Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ADDITIONAL DETAIL Vampire Lee Jeno + Human Na Jaemin + One Night Stand + Kissing + Making Out + Teasing + Blow Jobs + Deepthroating + Foot Jobs + Butt Plug + Anal Sex + Drunk Sex + Safe Sex + Belly Bulge + Biting + Blood Drinking + Soulmates + Humor + Open/Ambiguous Ending + Explicit Sexual Content
SUMMARY Sang Pangeran Vampir dari Selatan sungguh beruntung. Ia telah menemukan pasangan takdirnya pada satu malam panas di sebuah klub ilegal.
. . . . .
🎞
. . . . .
Jeno dengan kasar menghela napas dengan tangan yang sibuk mengacak-acak rambut goldenbronze-nya.
Malam ini seperti malam-malam biasa di kota Seoul, ramai dan berisik, tidak cocok untuk sang Pangeran Vampir dari Selatan yang berkepribadian dingin dan pendiam. Dan sepertinya malam ini merupakan malam yang buruk untuk Jeno.
Sejak tadi sore, Jeno terus-terusan memaki mantan kekasihnya. Bodoh, naif, dan aneh. Bagaimana tidak? Mantan kekasihnya itu putus dengannya hanya karena dia sudah muak akan Jeno yang sama sekali tidak pernah berempati padanya meskipun dia adalah kekasihnya. Jeno yakin kegiatan seks mereka selalu menyenangkan, namun rupanya wanita itu terlalu serakah, selalu ingin lebih.
Dan apa katanya? Berempati?
Pft!
Mereka adalah seorang vampir, mahkluk mati yang mendambakan darah manusia untuk bisa tetap 'hidup'. Dengan jantung yang tidak pernah berdetak itu, bagaimana mereka bisa memiliki perasaan?
Sungguh sangat tidak masuk akal.
Sudahlah, pikir Jeno sambil menggelengkan kepalanya. Matahari sudah terbenam, dia sudah lelah juga puas mengatai mantan kekasihnya. Dia pun memutuskan untuk pergi ke sebuah klub untuk melupakan kejadian hari ini, dan mungkin juga untuk mencari mangsa baru untuk bulan ini.
Di detik pertama Jeno melangkah masuk ke bangunan klub ilegal itu, segera saja dia dikelilingi oleh beberapa orang-orang yang tertarik untuk menikmati malam ini dengannya di atas tempat tidur. Tetapi dia memilih untuk menyibukkan diri dan menghiraukan mereka. Darah mereka itu memang menggoda, hanya saja dia ingin mencari mangsanya sendiri daripada mangsanya yang mendatangi dia.
Insting predator, katanya.
Matanya yang tajam memperhatikan keadaan club itu sambil berjalan ke arah bar. Dan ia melihat banyak dari mereka adalah seorang vampire rogue.
Jeno menghela napas lagi. Kalau saja bulan lalu dia sempat membuat identitas baru lagi, ia pastinya bisa bersenang-senang tanpa harus mengkhawatirkan vampire rogue yang ada di sekitarnya. Tapi mau bagaimana lagi? Setidaknya Jeno masih bisa melawan mereka semua dengan mudah apabila mereka berani mengganggu sang pangeran vampir.
