takut dia akan memutuskan hubungan tanpa status iniiii" anak itu merengek, kedua sudut bibirnya melengkung kebawah. Menelungkupkan wajahnya di atas meja.
Slurrrpppph
Jaemin menyeruput spageti nya dengan lahap, padahal sebelum-sebelumnya Jaemin sangat jarang mengunjungi kantin, kalau pun dia pergi kesana paling-paling Jaemin membeli roti isi dengan susu kotak.
"Hey jangan berburuk sangka dulu, siapa tau Mark akan meresmikan hubungan kalian" Ryujin berseru guna menyemangati teman nya itu.
Bahunya merosot di sertai helaan napas panjang nya. "Aku harap begitu"
-
"KAK!!!!" Salah satu Maba sekaligus saudaranya itu berteriak dari arah lapangan.
Jeno yang tengah berjalan di sekitar kampus menoleh ke arah Sungchan yang tengah di hukum oleh senior lain.
"Adik mu kan?" Tanya Hyunjin. Omong-omong mereka sudah berteman baik dari beberapa bulan yang lalu.
Lelaki pemilik hidung mancung itu menghela napas panjang. Kemudian menggeleng dengan enteng nya, Sungchan yang melihatnya merasa tersakiti. Niat hati ingin meminta tolong kepada kakak nya, dia sendiri malah tidak di anggap adik oleh nya.
"Kasian haha" Hyunjin tertawa keras.
Dia tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya aneh, toh dia pede. Dia masih ganteng walaupun tertawa seperti itu.
"Kakk!!" Sungchan kembali memanggil. Terpaksa Jeno menoleh ke arahnya.
"Ada apa?"
"Traktir makan siang yaaa!"
"Anjirr" Hyunjin mengelus dada nya. Padahal yang di mintai traktiran adalah Jeno.
"Iya"
Mendengar jawaban itu Sungchan nyengir kuda. Masa bodoh dia di hukum senior untuk membersihkan lapangan karena tidak menjalankan tugas yang penting setelah menguras banyak tenaga dia akan mendapatkan makanan gratis.
Jadi orang kaya itu memang udah dari lahir, tapi matre itu harus.
"Siang ini kau mau kemana? Kalau tidak ada acara, aku akan mengajak beberapa teman ku untuk pergi minum" kata Hyunjin.
Mereka berdua kembali berjalan menuju kelas sastra. Jeno menatapnya sebentar. "ada jadwal check up hari ini"
Hyunjin mengangguk paham. Memang sulit untuk menjadi orang tua di umur Jeno yang masih kebilang sangat muda. "Semoga bayimu dan bayi Jaemin sehat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved - Nomin, Markhyuck, Guanren
Teen Fictionlanjutan dari book he is my wife! -