Aa Zhafran masih hidup? (bagian 2)

87 6 12
                                    

Sesampainya ayah dan team medis di rumah, ayah kembali menghubungi Ica.

"Nakku, Zhafran nak, ninggalin kita semua", ucap ayah zhafran.

"Gak mungkin ayah, bangunin aa suruh bangun, Ica tungguin", yakin Ica bahwa Zhafran belum meninggal.

"Ayah sudah bangun kan dia nak, tapi dia ndak mau bangun. Ayah bilang bangun nak hubungi Ica, tapi dia ndak respon nak", jelas ayah Zhafran.

"Gak mungkin ayah", jawab Ica tak percaya.

"Dirumah sudah ramai nak, teman-teman ayah. Ica bangunin Zhafran ya nak, nanti hp ayah taruh di dekat telinga Zhafran", pinta ayah Zhafran.

"Iya yah, coba pap aa yah kalau memang benar aa udah gak ada", ucap Ica meminta bukti.

Namun disisi lain, ayah selalu mengalihkan pembicaraan ketika Ica hendak meminta foto Zhafran.

Selang beberapa menit tidak ada respon dari ayah, Ica merasa ini sangatlah aneh. Namun tiba-tiba Ica mendapatkan pesan dari ayah.

"Assalamualaikum kak, ini Zhico. Zhico lagi dirumah om (ayah Zhafran), ini Zhico pinjam hp om buat kabarin kak Ica, om lagi sibuk. Kita mau berangkat pemakaman kak", ucap Zhico.

"Waalaikumussalam. Ngga, jangan dimakamin, abangmu belum meninggal!", kekeh Ica.

"Kakak ikhlas ya? Biar abang tenang kak. Zhico juga belum percaya abang bisa secepat ini ninggalin kak Ica dan kita semua kak", ucap Zhico meyakinkan.

"Engga Zhico! Dia masih hidup!", kekeh Ica.

Entah mengapa perasaan Ica sangatlah kuat jika Zhafran masih benar-benar hidup. Feeling Ica selama ini ngga pernah melesat.

Tak lama kemudian sedari tadi Ica menunggu balasan dari Zhico, tiba-tiba barulah Ica mendapatkan kabar kembali.

"Kak", panggil Zhico.

"Iya Zhico? Gimana? Abangmu udah bangun Zhi?", tanya Ica penuh harapan.

"Om pingsan kak. Udah pingsan beberapa kali, mungkin gak kuat lihat anaknya mau dimakamkan, ini udah di pemakaman kak", ucap Zhico.

"Astagfirullah, ayah suruh istirahat dulu Zhi, jangan sampai ayah kambuh lagi nanti", pesan Ica pada Zhico.

"Iya kak, Zhico mau bantu om dulu", pamit Zhico.

Disisi lain, Ica sibuk mengirim pesan di nomor Zhafran dan sesekali ia juga menelfonnya. Tak sadar telah banyak pesan yang Ica kirim dan Ica sangat terkejut ketika ia hendak menelfon namun ditolak.

Tak lama kemudian Ica mendapatkan kabar dari Zhico, lalu segera Ica menanyakan hal tadi.

"Zhi, tolong tanyakan ayah, hp aa dimana?", tanya Ica.

"Kata ayah di kamar abang kak, kamarnya udah di kunci, ayah gak berani buka lagi", jawab Zhico.

"Hah? Seriusan Zhi?", tanya Ica memastikan.

Ica segera mengirim screenshot an ketika Ica menelfon Zhafran dan Zhafran tolak.

"Lihat Zhi, tadi kakak chat nomor aa ceklis 2, padahal tadi ceklis 1 lama banget, dan ini tadi kakak juga telfon aa kok ditolak ya Zhi? kan gak ada yang pegang hp aa?", tanya Ica bingung.

"Allahuakbar merinding kak, ini teh serius kak?", tanya Zhico memastikan.

"Iya Zhi, itu kamu bisa lihat sendiri", jawab Ica.

Sedikit perdebatan mereka berdua hanya karena hal tersebut.

Selang beberapa hari kemudian setelah kabar kepergian Zhafran, Ica merasa lemas tak berdaya seperti ikut merasa mati. Namun disisi lain, Ica masih yakin 100% bahwa Zhafran masih hidup. Tiba-tiba Ica dikejutkan oleh sesuatu.

Aa Zhafran
Online

"Allahuakbar!! Alhamdulillah", ucap Ica betapa bahagianya ia melihat WhatsApp Zhafran online? Namun disini lain agak takut juga sih hehe..

"Aa?"
"Aa dimana?"
"Aa gak ninggalin neng kan?"
"Aa janji mau nemenin neng terus", pesan Ica sebelumnya.

Tangis Ica pecah ketika mengetik semua pesan yang ia kirimkan pada Zhafran.

"Neng"
"Jangan sedih ya neng"
"Aa disini"
"Aa udah selesaikan hafalan aa Surah Ar-Rahman buat mahar pernikahan kita neng", balas Zhafran.

Degg!! Kaget bukan main, ternyata Ica mendapatkan balasan dari Zhafran, entah itu Zhafran atau siapa Ica tak tahu, yang jelas itu balasan dari nomor Zhafran.

"Aa?"
"Aa dimana a? Aa pulang ya?"
"Kalau udah selesai hafalannya neng tunggu dirumah, aa segera kesini ya, jangan kaya gini a"
"Aa dimana? Bilang sama neng", balas Ica.

Disisi lain, ayah yang ingin membuka kamar Zhafran. Namun tidak bisa dibuka, seakan-akan terkunci dari dalam.

"Nak, kamar Zhafran gak bisa dibuka", ucap ayah Zhafran.

"Kok bisa yah? Kan ayah yang kunci lalu", jawab Ica.

"Iya nak, makanya itu. Ayah masih coba sama bang Rey", balas ayah Zhafran.

Bang Rey adalah assisten pribadi ayah.

Disi lain Ica dan Zhafran.

"Aa dikamar", jawab Zhafran.

"Dikamar? Kok pintu kamar aa gak bisa dibuka kata ayah?", tanya Ica.

"Aku kunci dari dalam, jangan ada yang pegang hp aku atau buka kamar ku, aku malu dibilang meninggal"
"Tiap hari juga dirumah aa panggil ayah, ayah gak dengar, aa panggil neng juga gak dengar", kesal Zhafran.

"Kan neng jauh a"
"Aa masih hidup kan a? Neng yakin aa masih hidup", tanya Ica memastikan.

"Masih lah, masa orang meninggal bisa main hp?", jawab Zhafran.

"Iya juga ya? Haha!", ucap author.

"Iya juga sih. Alhamdulillah a, neng seneng dengernya", syukur Ica bahagia.

"Neng, aa boleh minta tolong?", tanya Zhafran.

"Minta tolong apa a?", tanya balik Ica.

"Ambilin minum, aa haus", pinta Zhafran.

"Neng kan jauh a, giman bisa? Neng minta tolong ayah aja ya?", tawar Ica.

"Iya neng, aa haus banget", jawab Zhafran yang merasa kehausan.

Zhafran memang orangnya wajib minum. Ia tahan ngga makan berhari-hari, tapi ia tak bisa hidup tanpa air walau 1 jam.

Disisi lain Ica segera menghubungi ayah.

"Ayah, Ica boleh minta tolong?", tanya Ica.

"Minta tolong apa nak?", tanya balik ayah Zhafran.

"Tolong ambilkan minum, ayah anter ke kamar aa yah. Tadi aa minta tolong ambilkan minum ke Ica, tapi kan Ica jauh yah, jadi Ica minta tolong ayah. Aa haus yah", pinta Ica.

"Iya nak, ayah ambilkan", jawab ayah Zhafran.

Cinta Dalam Sujud Untuk Ustadz Muda ➣ Season 1 (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang