1

365 24 2
                                    

Setiap hal yang bernyawa di dunia ini, pasti akan mengalami kematian. Dan kematian merupakan misteri dunia ini. Tidak ada yang tahu kapan ia akan datang menghampiri. Dan ketika kematian itu datang, akan meninggalkan luka dan ceritanya di dunia ini.

Pagi ini, pagi yang seharusnya menjadi pagi yang cerah disertai dengan semangat yang membara. Namun, semua itu sirna seketika kala Sakusa Kiyoomi yang merupakan salah satu anggota dari tim voly Jepang MSBY Black Jackals mendapatkan sebuah kabar buruk.
Seseorang yang sudah bersamanya selama 4 tahun ini menjadi salah satu korban dari kecelakaan hebat hingga harus koma di rumah sakit. Yang mana seharusnya hari ini mereka berdua bersama MSBY bertanding melawan tim voly lain dalam putaran final.

Sosok yang tengah berjuang hidup dan mati itu tak lain tak bukan adalah kekasih Sakusa yang juga merupakan anggota tim MSBY. Miya Atsumu namanya. Setter terbaik yang bergabung dengan tim MSBY bersama Sakusa dan yang lainnya. Namun malang nasib Atsumu kali ini, saat dia sedang dalam perjalanan menuju ke tempat pertandingan, kereta yang ia tumpangi mengalami kecelakaan hebat hingga membuatnya menjadi korban dalam kejadian itu dengan menderita luka parah sampai mengakibatkan dirinya koma.

Mendengar kabar buruk itu, Sakusa yang sudah ada di lokasi pertandingan tanpa pikir panjang langsung menuju ke rumah sakit tempat Atsumu dibawa. Kabar ini tentu saja menghebohkan seluruh orang yang hadir di pertandingan voly itu terutama anggota tim MSBY. Pasalnya, Atsumu adalah setter terbaik mereka dan Sakusa akan menjadi pemain terbaik mereka jika sudah berkolaborasi dengan Atsumu.
Namun kejadian tak terduga ini membuat pelatih MSBY dengan berat hati harus menggantikan posisi Sakusa dan Atsumu. Dan setelah melakukan perundingan mendadak yang agak sengit, mereka memutuskan dengan berat hati bahwa MSBY akan tetap bertanding meski tanpa dua jagoan mereka. Dan selama pertandingan berlangsung, tim MSBY berusaha tetap fokus dalam pertandingan itu meski hati mereka semua tidak tenang.

Lalu, disinilah Sakusa sekarang. Dia melihat kondisi Atsumu yang sudah terbaring dengan beberapa alat medis dan kabel yang menempel di tubuh padat itu, di dalam sana juga ada seorang dokter dengan dua orang perawat. Sakusa sendiri hanya bisa melihat Atsumu dari jendela kecil yang ada di pintu ruangan. Dia tidak diijinkan untuk masuk. Dan itu semakin membuat Sakusa tidak tenang.


Beberapa puluh menit telah berlalu, dan itu merupakan waktu terlama yang pernah Sakusa rasakan selama hidupnya ini. Menunggu kekasihnya dalam kondisi cemas begini benar-benar menguras tenaga dan emosinya. Sejak tadi dia juga mondar-mandir demi mengurangi gelisahnya.

Cklek!

Pintu itu terbuka, seorang dokter dan dua perawat keluar dari dalam ruangan tempat Atsumu dirawat. Sakusa dengan sangat cepat segera memberondong Sang Dokter dengan berbagai pertanyaan. Melihat kondisi Sakusa yang sangat panik, dokter tersebut berusaha menenangkan Sakusa terlebih dahulu. Beliau mengajak Sakusa untuk duduk. Dan setelah dirasa Sakusa sedikit tenang, dokter itu kemudian mulai menjelaskan keadaan Atsumu pada Sakusa.
"Jadi ku harap, Anda bisa mengikhlaskan ini semua." ucap sang dokter.
Kedua bola mata Sakusa membulat sempurna setelah mendengar penjelasan dokter itu.
"Kami sudah berusaha semampu kami. Namun Tuan Miya Atsumu sepertinya--"
"Tidak! Dia akan bangun! Dia akan bangun untuk ku! Meski dia cacat sekalipun, dia akan tetap bangun! Atsumu tidak akan meninggalkanku!"

Sakusa sontak berdiri, dia membuka pintu ruangan itu dengan kasarnya dan sekuat tenaganya. Dokter yang melihat hal itu tentu saja berusaha untuk menarik kembali Sakusa namun sayangnya gagal.
"Atsumu!" panggil Sakusa keras. Kedua matanya melihat Atsumu yang kini menutup kedua matanya dengan kondisi badan yang memang parah dan penuh luka serta lebam. Suara alat rekam jantung juga menjadi pengiring setiap kali Sakusa bersuara untuk berusaha membangunkan Atsumu. Sakusa sudah frustasi.
"Sakusa-san, tolong hentikan ini." pinta dokter itu pada Sakusa. Dia berusaha menghentikan Sakusa yang masih gigih untuk membangunkan Atsumu. Yang mana, sesungguhnya suara pada alat rekam jantung itu sudah menandakan bahwa detak jantung pasien sudah sangatlah lemah.
"Miya Atsumu! Bangun! Bangun kataku! Buka matamu itu! Jangan bercanda padaku!" ujar Sakusa yang mulai kesetanan.

Kedua mata Sakusa sudah mulai basah akan air mata yang sejak tadi dia tahan. Logikanya sebenarnya sudah paham bahwa sebenarnya Atsumu tidak akan selamat karena lukanya sangat parah dan fatal. Namun hatinya tidak bisa menerima hal itu karena dia sangatlah mencintai Atsumu. Atsumu adalah dunianya, segalanya dalam hidupnya. Sakusa dan Atsumu juga sudah berjanji bahwa setelah pertandingan final musim panas ini selesai dan tim mereka menang, mereka akan bertunangan setelahnya.
"Atsumu! Atsumu buka matamu!"
"Sakusa-san, sudahlah." ucap dokter dengan lirih. Melihat kondisi Sakusa yang semakin kesetanan ini membuatnya prihatin. Akan tetapi, beliau juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Atsumu. Dan jika Tuhan berkehendak lain, maka Tuhan jauh lebih berkuasa atas segalanya.

"Atsumu!"

Sedetik setelah Sakusa kembali meneriakkan nama Atsumu, alat rekam jantung itu membunyikan suara dengungan yang panjang dengan monitor yang menggambarkan garis lurus. Detak jantung pasien, sudah tidak ada saat itu juga.

"Tidak mungkin." lirihnya.

Perlahan menyadari akan hal itu, Sakusa lalu meraung semakin keras saat dirinya tahu bahwa Atsumu Miya sudah menghembuskan napas terakhirnya. Tubuh Sakusapun roboh, jatuh berlutut di samping ranjang Atsumu sambil masih meraung berusaha kembali menggapai Atsumu yang kini sudah pergi.
Sakusa menangis pilu sejadi-jadinya sekarang, yang mana tangisan Sakusa saat ini justru bertepatan dengan kemenangan timnya di lapangan pertandingan sana.
Pertandingan final musim panas, dimenangkan oleh tim voly MSBY Black Jackals.

Angan tinggal angan.
Harapan hanya harapan.
Sementara mutlak adalah kehendak Tuhan.




...
-Tbc-

SERANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang