Demi menjaga, aku hanya berani memintamu kepada Sang Pencipta mu lewat sujudku.
Aku hanyalah wanita fakir ilmu yang mengagumimu, wahai ustadz muda. Aku tau ini sangat lancang, tapi aku sangat nyaman ketika bersamamu. Izinkan aku untuk selalu mendoak...
"Kok bisa dok? Bukan koma kan dok? Soalnya udah berjam-jam dari tadi", tanya Ica khawatir.
"Iya bu, ini sudah termasuk koma, karena sudah belasan jam pasien belum sadarkan diri", jawab dokter.
Duaarrr!!! Hati Ica bagaikan tersambar petir! Ica sangat terkejut mendengarnya. Namun Ica bisa apa selain doa? Ica pun pasrah apa yang terjadi menimpa Zhafran, namun Ica tak henti-hentinya untuk selalu berdoa.
"Ya Allah", ucap Ica.
"Pasien masih berada di ICU, detak jantungnya tinggal 97", ucap dokter.
"Itu maksudnya gimana ya dok detak jantung tinggal 97?", tanya Ica tak mengerti.
"Pasien kritis bu, namun saya yakin pasien ini sangat kuat bu. Rencananya besok kalau pasien belum ada perubahan baik, akan kami rujuk ke RS Otak di Jakarta agar mendapatkan penanganan lebih, kalau disini terbatas", jelas dokter.
"Ya Allah harus di rujuk ya dok?", tanya Ica.
"Iya bu, harus. Demi kesembuhan pasien", jawab dokter.
"Ya Allah.. Ya sudah dok, saya ikut bagaimana baiknya saja", ucap Ica pasrah.
"Baik bu, semoga pasien segera sadarkan diri", harapan dokter.
"Aamiin Allahumma Aamiin", jawab Ica penuh harapan.
Keesokan harinya, tepat di tanggal 18 September 2021 pagi hari, Zhafran dirujuk ke RS Otak Jakarta.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Itulah kira-kira video yang diberikan Rendy untuk Ica. Sedih yang jelas Ica rasakan mendengar suara sirine ambulance yang mengantarkan Zhafran.
Tak lama kemudian, mereka sampai di RS Otak Jakarta. Pihak RS segera menangani Zhafran. Sampai keesokan harinya, Zhafran belum sadarkan diri juga. Kekhawatiran Ica semakin membesar. Ia benar-benar tidak pernah berhenti memohon kepada Allah agar Zhafran segera sadarkan diri.
Tepat tanggal 19 September 2021 sore hari, Ica mendapat kabar buruk dari Rendy.
"Kak Zhafran kak", panik Rendy.
"Kenapa Ren?", tanya Ica.
"Detak jantungnya sisa 45 kak", kabar Rendy.
"Laillahaillallah.. Kok turun lagi ya Allah", ucap Ica.
"Alat udah gak bisa lagi kak buat membaca", jawab Rendy.
"Maksudnya??", tanya Ica tak mengerti.
"Nadi sama jantung kak Zhafran berhenti", jawab Rendy.
"Heh" "Gak" "Apaan sih", tepis Ica.
Ica panik dan ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa Zhafran akan segera sembuh.
Disisi lain Ica memohon kepada Allah, ia terus menangis kejer dalam sujudnya, memohon-mohon kepada Allah agar Zhafran segera sadar. Dan disisi lain, Zhafran sedang dibawa ke ruang atas untuk dicek nafasnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak lama kemudian, Ica mendapatkan kabar lagi dari Rendy.
"Kenapa Rendy?", tanya Ica yang masih diselimuti rasa khawatir.
"Disaat kita sudah pasrah disitu Allah nyatakan kuasa-Nya", ucap Rendy.
"Kenapa Rendy?" "Zhafran baik-baik aja kan?", tanya Ica.
"Kak Zhafran sadar", jawab Rendy.
"Alhamdulillah Allahuakbar" "Ya Allah", ucap Ica tiada hentinya ia bersyukur.
"Dokternya jadi terheran-heran kak" "Itulah kuasa Allah", ucap Rendy.
"Maha Suci Allah" "Allahuakbar", ucap Ica tak ada henti-hentinya menyebut. Dan tak lupa Ica segera melakukan sujud syukur. Ica sangat-sangat berterimakasih kepada Allah, karena telat mendengar doa Ica selama ini.
Kemudian Zhafran dipindahkan di ruang inap. Sehabis makan, karena Zhafran belum makan selama beberapa hari dikarenakan koma. Malam harinya tepat di jam 7 malam, Zhafran segera menghubungi Ica.
"Assalamualaikum neng", salam Zhafran.
"Waalaikumussalam", jawab Ica cuek, ia merasa bahwa Zhafran telah membuatnya khawatir habis-habisan.
"Aa kangen neng", ucap Zhafran.
"Neng ngga wle", ledek Ica yang masih merasa kesal.
"Gitu ya", ucap Zhafran sedih.
"Bobo kelamaan" "Gak pernah prank, sekalinya prank gila", ucap Ica yang masih merasa khawatir.
"Prank apa toh neng", jawab polos Zhafran yang belum peka dengan Ica.