Bab 2

1 0 0
                                    

1 tahun kemudian

Jonathan pov

Dalam pekan ini aku sedang berlatih piano di kamar untuk mempersiapkan pentas di sebuah theater. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini sampai pikiranku tidak bisa fokus sama sekali. Kepala sebelah kananku juga sering sakit entah kenapa

Saat aku asik bermain piano tak berselang lama seseorang mengetuk pintu kamar. Aku mulai berhenti bermain dan pergi menuju pintu kamar untuk membukanya. Ternyata itu Rose dengan membawa nampan berisi satu mangkok sup jamur dengan segelas air putih dan 1 tablet obat sakit kepala

Aku menyuruh Rose masuk dan kami berdua duduk di tepi ranjang. Lalu dia menyodorkan obat yang dibawanya kepadaku

"Ini minum obatmu, setelah itu makanlah mumpung supnya masih hangat"

"Iya.. "

Tiba-tiba Rose bertanya padaku
"Apa kamu benar tidak apa-apa mas? "

"Iya, aku tidak apa-apa. Kenapa kamu bertanya? "

"Aku hanya khawatir denganmu...., lusa ada pertunjukan theater. Apa kamu akan baik-baik saja"

"Tenanglah aku akan baik-baik saja, tak usah khawatir aku bisa menjaga diriku sendiri"

"Hmm.. Aku cuma ingin memastikan"

Setelah minum obat, aku langsung mengambil sup jamur yang berada di nampan lalu memakannya. Rasanya enak seperti biasa Rose memang pandai memasak

"Gimana rasanya? " tanya penasaran Rose sambil menatapku yang sedang makan

"Enak" kataku sambil mengangguk-anggukkan kepala

Rose yang bingung karena tidak puas dengan jawaban yang dia terima langsung menghadap depan dengan raut wajah cemberut

"Kenapa? Apa aku salah bilang. Kan memang enak"

"Terserah! "

Aku pun menghembuskan nafas. Memang susah ya mengerti sifat perempuan. Padahal aku tak melakukan apapun.

Untuk mengalihkan topik aku bertanya padanya dimana Rendy

"Mana Rendy? "

"Sedang di kamar ibu. Ada apa tumben tanya Rendy? "

"Aku ingin menujukkan Rendy bakatku bermain piano"

"Astaga kau aneh-aneh saja, sebentar aku ambil Rendy di ibu"

"Hm"

Akhirnya Rose pergi ke kamar ibu untuk menjemput Rendy dan membawanya kemari. Aku benar-benar tidak sabar ingin memainkan piano didepannya. Ini akan menjadi pertama kalinya aku memainkan piano didepannya. Dia akan berumur 1 tahun besok aku ingin menghadiahkan dia hadiah special

***

Acara ulang tahun Rendy

Rendy yang sangat senang karena hari ini adalah hari ulang tahunnya yang pertama, dia terus mengayunkan tangannya kesana kemari sambil berjalan mengelilingi meja besar yang diatasnya terdapat kue tart besar

Kedua orang tuanya yang melihat itu mulai gemas dan menghampiri Rendy yang sedari tadi mengelilingi meja

"Rendy!" panggil Rose

Rendy yang tak tahu ia dipanggil masih terus melakukan kegiatannya. Rose memanggil Rendy terus menerus tapi Rendy tak juga merespon. Sampai Jonathan mendekatinya dan memegang tangannya, Rendy langsung terkejut dan berhenti berjalan. Dirinya menatap sang ayah dengan polosnya dan pupil mata yang membesar seakan bertanya-tanya kenapa dia disuruh berhenti

"Rendy.. Diam ya..." ucap Jonathan dengan senyum dan dibalas Rendy dengan tawa lucu

Tak lama kemudian asisten mereka datang dan bertanya kepada tuannya Jonathan, apa saja yang harus disiapkan untuk acara ulang tahun ini

Setelah berbicara dengan asisten, mereka bertiga pergi ke kamar untuk berganti pakaian untuk dipakai acara ulang tahun nanti

***

Selang beberapa jam kemudian tamu-tamu mulai berdatangan menghampiri acara ulang tahun Rendy

Banyak dari mereka merupakan orang berdarah biru. Mulai dari seorang pejabat sampai dengan seorang aktor atau aktris papan atas juga ada. Mereka semua juga banyak yang memakai pakaian mewah, perhiasan mencolok dan masih banyak lagi

Jonathan dan Rose yang sedang menggendong Rendy menghampiri para tamu dan menyapa mereka. Mereka turut senang karena tanpa sadar Rendy sudah menginjak 1 tahun

Rendy yang sibuk berada di gendongan Rose terus menggeliat ingin turun menghampiri kue tart yang terletak di ujung sana. Rose yang tidak tahan dengan tingkahnya langsung menurunkannya dan membawa Rendy ke tempat kue tart berada dan meninggalkan Jonathan dengan para tamu

Salah satu tamu yang melihat Rendy sedari tadi tak mengucapkan apapun dan hanya bisa mengayunkan tangannya bertanya pada Jonathan

"Jon! Apa Rendy belum bisa bicara? " tanyanya penasaran

"Entahlah, sejauh ini sih belum"

"Anakku saja umur 1 tahun sudah bisa ngomong, meskipun cuma bisa manggil mama"

"Aku tak tahu, mungkin dia bicaranya sedikit terlambat" ujar Jonathan dengan perasaan bingung

"Ya mungkin sih.., tapi anehnya kulihat cara anakmu bertingkah dia seperti orang gagap. Aku bukan menjelekkanmu ya, tapi memang itu yang kulihat"

Jonathan mendengar itu langsung menutup matanya, menahan amarah karena anak kesayangannya diejek seperti itu. Tetapi tamu tersebut melanjutkan bicaranya

"Sebaiknya coba kamu periksakan dia ke dokter, takutnya ada yang salah dengan anakmu. Kalau ternyata dia beneran gagap apa kau tak malu?, imagemu sebagai pianis terkenal tercoreng hanya karena anakmu gagap"

Jonathan benar-benar menahan amarahnya dalam hati dan menjawab tamu tersebut dengan ramah meskipun dalam hatinya ia masih sangat marah

"Terimakasih atas sarannya, aku akan mencoba memeriksakan anakku seperti yang kau bicarakan tadi" jawabnya dengan setengah hati

"Hm.., bagus ku doakan supaya tidak ada kelainan apa-apa ya"

"Kalau begitu permisi aku tinggal menemani istriku dulu"

"Ck!?" Gerutu Jonathan dan dia pun berbalik pergi meninggalkan para tamu tadi dan menghampiri istri anaknya yang sudah berada di depan kue tart

Sampai ketemu bab selanjutnya








THANKS, I know... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang