Bab 3

2 0 0
                                    

Acara ulang tahun Rendy berjalan dengan lancar. Tidak ada hambatan sama sekali. Proses tiup lilin dan potong kue juga berjalan lancar.

Setelah acara potong kue selesai, para tamu dipersilahkan menikmati hidangan yang telah disajikan oleh para asisten Jonathan

Diujung pesta Jonathan menyuruh asistennya untuk menyiapkan pianonya, dia ingin membawa Rendy dan memainkan piano didepannya

Dirasa piano sudah siap Jonathan mulai menggendong Rendy dan membawanya ke tempat piano berada. Lalu meletakkan kursi dan menaruh Rendy disebelahnya

Rendy yang penasaran hanya diam tak berkutik dengan mata berkedip-kedip kagum melihat piano besar sekali sebesar lemari kaca dengan nuansa warna putih bersih dan tuts piano yang tertata rapih

Jonathan berjongkok menatap Rendy dengan penuh kasih sayang dan memegang tangan mungilnya sambil mengucapkan selamat ulang tahun

"Selamat ulang tahun..anak kesayangan ayah.."

"Ayah ingin Rendy mau dengerin ayah main piano sebagai hadiah Rendy hari ini, ini hadiah special loh" Jonathan mengatakan itu sambil tertawa ringan

Setelah itu Jonathan pun duduk disebelah Rendy, merapihkan bajunya dan bersiap memainkan piano yang ada didepannya

Jari-jari Jonathan mulai menyentuh tuts piano dan memainkan lagu William Tell Overture - Gioachino Rossini

Alunan musik dari piano mulai terdengar sampai sepehunjung ruangan. Saat mendengarkan suaranya terdengar tenang dan tentram

Para tamu yang mendengar suara itu langsung mencari sumber suara dan mendekatinya dan berjejer ramai. Menonton sosok Jonathan yang ahli memainkan piano dengan epik

Rendy masih terpukau dengan apa yang ada didepan terkadang ia juga menatap ayahnya dan berjingkrak seolah dia senang dengan suara piano yang dihasilkan oleh Jonathan

Jonathan yang dalam mode profesional dia sangat tampan dan gagah di saat bersamaan. Membuat semua orang terpukau tak terkecuali istrinya Rose. Tak terkejut bila dia menyukai sisi Jonathan yang seperti ini

Permainan piano Jonathan pun selesai semua orang bertepuk tangan. Rendy yang bengong dengan keadaan mulut terbuka kemudian tepuk tangan dengan raut wajah menggemaskan

Jonathan langsung berdiri dan membungkuk hormat kepada semua tamu. Semua orang bersorak ria

Rose menghampiri Jonathan dan menyanjungnya

"Kau sangat hebat tadi, mas"

"Memang aku hebat siapa lagi kalau bukan Jonathan Agung Setyo.."

Rose langsung menyikut perut Jonathan "Jangan bikin malu! " yang dimarahi cuma tertawa dengan polosnya

Acara ulang tahun telah selesai. Semua tamu mulai pergi satu-persatu. Jonathan dan Rose yang sedari tadi diam mulai membantu asisten membersihkan sisa-sisa bekas acara

Tak lama kemudian Rendy yang sedari tadi di pangku neneknya tertidur pulas. Rose yang melihat itu langsung mengambil Rendy dari ibunya

"Sini bu, aku akan menidurkan Rendy dikamar"

***

Taman Bermain

Di hari minggu pagi yang cerah. Rendy dan Rose pergi ke taman bermain dekat rumah mereka. Karena Jonathan sedang ada latihan untuk acara di teater

Mereka berdua pergi berjalan kaki dengan Rendy yang berada di kereta bayi. Menyusuri kompleks perumahan yang mereka berdua lewati

Sampai di tujuan Rose pergi ke gazebo taman bermain untuk sekedar istirahat. Rendy yang berada di kereta bayi ingin segera turun bermain di taman

Di taman banyak sekali anak-anak seumuran Rendy bermain dengan riang gembira. Ibu mereka juga mendampingi mereka bermain

Rose melepaskan ikatan pada kereta bayi Rendy dan menurunkannya. Mengajaknya bermain bersama teman-teman yang lainnya

Rendy sangat senang dia sampai berjalan tergesa-gesa dan Rose sampai hampir berlari mengejarnya

"Sayang.., pelan-pelan jalannya! "

"Hwa! Hwa! "

Akhirnya Rose dapat menangkap tangannya dan mengajaknya berjalan dengan hati-hati.

Dia membawa Rendy bermain macam-macam mainan yang berada disitu.

Tak lama kemudian ada teman lama Rose yang juga mengantarkan anaknya bermain mulai menyapa dirinya

"Hey!?, Rose bukan? "

Rose kebingungan dia tak mengenal sama sekali orang yang ada didepannya "Iya, maaf siapa ya? "

"Aku Shelyn teman SMA. Apa kau tak ingat? " jelasnya mengingatkan Rose lagi.

Rose mulai berpikir mengingat lagi siapa teman SMA-nya yang mempunyai nama Shelyn. "Shelyn..., oh... Shelyn Kirana yang suka nangis waktu pelajaran matematika? "

"Iya.., itu kau ingat" lirik Shelyn

"Haha.., maaf aku sempat terkejut melihatmu, kau agak berbeda dari yang ku bayangkan"

Mereka berdua akhirnya mengobrol panjang lebar. Mengobrol masa-masa saat sekolah dulu dan melupakan anak-anak mereka. Rendy yang sedari tadi digandeng Rose berusaha melepaskan tangannya karena ingin pergi bermain sendiri

Tiba-tiba tangan Rendy yang semula digandeng terlepas dan Rendy pergi ke tempat bermain sendiri. Rose yang ceroboh tak mengetahui bahwa anaknya pergi sendiri

Rendy berjalan dan menemui teman-teman yang lain. Dia juga sempat terjatuh saat berjalan tapi ia tetap berdiri dan berjalan lagi. Dia berjalan dengan polosnya dan bermain dengan teman-temannya.

Tak berselang lama Rendy yang bosan ingin kembali ke tempat ibunya.
Di tengah perjalanan dia melihat seekor kucing. Karena bayi suka penasaran, dia mencoba memegangnya. Lalu kucing itu pergi ke arah lain. Rendy terus mengikutinya, tanpa sadar ia tak lagi berjalan ke tempat bermain, melainkan berjalan ke arah jalan raya.

Rose yang masih asik mengobrol tak memerhatikan anaknya. Sampai Rendy sudah sampai di jalan raya.

Dari arah berlawanan ada satu sepeda motor yang melaju kencang. Rendy tanpa sadar masih tetap berjalan, orang yang mengendarai sepeda motor langsung terkaget dan menyerempet Rendy

Akhirnya Rendy terkapar dipinggir jalan samping kepala terbentur trotoar dan darah keluar deras dari kepalanya. Orang lain yang melihat kejadian itu langsung mencari Rose dan memberi tahunya bahwa anaknya kecelakaan.

Rose terkejut, dia merasa bersalah. Tanpa pikir panjang dia langsung pergi kearah kejadian dan menghampiri Rendy

Dia menangis seseggukan melihat keadaan anaknya. Meminta bantuan orang-orang untuk segera menelepon ambulan

Dirinya masih sangat bersalah karena bisa seceroboh ini dan tidak bisa memaafkan dirinya sendiri atas kejadian ini





THANKS, I know... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang