6: Naruhina #5 END

572 26 0
                                    



Di kantin sekolah, Naruto beserta teman-temannya duduk ditempat mereka biasa duduk, tipikal tempat favorit senior angakatan atas.

Saat ia sedang bercengkerama, pandangannya tidak sengaja tertuju pada Hinata, yang sedang menuju tempat pemesanan makanan.

Di depan Hinata ia juga melihat seseorang yang sangat familiar kakaknya, Karin Uzumaki, yang sedang mengajak temannya berbincang santai. Momen itu membuat Naruto merasa jantungnya berdegup kencang, seolah saat-saat berharga ini adalah kesempatan yang tidak ingin ia lewatkan.

Naruto berdiri menuju tempat gadisnya berada, ya gadisnya yang baru dia sadari keberadaannya belum dari dua minggu yang lalu.

Tersenyum lembut melihat sosok yang berdiri di samping Karin. Hatinya berdebar, seolah tidak sabar untuk berbincang dengan gadis yang selama ini mengisi pikirannya. Saat dia semakin mendekat ke arah Hinata, jantungnya semakin berdegup kencang.

"Hinata," sapa Naruto, mencoba terdengar santai meskipun di dalam hatinya bergejolak.

"Kau terlihat cantik hari ini." Suara Naruto mengalun lembut, tetapi rasa gugup tetap menghantuinya.

Hinata menunduk, wajahnya memerah saat mendengar pujian itu. "Terima kasih, Naruto. Aku... aku baru saja selesai dari kegiatan lab di kampus," jawabnya dengan suara lembut, berusaha mengumpulkan keberanian untuk berbicara lebih banyak. Dalam hatinya, dia merasa beruntung bisa berhadapan langsung dengan Naruto, meskipun rasa canggung masih menyelimuti.

Karin, yang menyadari keberadaan adiknya mau tidak mau ikut memperhatikan interaksi mereka, tidak bisa menahan senyumnya.

"Hai, kalian berdua. Aku lihat sepertinya kalian dekat ya? Naruto kenapa kamu tidak memberitahu mama tentang pacarmu?", Karin tersenyum Jahil.

" Ups maaf, Ini saat yang tepat untuk berbincang ya haha. Hinata, bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu." Karin berusaha mendorong kedekatan di antara mereka dengan penuh dukungan.

"Baik, Karin. Terima kasih," kata Hinata, merasa sedikit lebih nyaman saat mendengar suara akrab dari kakak Naruto. "Aku baru saja menyelesaikan tugas akhir, jadi cukup sibuk."

Naruto dengan wajah jengkelnya memandang ke arah kakaknya, " Ini bukan urusanmu, nanti aku akan urus hal ini ke papa dan mama".

Refleks tangannya sangat baik, Naruto tanpa canggung menggenggam lengan hinata dan menariknya lembut, "Ayo Hinata kita pergi dari nenek penyihir berambut merah itu".

"Hei Naruto, kenapa kau kurang ajar pada kakak mu ini, Hei!".

Suara Karin semakin terdengar samar-samar ketika mereka berdua berlari, lebih tepatnya Hinata yang berlari mengikuti langkah kaki Naruto yang panjang dan berjalan dengan cepat.

[]

Kini mereka berada di koridor kampus, ditengah student corner yang dikelilingi tanaman yang rimbun, suasana terasa sangat sejuk.

Naruto seketika ada ketegangan di udara. Tersadar ia kemudian melepas lengan Hinata. "Maafkan aku Hinata, kamu pasti merasa risih".

Hinata tersenyum lembut, menyembunyikan pipinya yang mungkin sudah sangat merah.

"Tidak apa-apa Naruto".

"Aku bahkan merasa sangat senang" cicit Hinata, suaranya terdengar gagap dan sangat pelan. Sungguh dia merasa sangat malu sekaligus senang, rasanya seperti mimpi.

Naruto berusaha untuk memecah kebisuan. "Kau masih suka melihat pertandingan basket, kan, Hinata? Aku masih ingat waktu itu... saat kau melihatku bermain di lapangan."

Naruto Hinata: A Part Of Konoha GirlxBoy lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang