Tesss, kangen book ini? Cung absen dulu!
Tembus 50 komen, bakalan lanjut terus.
-
Dari kejauhan, submisive yang tengah hamil itu memerhatikan suaminya, Jeno. Yang lagi-lagi berada dalam kerumunan mahasiswa baru. Jelas, mereka tidak mengetahui bahwa lelaki tampan itu sudah berstatus sebagai suami Jaemin, terlebih sekarang dia adalah calon AYAH DARI ANAKNYA. Kalau di depannya ada pengeras suara, sudah Jaemin pastikan dia akan menyerecos panjang lebar dan memberitahu pada mereka bahwa Jeno adalah suaminya!
"Ahh si narsis itu!" pekik Jaemin geram sendiri.
Menjilat eskrim vanila di tangannya, kedua alisnya masih di tekuk dengan ekspresi yang masam meskipun sedang memakan eskrim yang sangat manis di tangan. Mahasiswa seangkatan nya yang melihat Jaemin tengah menatap tajam ke arah Jeno, seolah menemukan hawa mistis yang mencekam di sekitar ratu kecantikan itu.
"Ngeri banget ya, nyonya Jung ini? Sampai yang lewat nggak ada yang berani jalan di depan." seruan Hyunjin membuyarkan perhatian Jaemin.
"Sayang!!! Kamu kemana aja? Aku kangen tau, dari tadi duduk disini sendirian. Panas bangett!!" suaranya langsung memekik kencang, memeluk tangan Hyunjin yang sejak tadi nganggur.
Tentu saja, tujuan Jaemin adalah mendapat pusat perhatian orang-orang yang berada disana. Terutama, Jung Jeno. Hyunjin mengernyit bingung, namun hal itu tidak di sia-sia kan oleh lelaki berambut gondrong itu, dia menangkup wajah Jaemin yang cemberut. Kalau Jaemin bisa memulai drama, kenapa dia tidak melanjutkan nya? Kan, ini gratis.
"Iya maaf ya sayang? Tadi aku sibuk banget ngurusin anak fakultas." kata Hyunjin.
Di kejauhan, giliran Jeno yang mendengus kesal. "Drama lagi." desisnya. "Bisa minggir? Saya ada urusan." kata Jeno, kepada Maba yang berkeliaran terus di sekitarnya.
Maba itu mengangguk singkat, dengan raut wajah kecewa namun begitu terpesona dengan ekspresi Jeno yang dingin.
Dia menghampiri kedua makhluk yang sedang berdrama itu, Jaemin masih cemberut dan tangan Hyunjin masih menangkup wajah tembam nya.
"Oke, kalian sedang apa?" tegur Jeno yang sudah berdiri di depan keduanya.
Jaemin merotasikan bola matanya. "Selingkuh! Pake nanya?"
"Hahaha." Hyunjin meledakkan tawanya. "Sayangnya Hwang lucu banget. Maaf ya Jeno, kelinci ini jadi milikku sekarang." kata Hyunjin.
Jeno menggeram kesal, dia menarik tangan Hyunjin kemudian di arahkan ke wajahnya, menjadi Hyunjin yang kini sedang menangkup wajah Jeno. "Masih berani?" tanya lelaki bermarga Jung tersebut.
Hyunjin buru-buru menarik tangannya kemudian berdiri. "Mimpi buruk kalau melakukan nya bersama mu Jen!"
"Haha." Jeno tertawa sinis. "Hwang Hwang, dia itu cuman Jung!"
"Iya iya terserah." balas Hyunjin malas. Dia menoleh ke arah Jaemin sambil tersenyum lebar. "Sayang, kalau butuh yang asik asik, call aku aja ya?" kata Hyunjin sembari mengacak rambut Jaemin gemas.
Sebelum Jaemin menjawab, pemuda itu sudah berlari secepat kilat setelah melihat Jeno memainkan tangannya berniat untuk melayangkan tinju ke arah Hyunjin yang masih saja menjadikan Jaemin sebagai crush idaman nya. Sekarang giliran dia yang berurusan dengan kelinci kecil yang sedang cemberut itu.
"Sayangnya Nana pergi gara-gara kau!" pekik Jaemin kesal.
"Maksudmu Hyunjin? Kamu beneran mau selingkuh sama dia?? Yakin?"
"Yakin!"
"Punya dia kecil, mana puas?"
Jaemin terdiam sebentar, dengan mata bulatnya yang mengerjap berkali-kali, mencoba mencerna apa yang di ucapkan oleh suaminya saat ini. "Mr Lijen berurat loh." sambung Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved - Nomin, Markhyuck, Guanren
Roman pour Adolescentslanjutan dari book he is my wife! -