Mereka semua sudah pulang kembali dari karaoke, setuju untuk menginap di apartemen Sakura. Suasana penuh tawa dan keceriaan, membuat Hinata merasa sedikit lebih ringan meski hatinya masih dipenuhi keraguan.
"ANJIR, saraa cabai komen di akunnya Naruto!" teriak Ino yang sedang membuka akunnya. Dia menunjukkan tweet dari Naruto dengan ekspresi campur aduk antara kaget dan penasaran.
Sakura yang duduk di sampingnya langsung meraih handphone Ino. "Mana sini aku liat akunnya saraa!" katanya, antusias. Ia membuka akun Sara dan mulai membaca setiap tweet dengan saksama.
Setelah beberapa detik, wajah Sakura berubah menjadi penuh keheranan. "LAH??? Sejak kapan anak dua itu jadian??" tanyanya, suaranya bergetar dengan ketidakpercayaan. Dia segera menyembunyikan layar handphone dari Hinata, berusaha menjaga perasaan sahabatnya yang terlihat lesu.
"Anjir, gak mungkin itu! Hinata-chan pasti si Sara buat-buat doang bionya seperti itu. Kan kamu yang bilang kalau dia ditolak Naruto-kun!" Ino berusaha menyemangati Hinata yang semakin murung, mencoba mengalihkan perhatiannya dari kenyataan pahit tersebut.
"Tenang saja, Hinata-chan. Nanti aku kasih tendangan ke rambut kuning itu!" Tenten menyela dengan semangat, merangkul pundak Hinata. "Nanti aku smackdown dia, hehe! Gini-gini, kayaknya aku lebih jago deh daripada Naruto."
Hinata menggeleng pelan, merasa lebih baik mendengar suara sahabatnya. "Gapapa, itu emang aku yang payah tidak mau berani bilang ke Naruto-kun. Hehe, gapapa kok kalau emang Naruto udah ada pacarnya." Ia berusaha menyemangati dirinya sendiri meski hati dan pikirannya masih penuh kebimbangan.
Di tengah obrolan mereka, Ino tiba-tiba melihat pesan di chat dari kekasihnya. "Guys, katanya Sai pas kelas tadi disusul sama Kak Neji, dimarahin katanya," katanya sambil menunjukkan layar chat kepada teman-temannya.
"Eh, jangan-jangan tadi Neji nii nyamperin Sai-kun karena mau marahin dia. Kasian padahal Sai-kun enggak ada salah apa-apa," tambah Hinata dengan perasaan bersalah yang menggelayuti hatinya. Ia merasa tertekan karena semua ini mungkin terjadi karena ketertarikan yang ia pendam terhadap Naruto. "Aku takut Naruto-kun tahu deh kalau aku suka sama Naruto-kun."
Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Hinata saat ia membayangkan kemungkinan terburuk—Naruto akan menolaknya dan bersikap seolah Hinata tidak ada di dunia ini. Pikiran itu begitu menyakitkan, dan ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika itu benar-benar terjadi.
"Tenang, Hinata. Kita akan cari cara untuk membuatmu lebih kuat dan percaya diri," kata Ino, berusaha memberikan semangat. "Kita tidak akan membiarkan satu tweet dari Sara merusak harimu!"
Walaupun dukungan teman-temannya membuat Hinata merasa sedikit lebih baik, rasa takut dan keraguan masih menghantuinya. Ketidakpastian tentang perasaannya dan apa yang akan dilakukan Naruto sangat membebani pikirannya.
Setelah beberapa lama berbincang, Sakura mencoba mengalihkan perhatian mereka dengan mengusulkan permainan. "Ayo kita main game! Kita bisa main truth or dare! Ini bisa jadi cara untuk membuat kita lebih dekat dan melupakan masalah sementara," ujarnya, berharap dapat membangkitkan semangat teman-temannya.
"Setuju!" seru Tenten. "Ini pasti seru! Aku sudah tidak sabar!"
Hinata yang awalnya ragu, akhirnya setuju juga. Momen kebersamaan ini mungkin bisa membantu mengalihkan pikirannya dari Naruto dan semua kerumitan yang mengikutinya. Sambil tertawa dan saling tantang, mereka mulai bermain game tersebut, melupakan sejenak kesedihan dan ketidakpastian yang menyelimuti hati Hinata.
"To be continued..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Hinata: A Part Of Konoha GirlxBoy life
FanficKonoha girls dan boys #1 Pairing: SasuSaku NaruHina ✅️ SaiIno ShikaTema NejiTen Enjoy🥰 ▶️ Start 30 November 2022