To The Stars Through Difficulties

188 8 0
                                    

ADDITIONAL DETAILDemon Lee Jeno + Half-Demon Na Jaemin + Established Lee Jeno & Na Jaemin + Fluff + Attempt at Humor + Kissing + Implied/Referenced Murder + Mention of Blood + Minor/Background Relationship(s)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ADDITIONAL DETAIL
Demon Lee Jeno + Half-Demon Na Jaemin + Established Lee Jeno & Na Jaemin + Fluff + Attempt at Humor + Kissing + Implied/Referenced Murder + Mention of Blood + Minor/Background Relationship(s)

SUMMARY
Hanya malam lain antara Sang Penerus Tahta Dunia Bawah dengan pemilik hati dan jiwanya.

Jeno dan Jaemin berjanji akan keabadian, berdiri bersisian dengan satu sama lain.

.
.
.
.
.

🎞

.
.
.
.
.

Suara dari sebuah halaman yang dibalik menggema di dalam ruangan luas yang sunyi. Dengan tenang, ujung jari telunjuk miliknya mengusap pelan permukaan kertas tua kekuningan dari sebuah buku tentang racun yang sedang ia baca. Sebuah kacamata tipis dari emas bertengger nyaman di tulang hidungnya, menutupi sepasang netra ruby yang sedang fokus membaca setiap kata yang tertulis di buku itu.

Di halaman kesepuluh, Jaemin berhenti membaca dan menoleh ke arah grandfather clock yang ada di pojok kanan ruangan. Menaikkan alis kirinya, ia bergumam pada dirinya sendiri, "Huh? Ini hampir tengah malam. Di mana dia?"

Tapi tanpa menunggu satu milidetik lebih lama pun, sebuah kabut yang familiar, warna senada dengan api yang membakar, muncul dari aula masuk menara tinggi yang masih ia tidak ketahui fungsinya sampai sekarang.

"Mea vita!" sebuah suara berat menggelegar dengan riang.

Di sana dia. Jaemin terkekeh tanpa suara.

Seorang pria yang terlihat seperti dia berumur dua puluhan berjalan keluar dari asap merah yang perlahan luntur dengan senyum ceria di wajahnya, terlihat sangat bahagia sehingga matanya menjadi seperti bulan sabit.

"Hmm?" Jaemin merespon singkat, memindahkan atensinya ke kekasihnya. Dia meletakkan sebuah pembatas buku di halaman terakhir yang ia baca sebelum menutupnya dengan suara 'thud' lembut.

Dengan sebuah cengiran lebar, Jeno melompat ke arah pria yang lebih muda. "Apa kamu tahu? Apa kamu tahu?" dia bernyanyi sambil menari memutari cabriole sofa yang sedang Jaemin duduki.

Jaemin menaikkan alisnya lagi. Jika kontras adalah seseorang—sebuah mahkluk, setidaknya, namanya pasti adalah Jeno. Penampilan dan sikapnya tidak cocok sama sekali. Karena, bagaimana bisa dia meloncat seperti anak anjing hiperaktif di saat tubuhnya itu terbalut jas hitam satin tanpa dalaman kemeja dengan rambut azure yang ditata ke belakang untuk menampilkan sepasang alis tebal dan mata setajam pisau miliknya itu?

Love Shot | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang