Kata seharusnya memanglah tidak ada artinya jika apa yang akan disarankan sudah terlanjur terjadi. Benar begitu bukan?
Dunia ini menyimpan banyak sekali kejutan yang terkadang mampu membuat luka yang begitu dalam. Sakusa tak pernah menyangka hidupnya akan jadi seperti ini. Apa yang sudah dia rencanakan selama ini tiba-tiba runtuh begitu saja dalam sekejap.
Dia tidak bisa melawan takdir Tuhan. Dia tidak bisa melawan kematian Atsumu. Seluruh rekannya menguatkan dirinya. Adik kembaran Atsumu juga sama terpukulnya atas kejadian yang menimpa kakaknya. Kini Osamu Miya menjadi anak tunggal, itu akan menjadi luka seumur hidupnya. Sama seperti Sakusa, dia juga kehilangan setengah dari dirinya.Seluruh kalimat penguat yang terucap dari rekan-rekan MSBY dan rekan tim voly lain itu terdengar hanya seperti angin lalu bagi Sakusa. Hatinya sudah hancur berkeping-keping sampai tak tersisa lagi. Dunia Sakusa menggelap seketika mulai saat itu. Mataharinya sudah pergi, selamanya.
Satu per satu orang mulai beranjak dari makam Atsumu. Menyisakan beberapa orang disana. Mereka adalah dua anggota MSBY, Bokuto Koutaro dan Hinata Shoyo. Kekasih Bokuto, Akaashi Keiji. Mantan kapten Inarizaki, Kita Shinsuke. Kekasih Osamu Miya, Suna Rintarou. Dan terakhir tentu saja adik dari Atsumu, Osamu Miya.
"Sakusa, tak perlu menahan kesedihanmu." ucap Kitashin. Dia menotis Sakusa yang berusaha mati-matian untuk menenangkan dirinya sendiri dalam diam.
"Sakusa-san." lirih Hinata. Kedua mata anak jeruk itu sembab karena dia terus saja menangis sejak awal dia baru mendapat kabar tentang kematian Atsumu.
"Bisa-bisanya dia pergi begitu saja." ucap Osamu. Dia benci takdir ini. Takdir yang merenggut nyawa kakaknya yang masih muda. Osamu masih ingin membuatkan banyak onigiri untuk Atsumu. Namun Tuhan malah sudah memanggilnya untuk pulang.Satu per satu dari mereka juga mulai berpamitan, tak lupa mereka juga mengajak Sakusa untuk kembali. Menyarankan pria itu untuk pulang dan istirahat. Badannya pasti sangat lelah namun tak terasa. Tapi, Sakusa menolak semua ajakan pulang itu. Dia masih ingin disini, di depan nisan Atsumu.
Hingga kini, hanya tersisa Suna, Osamu dan juga Sakusa disana. Air mata Sakusa kembali menetes saat dia merogoh saku jasnya. Dia menarik sebuah kotak putih dari dalam sakunya itu.
Ya, itu adalah kotak cincin. Cincin yang seharusnya kini Sakusa sematkan di jari manis Atsumu. MSBY sudah menang pertandingan, seharusnya mereka bertunangan. Bukan malah melakukan pemakaman.
"Kau tidak pernah ingkar janji selama bersama ku, Atsumu. Namun baru sekali ini kau ingkar janji dan aku tidak bisa meraihmu untuk kembali." lirih Sakusa. Dia menatap kotak cincin itu sendu.
"Apa dosaku hingga Tuhan tak membiarkanku untuk bahagia bersamamu?" lanjut Sakusa.
Osamu yang mendengar rintihan pilu Sakusa itu hanya menggigit bibir bawahnya untuk menahan kesedihannya.Suna yang paham akan gelagat Osamu itu kemudian merangkul pundak kekasihnya. Membuat kepala Osamu untuk bersandar di bahunya. Dan saat itu juga, Osamu menangis meraung menumpahkan semua kesedihannya. Kesedihan yang sejak tadi dia tahan agar tidak terlalu meluap-luap menguasai emosinya. Dans sekarang, semua pertahanan Osamu runtuh.
"Kakak!! Atsumu!!" raung Osamu dalam pelukan Suna. Dia menangis sejadi-jadinya. Kini dia benar-benar hidup sebatang kara setelah sepeninggal kakaknya. Osamu Miya, kini hanya memiliki Suna Rintarou sebagai teman hidupnya.
"Osamu." lirih Suna. Meski Suna terlihat seperti orang yang tidak peduli di depan semua orang, namun sejujurnya dia adalah orang yang paling peduli terhadap Osamu. Osamu adalah segalanya bagi dirinya.
"Sakusa, aku akan membawa Osamu pulang dulu untuk menenangkannya. Aku tidak ingin dia semakin menjadi-jadi disini. Sebaiknya kau juga segera pulang. Sebentar lagi turun hujan." ucap Suna.Suna kemudian membawa Osamu untuk pulang. Meski awalnya Osamu menolak, namun Suna dengan tenang menjelaskan maksudnya. Hingga akhirnya Osamu menurut pada Suna untuk pulang.
Kini Sakusa benar-benar sendirian disana. Dia masih setia memandangi nisan Atsumu di depannya itu. Hatinya masih berat jika harus meninggalkan makam Atsumu sekarang. Dia tidak peduli jika kini langit sudah mulai menggelap dan mulai turun rintik hujan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERANA
Fanfiction"Dia kembali, namun aku yang memaksanya untuk tetap disini bersamaku." Sakusa Kiyoomi